commit to user serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi, antara
lain menggunakan teknik koaservasi atau pemisahan fase dengan polimer larut air atau teknik polimerisasi pada antar permukaan antara larutan bahan
aktif dalam pelarut organik dan larutan monomer dalam pelarut air.
3. Matriks
Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat. Bahan aktif didispersikan
secara homogen di dalam bahan pembawa tidak larut air bersifat lilinwax dan hidrofilik yang dikempa. Sistem ini mampu mengembang, diikuti oleh erosi
bentuk gel dan terdisolusi dalam media air. Matriks digolongkan menjadi 3 karakter Lachman dkk, 1994 yaitu:
a. Matriks tidak larut, inert Matriks jenis ini telah digunakan sebagai dasar untuk banyak
formulasi di pasaran. Tablet yang dibuat dari bahan-bahan ini didesain untuk dimakan dan tidak pecah dalam saluran cerna. Pelepasan obat
tergantung kemampuan medium air untuk melarutkan channeling agent sehingga membentuk matriks yang porous dan berkelok-kelok.
Partikel obat terlarut dalam medium air dan mengisi porous yang dibentuk channeling agent, berdifusi keluar dari matriks. Contoh matriks
inert antara lain adalah polietilen, polivinil klorida, kopolimer metil akrilat, metakrilat, etilselulosa EC.
b. Matriks tidak larut, terkikis Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi.
12
commit to user Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam stearat, stearil
alkohol, dan polietilen glikol. c. Matriks hidrofilik
Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Matriks hidrofilik
diantaranya adalah metil selulosa, hidroksietil selulosa, hidroksipropil metilselulosa, natrium karboksimetilselulosa, natrium alginat, xanthan gam
dan karbopol. Bila bahan-bahan tersebut kontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan
mengalami erosi sehingga menjadi terlarut Collett Moreton, 2002.
4. Pemerian Bahan
a. Teofilin Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung
tidak kurang dari 97,0 dan tidak lebih dari 102,0 C
7
H
8
N
4 2
, dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak
berbau, rasa pahit, stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Secara teoritis panjang gelombang
maksimum toefilin adalah sebesar 272 nm Anonim, 1995. Struktur molekul teofilin dapat dilihat pada Gambar 3.
13
commit to user
Gambar 3. Struktur Molekul Teofilin Anonim, 1995
Teofilin termasuk kedalam golongan metilxantin dengan mekanisme yaitu menginhibisi fosfodiesterase yang kemudian meningkatkan cAMP,
dan inhibisi influks ion kalsium ke dalam otot polos Sukandar dkk, 2008. Efek samping dari teofilin yaitu gangguan gastrointestinal, stimulasi
berlebihan pada SSP, dan vertigo. Contoh tablet teofilin lepas lambat di pasaran yaitu Euphyllin retard dengan dosis anak 6-12 th 125 mg 1 x
sehari, dewasa 250 mg 1 x sehari Anonim, 2010. Teofilin dapat diberikan dengan cara injeksi dalam bentuk sediaan aminofilin campuran teofilin
dengan etilendiamin sehingga kelarutannya 20 kali lebih baik dibanding teofilin Anonim, 2000.
b. Laktosa Laktosa pada pembuatan tablet teofilin digunakan sebagai bahan pengisi.
Merupakan bahan penolong yang paling luas penggunaannya. Laktosa
adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat mengandung satu molekul air hidrat. Berupa serbuk atau massa hablur,
putihputih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau Anonim, 1995. Laktosa larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol 95 P dan dalam eter P Anonim, 1979.
14
commit to user c. Talk
Talk pada pembuatan tablet teofilin digunakan sebagai bahan pelicin. Talk adalah magnesiu m silikat hidrat alam, kadang-
kadang mengandung sedikit allumunium silikat. Berupa serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran,
warna putih atau putih kelabu. Talk tidak larut dalam hampir semua pelarut Anonim, 1995.
d. Magnesium Stearat Magnesium stearat pada pembuatan tablet digunakan sebagai bahan
pelicin. Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5 dan tidak lebih dari 8,5 MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Berupa
serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Magnesium stearat praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95 P dan
dalam eter P Anonim, 1979. e. Amprotab
Amprotab adalah nama dagang dari amylum manihot, yait u pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot uttilissima Pohl
Familia Euphorbiaceae. Amprotab adalah amilum protablet yaitu amilum yang dikhususkan untuk bahan tambahan dalam pembuatan
tablet. Amprotab
sebagai bahan
penghancur yang
mampu meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi kelembaban, mengembang dan
meninggikan daya pembasahan tablet atau bersifat hidrofilisasi. Berupa serbuk sangat halus, warna putih tidak berbau, tidak berasa, praktis tidak
15
commit to user larut dalam air dingin dan etanol Anonim, 1979.
f. Montmorillonit Terpilar Kitosan Montmorillonit merupakan lempung yang banyak menarik perhatian.
Hal ini disebabkan karena montmorillonit memiliki kemampuan untuk mengembang serta kemampuan untuk diinterkalasi dengan senyawa organik
Wijaya, dkk, 2004. Secara kimiawi lempung terpilar didefinisikan sebagai turunan montmorillonit yang kation-kationnya telah ditukar dengan kation-
kation berukuran besar dan kation-kation tersebut berperan sebagai pilar atau tiang di antara lapisannya. Beberapa macam kation telah dan dapat
digunakan sebagai agen pemilar antara lain: ion-ion alkilamonium, amina bisiklis dan beberapa kation kompleks. Melalui metode interkalasi dan
dengan memilih agen pemilar yang sesuai maka akan didapatkan suatu lempung terpilar yang memiliki tinggi pilar tertentu Van Olphen, 1977,
West, 1984, Yang, dkk, 1992. Interkalasi merupakan suatu proses
penyisipan atom-atom atau molekul-molekul ke dalam antarlapis material berlapis dengan tidak merusak struktur lapisan tersebut Simpen, 2001.
Pemilaran berfungsi meningkatkan basal spacing, memperluas permukaan dan pori dari montmorillonit Wijaya dkk, 2002.
Dengan metode pertukaran kation, kation-kation di dalam ruang antarlapis dapat digantikan oleh kation lain. Kation-kation dalam ruang
antarlapis dapat digantikan oleh kitosan yang telah terprotonasi, sehingga kitosan dapat menginterkalasi montmorillonit dengan membentuk dua lapis.
Semakin encer kitosan yang digunakan untuk interkalasi berarti karakter 16
commit to user kitosan sebagai agregat bulk semakin kecil sehingga akan lebih mudah
untuk membuka lapisan montmorillonit dan keberadaannya di ruang antarlapis tidak sebagai gumpalan akan tetapi akan terdispersi merata seperti
film tipis. Semakin rendah berat molekulnya berarti kitosan tersebut lebih mudah larut dan karakter sebagai agregatnya bulk rendah sehingga dengan
semakin rendah berat mokekulnya maka akan lebih terdispersi merata. Semakin rendah berat molekulnya maka semakin pendek panjang rantai
karbonnya sehingga mudah larut dan mudah terdispersi merata. Perbedaan pola dispersi kitosan akan mempengaruhi sifatnya sebagai matriks obat
lepas lambat. Struktur tiga dimensi montmorillonit dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Tiga Dimensi Montmorillonit
g. HPMC Hidroksipropil metil selulosa HPMC Hidroksipropil metil selulosa merupakan bahan matriks
hidrofil yang dapat mengendalikan pelepasan kandungan obat di dalam matriks ke dalam medium pelarut. HPMC dapat membentuk lapisan
17
commit to user hidrogel yang kental viskositas tinggi pada sekeliling sediaan
setelah kontak dengan cairan medium pelarut. Gel ini merupakan penghalang fisis lepasnya obat dari matriks secara cepat Suwaldi, 1995.
HPMC dalam sediaan lepas lambat dapat digunakan sebagai bahan penyalut tablet, granul, sebagai matriks, atau kombinasi dari metode-metode tersebut.
h. Musilago amili Menurut Anonim 1929, musilago amili dibuat dengan cara mencampur 2
bagian pati gandum dengan 98 bagian air, kemudian merebus campuran tersebut dan mengaduknya hingga diperoleh masa cairan yang rata.
Musilago amili tidak boleh ada dalam persediaan karena mudah ditumbuhi oleh bakteri, sehingga harus selalu dibuat baru.
B.
Kerangka Pemikiran
Teofilin merupakan suatu sediaan obat yang digunakan untuk terapi obat asma. Asma tersendiri merupakan suatu penyakit yang sering kambuh sehingga
membutuhkan obat yang mempunyai efek terapeutik yang lama dan teofilin mempunyai waktu paruh yang relatif pendek dan indeks terapeutik yang
sempit. Oleh karena itu banyak teofilin dijadikan suatu sediaan lepas lambat, yaitu suatu sediaan yang memberikan suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal
dan diikuti pelepasan zat aktif yang lebih lambat dan konstan. Dengan sediaan lepas lambat, konsentrasi zat aktif dalam darah dapat dipertahankan dan selalu
konstan. Matriks merupakan suatu bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
sediaan lepas lambat. Matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium 18
commit to user merupakan pilaran Na-montmorillonit dengan kitosan BM medium. Na-
montmorillonit adalah suatu lempung alam yang sudah dimurnikan dan hanya mengandung mineral natrium saja. Pemilaran terjadi dengan cara kitosan
mengisi ruang yang ada di dalam Na-montmorillonit dengan menggantikan posisi natrium. Dengan adanya kitosan di dalam Na-montmorillonit akan
mengikat teofilin. Langkah-langkah penelitian dimulai dengan membuat granulasi dengan
metode granulasi basah yaitu semua bahan dicampur dan ditambahkan musilago amilli, hal ini dikarenakan adanya bahan pengikat yang dapat
membuat granul lebih kompak dan lebih baik. Granul yang dihasilkan salanjutnya diuji sifat fisis granul meliputi waktu alir, sudut diam dan
pengetapan. Pengujian sifat fisis ini bertujuan untuk mengetahui granul siap dikempa atau tidak, yang kemudian dilanjutkan pengempaan tablet dengan alat
single punch. Tablet yang sudah terbentuk diuji sifat fisis tablet dan yang terakhir diuji disolusi.
C.
Hipotesis
Berdasarkan karakteristik masing-masing bahan dapat diduga bahwa: 1.
Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat berpengaruh terhadap sifat fisis tablet teofilin.
Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat tablet teofilin dapat menghasilkan profil
pelepasan obat yang menunjukkan sediaan sustained release. 19
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN