Kerangka pemikiran PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP ANAKAN BURUNG WALET SARANG PUTIH BERDASARKAN PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN TELUR SEMUT RANG RANG PADA FASE STARTER

commit to user 14 agar suhu tubuh anakan tetap hangat dan menghindari resiko hypothermia yang bisa mengakibatkan kematian O’Connor, 1985. Menurut Lack 1968 bahwa kematian dan suplai makanan adalah faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan pada burung. Angka kematian yang disebabkan predator dapat dikurangi dengan memperpendek periode bersarang pada anakan burung, karena pada saat burung belum bisa terbang maka predator akan sangat mudah memangsa anakan burung. Untuk itu anakan memerlukan energi besar untuk tumbuh yang didapatkan dengan peningkatan suplai pakan dari induk. Laju pertumbuhan pada anakan burung dapat dioptimalkan dengan mengetahui pola mortalitas pada setiap spesies burung.

B. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Anakan Burung Walet Sarang Putih Aerodramus fuciphagus adalah sebagai berikut: Frekuensi pemberian pakan erat kaitannya dengan frekuensi lapar. Kekerapan frekuensi pemberian pakan diatur untuk memacu pertumbuhan dengan anggapan pemberian pakan sedikit demi sedikit namun dengan frekuensi lebih sering, anakan tidak akan lekas kenyang dan nafsu makan tetap terjaga Nir et al, 1978. Asupan makanan yang kontinyu menjaga masukan kalori dan protein pada burung terpenuhi sehingga pertumbuhan commit to user 15 menjadi optimal, kecepatan pertumbuhan bulu meningkat, serta daya tahan tubuh meningkat sehingga burung menjadi tahan terhadap penyakit. Pemberian pakan pada waktu yang tepat dan teratur juga berkaitan erat dengan proses sekresi enzim pencernaan yang mendapat rangsangan berupa pakan dalam saluran pencernaan secara kontinyu. Sekresi enzim dalam saluran pencernaan yang teratur akan mengurangi gangguan pencernaan yang sering terjadi pada saat anakan Burung Walet berada dalam fase starter Ganong, 2002 dan Nir, et al., 1978 sehingga tingkat mortalitas yang tinggi pada fase tersebut menurun. Kerangka pemikiran secara skematis tersaji pada Gambar 1. commit to user 16 Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Frekuensi pemberian pakan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Pemberian pakan 3 kali perhari Pemberian pakan 5 kali perhari Pemberian pakan 7 kali perhari Evaluasi Pertambahan berat badan Mortalitas Anakan Burung Walet Sarang Putih Aerodramus fuciphagus Kemungkinan terjadi penambahan berat badan,peningkatan kecepatan pertumbuhan bulu, dan penurunan tingkat mortalitas pada frekuensi pemberian pakan tinggi Telur Semut Rang-rang Komposisi Karbohidrat, Protein, dan Lemak Peningkatan kecepatan pertumbuhan bulu commit to user 17

C. Hipotesis