57 masyarakat maka seharusnya menjauhkan diri dari perbuatan
tersebut.
6. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran akhlak Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan akhlak diniah
agamaIslami mencakup berbagai aspek dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga akhlak kepada makhluk manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
benda-benda yang tak bernyawa.
107
Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Akhlak Terhadap Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai Khalik. Sikap dan perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan akhlaki. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu
berakhlak kepada Allah SWT. Karena Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna
dan mulia. Kesempurnaan dan kemuliaan itu melekat seperangkat norma hukum yang wajib dipatuhi oleh manusia, baik norma hukum yang
berbentuk perintah maupun norma hukum yang berbentuk larangan.
107
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur‟an, Bandung: Mizan, 1996, cet. III, h. 261.
58 Norma hukum adalah perintah dan larangan yang diperuntukan kepada
manusia. Sebagai contoh, sholat lima waktu dalam sehari semalam. Sholat tersebut adalah salah satu perintah dalam bentuk kewajiban yang
berlaku kepada manusia.
108
Teramati bahwa semua makhluk kecuali nabi-nabi tertentu selalu menyertakan pujian mereka kepada Allah dengan menyucikan-Nya dari
segala kekurangan.
Artinya:
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat Karena takut kepada -Nya, dan Allah melepaskan
halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan
Dia-lah Tuhan yang Maha keras siksa-Nya.
Q.S. Al- Ra‘du:
13.
109
b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Jati diri manusia sebagai makhluk yang sempurna terletak pada pembentukan karakternya berdasarkan pada keseimbangan antara unsur-
unsur kejadiannya,
yang tercapai
mengenai daya-daya
yang dianugrahkan Tuhan itu. Jati diri yang kuat serta sesuai dengan
kemanusiaan terbentuk melalui jiwa yang kuat dan konsisten serta
108
Zainudin Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 33.
109
Departemen Agama RI, Op.Cit., h. 250.
59 memiliki integritas, dedikasi, dan loyalitas tehadap Tuhan dan sesama
manusia.
110
c. Akhlak Terhadap Lingkungan