Cara Kerja PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAKAN BURUNG WALET SARANG PUTIH BERDASARKAN PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN TELUR SEMUT RANG RANG PADA FASE STARTER

commit to user 19 Timur, telur semut rang-rang Oecophyla smaragdina, aquades, HCL, dietileter, H 2 SO 4, K 2 SO 4 anhidrat , asam borat, merkuri oksida H g O, metal biru, metal merah.

C. Cara Kerja

1. Rancangan percobaan Dosis pemberian pakan pada anakan Burung Walet Sarang Putih mengacu Biro Penelitian dan Rehabilitasi Sarang Burung 1997 adalah 30 dari berat badan. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan acak lengkap RAL dengan 3 macam perlakuan dan 10 ulangan pada masing-masing perlakuan. Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok dengan perincian sebagai berikut: Perlakuan 1 : pakan 30 dari berat badan diberikan 3 kali sehari, yaitu pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB, 19.00 WIB. Perlakuan 2 : pakan 30 dari berat badan diberikan 5 kali sehari, yaitu pukul 07.00 WIB, 11.00 WIB, 12.00 WIB, 15.00 WIB, 19.00 WIB Perlakuan 3 : pakan 30 dari berat badan diberikan 7 kali perhari, yaitu pukul 07.00 WIB, 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB, 15.00 WIB, 17.00 WIB, 19.00 WIB. Perlakuan diberikan selama 21 hari pada anakan umur 1 hari. Perubahan jumlah pakan dilakukan pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke- commit to user 20 21 setelah selesai penimbangan hewan uji dengan dosis 30 dari berat badan. 2. Tahap Persiapan Pembersihan tempat kerja dan inkubator dengan disinfektan agar bebas hama dan penyakit. Anakan A. fuciphagus ditimbang terlebih dahulu dan diletakkan pada inkubator dengan kondisi terkontrol. 3. Pengukuran Berat Tubuh Pengukuran berat tubuh anakan A. fuciphagus dilakukan pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21. Pengukuran dilakukan dengan menimbang anakan A. fuciphagus dengan timbangan analitik. 4. Pengamatan Kualitas Inkubator Untuk mengetahui kelayakan inkubator bagi kelangsungan hidup anakan Walet maka dilakukan pengamatan terhadap suhu dan kelembaban setiap hari menggunakan alat hygro-thermometer, intensitas cahaya menggunakan alat lux meter, serta sterilitas terhadap hama dan predator. 5. Perhitungan Pertumbuhan Berat A. fuciphagus Pengukuran berat tubuh rata-rata anakan A. fuciphagus diukur pada awal dan akhir penelitian, berdasarkan rumus menurut Weatherley 1972: ∆W = Wt – Wo ∆W : pertumbuhan berat tubuh anakan Walet gr Wt : berat tubuh rata-rata pada akhir penelitian gr Wo : berat tubuh rata-rata pada awal penelitian gr commit to user 21 6. Perhitungan Kecepatan Pertumbuhan Bulu A. fuciphagus Pengukuran kecepatan pertumbuhan bulu dilakukan dengan mengamati dan menetapkan waktu perubahan warna kulit anakan A. fuciphagus menjadi kehitaman sebagai ciri-ciri pertumbuhan bulu Marzuki, 1997 7. Penghitungan Kelangsungan Hidup A. fuciphagus Penghitungan kelangsungan hidup anakan A. fuciphagus ada masing-masing perlakuan dengan menghitung jumlah anakan A. fuciphagus yang hidup pada awal sampai akhir penelitian dengan rumus menurut Effendie 1979. 100 x N N SR o t = SR : tingkat kelangsungan hidup Nt : jumlah anakan Walet yang hidup rata-rata pada akhir penelitian ekor No : jumlah anakan Walet yang hidup rata-rata pada awal penelitian ekor 8. Analisis Nutrisi Sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan penyiapan bahan dasar yaitu: Telur O. smaragdina segar memiliki kadar air 60-70 sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan dilakukan pengepresan. Telur O. smaragdina tersebut kemudian ditimbang seberat 20 gr dan disterilkan pada suhu 121 o C dengan tekanan 1 atm selama 15 menit. Sampel telur O. smaragdina dianalisis nutrisinya dengan metode analisis proksimat, yaitu: a. Kadar Air commit to user 22 Menggunakan metode pemanasan. Sampel ditimbang sekitar 2 gram kemudian sampel dimasukkan dalam cawan yang sudah dikatahui beratnya. Cawan yang berisi sampel dimasukkan dalam oven dan dikeringkan pada suhu 100-105 o C selama sekitar 3 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Cawan yang berisi sampel dimasukkan lagi dalam oven 100-105 o C selam 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang lagi. Langkah tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga dicapai berat yang tetap Sudarmaji dkk, 1997. Perhitungannya: 100 100 1 2 3 2 ´ - - = B B B B g g Air B 1 = Berat cawan kosong B 2 = Berat cawan dengan sampel sebelum dikeringkan B 3 = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan Sudarmaji dkk., 1997 b. Abu Dilakukan dengan menimbang abu hasil pembakaran. Sampel ditimbang 2 gram dan dimasukkan dalam cawan kemudian dibakar dengan api kecil diatas pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi. Cawan yang berisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan pada suhu 500-550 o C sampai sampel bebas dari karbon yang berwarna keabu-abuan sampai putih kemudian didinginankan dalam desikator dan ditimbang Sudarmaji dkk., 1997. commit to user 23 Perhitungannya : 100 100 1 2 3 2 ´ - - = B B B B g g Air B 1 = Berat cawan kosong gram B 2 = Berat cawan dengan sampel sebelum diabukan gram B 3 = Berat cawan dengan sampel setelah diabukan gram Sudarmaji dkk., 1997. c. Lemak Menggunakan metode Soxhlet. Sampel ditimbang 2 gram dan dimasukkan dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 30 ml HCL 8 N dan 20 ml akuades. Erlenmeyer tersebut dipanaskan dengan hot plate hingga isinya mendidih selama 15 menit dihitung mulai saat mendidih kemudian disaring dalam keadaan panas dengan kertas saring basah. Kertas saring dan residu dicuci dengan akuades sampai bebas dari asam kemudian dikeringkan dengan oven 100-105 C. Residu diekstrak dengan dietileter menggunakan alat ekstraksi soxhlet selama 2 jam. Ekstrak ditampung dalam labu yang telah diketahui berat kosongnya. Dietileter diuapkan dengan destilasi pendingin balik. Labu yang berisi lemak diangin-anginkan sampai bebas eter kemudian dikeringkan dalam oven 100-105 o C. labu yang berisi lemak dimasukkan dalam oven lagi, didinginkan dan ditimbang lagi, langkah ini dilakukan hingga tercapai berat yang tetap Sudarmaji dkk., 1997. commit to user 24 Perhitungannya: 100 100 1 2 ´ - = B B B g g lemak Kadar B 1 = Berat sample gram B 2 = Berat cawan dengan sampel sebelum diabukan gram B 3 = Berat cawan dengan sampel setelah diabukan gram Sudarmaji dkk., 1997. d. Protein Manggunakan metode Kjedahl. Sampel ditimbang 2 gram dan dimasukkan dalam labu Kjedahl kemudian ditambah 20 ml H 2 SO 4 pekat , 0,7 gH g O, dan 10 g K 2 SO 4. Sampel didestruksi dalam ruang asam dengan panas dan beberapa tetes sampai tak berasap lagi. Destruksi diteruskan dengan panas lebih tinggi hingga cairan menjadi jernih dan didinginkan. Destruat dilarutkan dengan 50 ml akuades dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam alat destilasi. Alat destilasi dihubungkan dengan penampung Erlenmeyer yang berisi 50 ml asam borat 3 dan beberapa tetes indicator campuran metil biru dan metil merah dengan perbandingan 1:2 kemudian didihkan selama 15 menit. setelah mendidih ditambahkan NAOH berlebih perubahan warna jernih menjadi coklat. Destilasi dilakukan sampai volume destilat dalam penampung mencapai sekitar 200 ml. destilat ditritasi dengan HCL 0,1 N. Blanko dikerjakan dengan akuades sebagai pengganti sampel Sudarmaji dkk., 1997. commit to user 25 Perhitungannya : 100 100 2 1 ´ - = B V V g g nitrogen Kadar V 1 = Banyaknya ml HCL yang digunakan pada sampel V 2 = Banyaknya ml HCL yang digunakan dalam blanko B = Berat sampel Kadar protein g100g = N x Faktor konversi N = Kadar nitrogen Untuk sampel yang belum diketahui nilai factor konversinya, gunakan 6,25 sebelum memperoleh nilai yang sebenarnya Sudarmaji dkk., 1997. e. Karbohidrat Menggunakan metode carbohydrat by different. Kadar karbohidrat dapat diperoleh dari selisih perhitungan berat sampel dikurangi berat air, abu, protein, dan lemak yang dinyatakan dalam persen Sudarmaji dkk., 1997.

D. Teknik Pengumpulan Data