22 11
Abuddin Nata,
Akhlak Tasawuf
, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.
12 Habiburrahman el Shirazy,
Ayat-Ayat Cinta
, Jakarta: Republika, 2007.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.
31
Dalam pengumpulan data yang bersifat teori maka digunakan metode dokumentasi guna mengumpulkan berbagai teori dan pendapat serta
peraturan yang berlaku dari berbagai sumber tertulis seperti buku-buku, kitab-kitab, hadits, yang berkenaan dengan pendidikan akhlak terutama dalam
masalah-masalah konsepsi pendidikan Islam. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi pengamatan, interview wawancara, kuisioner
angket, dokumentasi dan triangulasi. Peneliti akan menggunakan metode dokumentasi sebagai alat pengumpul data karena penelitian ini penelitian
kepustakaan. Menurut Arikunto, Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
32
Sebagaimana Sugiono juga berpendapat bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlaku.
31
Sugiyono, Op. Cit., h. 224.
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet ke 15, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h. 274.
23 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental
dari seseorang.
33
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh bukti-bukti tertulis yang berkenaan dengan masalah yang dikaji yaitu tentang
nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel
Bumi Cinta.
4. Teknik Analisis data
Data-data yang telah terkumpul dari sumber- sumber primer maupun sekunder dengan penjelajahan study kepustakaan, diklarifikasi sesuai
dengan temanya masing- masing, diseleksi dan kemudian disusun sesuai kategori data yang telah ditentukan, sehingga memasukan dan mengeluarkan
data dari kategori dilakukan atas dasar aturan yang sesuai prosedur dan disebut dengan teknik analisis isi
content analysis
.
34
Teknik ini juga dikenal istilah
literature study
yang lazim dilakukan dalam penelitian kepustakaan.
35
Content analysis adalah analaisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Senada dengan itu Burgan Bungin
menyatakan bahwa
content analysis
adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi kesimpulan yang dapat ditiru
repliable
dan data yang shahih dengan memperhatikan konteksnya yang bertujuan memperoleh
pemahaman secara lebih tajam dan mendalam tentang permasalahan yang diteliti.
36
33
Sugiyono, Op.Cit., h. 240.
34
Masri Singarimbun, ―Tipe, Metode dan Proses Penelitian”, dalam Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1987,h. 6.
35
Rianto Adi, Metodeologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004, h. 61.
36
Burgan Bungin, Content Analysis dan focus Group Discussion dalam Penelitian Sosial, dalam
Burgan Bungin Editor, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 173.
24 Berdasarkan pada jenis data dan tujuan yang akan dicapai, maka
strategi analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis data kualitatif bersifat induktif. Analisis isi digunakan untuk melakukan analisis
terhadap nilai-nilai atau makna yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sehinggaa dari analisis tersebut dapat
ditemukan jawaban dari masalah yang diteliti yaitu nilai pendidikan akhlak. Sehingga dari analisis tersebut dapat ditemukan jawaban dari masalah yang
diteliti, yaitu ajaran pendidikan akhlak. Adapun langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: a.
Menentukan materi pendidikan sebagai objek kajian. b.
Merumuskan masalah penelitian. c.
Analisis nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung di dalam novel
Bumi Cinta,
karangan Habiburrahman El- Shirazy d.
Mengambil kesimpulan atas dasar uraian-uraian yang dikemukakan.
25
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani ―paedagogie‖ yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
37
Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan ―Education‖ yang berarti pengembangan atau
bimbingan.
38
Istilah pendidikan dalam konteks islam telah banyak dikenal dengan menggunakan terma yang beragam, yaitu at-tarbiyah, at-
ta‘lim, dan at-ta‘dib. Masing-masing istilah itu mempunyai makna dan pemahaman yang berbeda
walaupun memiliki kesamaan makna dalam beberapa hal tertentu.
39
Pertama,
At- tarbiyah artinya mendidik. Allah disebut juga Rabbi karena Ia mendidik, mengasuh,
memelihara bahkan menciptkan alam,
40
Kedua,
At- Ta‘lim artinya pengajaran
maksudnya atau penyampaian pengetahuan dan seorang kepada seorang kepada orang lain agar menjadi pandai berwawasan luas dan lain-lain.
Ketiga,
At- ta‘dib artinya membuat agar menjadi beradab. Istilah
takdib
semula berasal dari kesopanan dalam jamuan makan, akhirnya setiap kegiatan yang
bermaksud menjadikan sopan dinamakan ta‘dib.
41
37
Ramayulis Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 1994, Cet. I, h.1
38
Ibid., h.1
39
Beni Akhmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1,Bandung:CV Pustaka Setia,2009, h.40.
40
Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, h.15.
41
Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, Kalimantan:erlangga, 2010, h.14.