93 Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa lingkungan sosial budaya
pengarang sebagai salah satu unsur ekstrinsik turut mempengaruhi budaya karya yang dihasilkan.
3. Lingkungan Pendidikan
Habiburrahman el-Shirazy dibesarkan dilingkungan pendidikan yang identik dengan dunia pesantren. Oleh kedua orang tuanya, ia dan kelima adiknya dikirim ke
pesantren untuk nyantri beberapa tahun. Selain itu lingkungan pendidikan tingginya di Universitas Al-Azhar, Kairo, juga berkaitan erat dengan hasil karya yang
dihasilkan.
4. Lingkungan Ekonomi
Habiburrahman el-Shirazy selain dikenal sebagai novelis, dai, dosen, dan sutradara, ternyata ia adalah seorang wirausahawan. Bersama adiknya Anif Sirsaeba
dan Budayawan Prie GS, ia mendirikan pesantren Basmala Indonesia yang berlokasi di Semarang.
Pesantren ini memiliki visi membangun kekaryaan dan kewirausahaan.
172
Salah satu bentuk wirausaha yang dikembangkan oleh Pesantren Basmala ialah dengan menghimpun karya
—karya para penulis untuk diterbitkan sendiri atau menjalin kemitraan bersama pihak kedua.
172
Lihat Selayang Pandang Tentang Ayat-Ayat Cinta dan Embrio Pesantren Basmala Indonesia
dalam Habiburrahman el-Shiraz, Ayat-Ayat Cinta, Jakarta: Republika,2008, Cet. XXXI, h. 415.
94
5. Pandangan Hidup Pengarang
Dalam berkarya setiap pengarang mempunyai pandangan hidup tersendiri. Demikian pula Habiburrahman el-
Shiraz. Ia memiliki pandangan ideal bahwa ―karya itu harus serius, harus bisa dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat, karena itu
tidak boleh sekedar karya kosong tapi mesti bermutu, berkualitas, dan bermuatan misi
“rahmatan lil „alamin”, karya itu harus membangun jiwa dan mengandung nilai kebajikan bagi manusia dan kemanusiaan seluruhnya.
173
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa dalam menulis karya sastra Habiburrahman el-Shirazy ingin memperjuangkan nilai-nilai Islam yang menjadi
rahmat bagi semesta alam. Berdasarkan misi ini dapat dipahami jika dalam banyak karyanya ia kerap menyisipkan nasihat baik yang berasal dari kisah-kisah Al-
Qur‘an maupun dari kisah-kisah pada masa Nabi dan sahabat. Kisah-kisah tersebut
disisipkan untuk menggambarkan wajah Islam yang menajdi rahmat bagi semesta alam.
173
Anef Sirsaeba El-Shirazy, Op. Cit., h. 229-230.
95
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel
Bumi Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy banyak ditujukan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antar tokoh dalam
menyikapi sesuatu. Dalam novel ini terdapat dialog antar tokoh seperti percakapan antar tokoh secara langsung maupun respon antar tokoh dalam menyikapi sesuatu.
Namun percakapan ini berbentuk tulisan sehingga lebih mudah untuk dibaca berulang-ulang.
Paragraf dan kalimat dalam sebuah novel merupakan kumpulan ide yang ingin dituangkan oleh pengarang. Interpretasi yang berbeda-beda dapat timbul karena
berbedanya kemampuan pembaca untuk melihat lebih dalam. Sehingga terkadang pesan yang disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh pembaca. Oleh
sebab itu, paragraf dan kalimat yang jelas akan lebih mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya. Pesan yang disampaikan oleh pengarang pun dapat dipahami
pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan dibalik deskripsi cerita maka dalam skripsi ini penulis akan menyampaikannya dalam bentuk potongan paragraf atau
kalimat. Adapun penjabaran nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel
Bumi Cinta
karangan Habiburrahman El Shirazy akan penulis paparkan sebagai berikut: