36
5. Hal-Hal yang Menimbulkan Riba
Dalam pelaksanaannya, masalah riba diawali dengan adanya rangsangan seseorang untuk mendapatkan keuntungan yang dianggap
besar dan menggiurkan. Dalam kaitan ini Hendi Suhendi mengemukakan, bahwa jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba
menurut jenisnya seperti seseorang menjual salah satu dari dua macam mata uang, yaitu emas dan perak dengan yang sejenis atau bahan makanan
seperti beras dengan beras, gabah dengan gabah, dan yang lainnya, maka disyaratkan sebagai berikut:
a. Sama nilainya.
b. Sama ukurannya menurut syara’, baik timbangannya,
takarannya maupun ukurannya. c.
Sama-sama tunai taqabut di majelis akad.
45
6. Gambaran Orang Tentang Riba
Gambaran sementara orang bahwa bunga sistem riba ini memberi keuntungan dan manfaat tidak seluruhnya benar. Antara lain:
a. Bagi orang yang mengamati hukum-hukum Islam dengan
cermat akan mengetahui dan yakin bahwa Allah yang Maha Rahman dan Rahim tidak mungkin mengharamkan sesuatu
yang baik dan bermanfaat kepada manusia. Allah Ta’ala hanya mengharamkan apa-apa yang buruk dan membawa mudharat
kepada kita, baik bagi individu maupun bagi masyarakat.
45
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Op. Cit., h. 60.
37
b. Dari segi teori ekonomi, banyak pakar ekonomi dan politik
berkeyakinan bahwa krisis ekonomi dunia dewasa ini sebaian besar diakibatkan oleh bunga sistem riba. Ekonomi dunia
tidak akan membaik jika suku bunga tidak diturunkan sampai ke titik nol. Artinya, semua bentuk bunga harus dihapuskan
sama sekali. c.
Dari sudut praktis ekonomi murni, terutama di negara-negara Arab dan Islam, riba bunga telah banyak mengakibatkan
timbulnya berbagai bencana. Riba bunga telah banyak merugikan para debitur. Dalam waktu
yang sama juga telah menambah kekayaan dan kekuatan kepada orang- orang kaya dan orang-
orang “kuat”.
46
7. Sebab-sebab Diharamkannya Riba
Allah swt melarang riba antara lain karena perbuatan tersebut dapat merusak dan membahayakan diri sendiri dan merugikan serta
menyengsarakan orang lain. a.
Merusak dan Membahayakan diri sendiri Orang yang melakukan riba akan selalu menghitung-hitung
yang banyak yang akan diperoleh dari orang yang meminjam uang kepadanya. Pikiran dan angan-angan yang demikian itu
akan mengakibatkan dirinya selalu was-was dan khawatir uang
46
Yusuf qordhowi Asy-Syahid Sayyid Quthb Shalah Muntashir, Haruskah Hidup Dengan Riba, Jakarta, Gema Insani, 1991, h. 42.