commit to user farmakokinetik obat dalam tubuh. Alat yang digunakan dalam uji ini adalah
model USP XXIII tipe dayung yang mencakup monografi volume yang dipakai, kecepatan rpm dan batas waktu Lachman, 1994. Alat uji disolusi
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alat Disolusi a Tipe Dayung, b Tipe Keranjang Martin dkk, 2008
2. Sediaan Lepas Lambat
Bentuk sediaan konvensional dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya tablet lepas
lambat dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat. Beberapa bentuk
sediaan padat dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain dirancang untuk
melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat Ansel, 1989.
commit to user Kebanyakan bentuk sustained release dirancang supaya pemakaian satu
unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakainya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara
berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk memlihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang,
biasanya 8 sampai 12 jam. Keunggulan tipe bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit
dosis Ansel, 1989. Profil kadar vs waktu antara bentuk sediaan konvensional dengan sediaan sustained release dapat dilihat pada Gambar 2.
MTC
MEC
Gambar 2. Profil kadar obat vs waktu yang menunjukkan bentuk sediaan konvensional dan sediaan sustained release Ansel, 1989
Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk sediaan kovensional menurut Ansel 1989 adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah b. Mengurangi frekuensi pemberian
c. Meningkatkan kepatuhan pasien d. Mengurangi efek samping yang merugikan
e. Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan 10
commit to user Sedangkan kelemahan sediaan lepas lambat menurut Siregar dan Wikarsa
2010 diantaranya adalah: a. Biaya sediaan lepas lambat pada umumnya lebih mahal dibandingkan sediaan
konvensional. b. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat lepas
secara cepat. c. Tidak semua jenis zat aktif sesuai dengan sediaan formulasi lepas lambat.
d. Pemberiaan sediaan lepas lambat tidak memungkinkan penghentian terapi dengan segera.
e. Sediaan lepas lambat yang cenderung tetap utuh dapat tersangkut pada suatu tempat di sepanjang saluran cerna.
Teknologi yang sering digunakan dalam formulasi tablet lepas lambat menurut Siregar dan Wikarsa 2010 adalah:
a. Sistem matriks Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan
dalam pembuatan tablet lepas lambat. Bahan aktif didispersikan secara homogen di dalam pembawa. Bahan pembawa yang sering digunakan dapat
digolongkan menjadi bahan pembawa tidak larut air bersifat lilinwax dan hidrofilik pembuatan gel. Campuran tersebut kemudian dicetak menjadi tablet.
b. Penyalutan Teknologi penyalutan sering digunakan pada bahan aktif berbentuk serbuk,
pellet mengandung bahan aktif atau tablet. Lapisan penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk larutan. Penyalutan
11
commit to user serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi, antara
lain menggunakan teknik koaservasi atau pemisahan fase dengan polimer larut air atau teknik polimerisasi pada antar permukaan antara larutan bahan
aktif dalam pelarut organik dan larutan monomer dalam pelarut air.
3. Matriks