13
dimasukkan dalam bentuk tabel data kependudukan, data pemerintahan, dan lain-lain.
7. Metode Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian penelitian, yaitu Praktik Utang Piutang Pada
Masyarakat Menurut Perspektif Hukum Islam yang akan dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah analisis ini
bertujuan mengetahui adanya kelebihan dalam pengembalian utang. Tujuannya dapat dilihat dari sudut hukum Islam. Yaitu agar dapat
memberikan pemahaman mengenai adanya unsur riba dalam praktik utang
piutang ini.
Metode berpikir dalam penelitian ini menggunakan metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk
mendapatkan kadah-kaidah di lapangan yang lebih umum mengenai fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat
kesimpulan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan utang piutang uang dan penambahan dalam pengembalian.
Selain metode induktf, penulisan ini juga menggunakan metode deduktif. Metode deduktif yaitu pendekatan berfikir yang berangkat dari
pengetahuan yang bersifat umum yang bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk menilai kejadian yang khusus. Hasil analisanya dituangkan
dalam bab-bab yang telah dirumuskan dalam sistematika pembahasan dalam penelitian ini.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Utang Piutang Menurut Hukum Islam
1. Pengertan Utang Piutang
Al-Qardhu secara bahasa artinya adalah al- qath’u memotong.
Dinamakan demikian karena pemberi utang muqrid memotong sebagian hartanya dan memberikannya kepada pengutang. Adapun definisinya
secara syara’ adalah memberikan harta kepada orang yang mengambil manfaatnya, lalu orang tersebut mengembalikan gantinya.
1
Adapun utang piutang secara terminologis adalah memberikan harta kepada orang yang akan memanfaatkannya dan mengembalikan
gantinya dikemudian hari.
2
Menurut Firdaus, al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Dalam
literatur fikih, qardh dikategorikan dalam aqad tathawwu’i atau akad
saling membantu dan bukan transaksi komersil.
3
P ara ulama’ berbeda pendapat dalam mengemukakan pengertian
utang piutang, diantaranya yaitu: a.
Menurut ulama’ Hanafiyah, Qardh adalah harta yang diberikan seseorang dari harta mitsil yang memiliki perumpamaan untuk
kemudian dibayar atau dikembalikan. Atau dengan ungkapan
1
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari Jakarta, Gema Insani Press, 2005, h. 410.
2
Muhammad ath-Thayar bin Abdullah, dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah terj. Miftahul Khair, Yogyakarta, Maktabah al-Hanif, 2009, h.153.
3
Nawawi Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer Bogor, Ghalia Indonesia, 2012, h.178.