Guild Keanekaragaman Spesies dan Faktor yang Mempengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keanekaragaman Spesies

Spesies merupakan unit terkecil ekologi yang paling mudah dikenal dan dapat dibedakan satu sama lain Meffe Carrol 1994. Primack et al. 1998: 8 menyatakan bahwa “spesies merupakan kumpulan individu yang secara morfologi, fisiologi atau biokimia berbeda dari kelompok lain dalam hal ciri-ciri tertentu”. Spesies juga merupakan individu yang memiliki komponen genetik yang berbeda Futuyma 1986. Keanekaragaman spesies dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu keanekaragaman alfa, beta dan gamma Primack et al. 1998; Meffe Carrol 1994; Wiens 1989; Pianka 1983. Keanekaragaman alfa dikenal sebagai keanekaragaman titik atau sensus. Keanekaragaman beta merupakan ukuran keanekaragaman antar lokasi dalam suatu wilayah geografis, sedangkan keanekaragaman gamma merupakan keanekaragaman pada tingkat bentang alam. Keanekaragaman spesies seringkali digunakan untuk mengetahui kestabilan suatau komunitas Ives 2007; Begon et al. 2006. Spesies yang beragam di dalam komunitas akan membentuk suatu hubungan yang kompleks satu sama lain. Hubungan yang kompleks ini mengakibatkan suatu komunitas akan lebih tahan terhadap gangguan dibandingkan dengan komunitas dengan hubungan yang sederhana. Oleh karena itu semakin tinggi keanekaragaman spesies akan meningkatkan kestabilan suatu komunitas.

2.2. Guild

Guild adalah kelompok spesies yang menggunakan sumberdaya pada kelas dan cara yang sama Root 2001. Pengelompokan suatu spesies ke dalam guild pada suatu komunitas, menurut Jaksi ć 1981 dalam Wiens 1989 secara umum dilakukan dengan dua pendekatan yaitu a priori dan a posteriori. Pendekatan a priori dilakukan berdasarkan kriteria yang ditentukan secara subyektif sebelum dilakukan pengambilan dan analisis data. Pendekatan a posteriori sebaliknya dilakukan dengan mengelompokkan secara lebih obyektif berdasarkan hasil analisis terhadap pengamatan yang dilakukan. Pengelompokan guild dapat dilakukan berdasarkan perilaku makan, makanan utama, tempat mencari makan, atau pemilihan tempat mencari makan pada tingkatan vegetasi Aleixo 1999, de Graaf Wentworth 1986. Secara umum pengelompokan suatu spesies ke dalam guild dilakukan berdasarkan respons terhadap lingkungan atau lokasi, adaptasi terhadap pola hidup tertentu, kondisi musim, penyebaran geografis, dan tipe makanan Root 2001. Informasi mengenai guild dapat digunakan dalam mengidentifikasi perubahan di dalam ekosistem hutan de-Iongh van-Weerd 2006. Menurut Root 2006 perubahan guild dalam suatu gradien lingkungan dapat diketahui melalui hubungan antara faktor-faktor lingkungan terhadap kepadatan populasi, laju reproduksi, dispersal, dan kemampuan menghindar dari predator. Selain itu guild merupakan perwakilan dari aliran energi dan nutrisi di dalam lingkungan hutan de-Iongh van-Weerd 2006.

2.3. Keanekaragaman Spesies dan Faktor yang Mempengaruhi

Jumlah spesies pada suatu habitat dipengaruhi oleh beraneka faktor lingkungan yang saling mempengaruhi. Secara umum jumlah spesies akan dipengaruhi oleh faktor temporal dan faktor spasial Begon et al. 2006; Wiens 1989; Pianka 1983. Faktor temporal sangat berkaitan dengan sejarah geologi, suksesi, musim dan variasi iklim sedangkan faktor spasial berupa kondisi habitat, penyebaran tumbuhan dan kondisi geografis. Faktor Spasial Menurut Begon et al. 2006 tingkat produktivitas suatu wilayah berkaitan dengan jumlah sumberdaya yang tersedia. Semakin produktif suatu area maka jumlah spesies yang hidup pada lokasi tersebut semakin meningkat Meffe Carroll 1994. Namun demikian peningkatan produktivitas juga memungkinkan terjadinya penambahan individu per spesies dibandingkan dengan penambahan spesies. Hal ini dimungkinkan apabila sumberdaya yang ada tidak memiliki variasi yang banyak Keheterogenan habitat memberikan kemungkinan bagi organisme dari berbagai tingkatan untuk dapat hidup berdampingan Begon et al. 2006. Habitat yang heterogen akan lebih banyak menyediakan variasi habitat mikro dan iklim mikro dibandingkan dengan habitat yang lebih sederhana. Kondisi ini akan mampu menyediakan relung kehidupan bagi banyak spesies Pianka 1983. Faktor Temporal Keanekaragaman spesies ditentukan oleh kestabilan iklim Pianka 1983. Iklim yang stabil mengakibatkan kondisi lingkungan menjadi tidak cepat berubah secara drastis. Menurut Begon et al. 2006 kestabilan iklim akan memberikan kesempatan bagi spesies yang spesialis dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada secara optimal, selain itu iklim yang stabil memungkinkan spesies-spesies yang hidup di suatu habitat dalam titik jenuh. Kondisi iklim yang stabil juga memungkinkan terjadinya overlap relung ekologi yang lebih banyak.

2.4. Struktur Vegetasi dan Keanekaragaman Spesies