25
b. Diasingkan,  qarad  diasingkan  kemudian  pemiliknya
menangguhkannya sebab penangguhan waktu itu diharuskan. c.
Berdasarkan keputusan hakim. d.
Hiwalah, yaitu pemindahan utang.
25
6. Qarad Manfaat
Menurut  pendapat  paling  unggul  dari  ulama  Hanafiyah,  setiap qarad pada benda yang mendatangkan manfaat diharamkan jika memakai
syarat.Akan  tetapi,  dibolehkan  jika  tidak  disyaratkan  kemanfaatan  atau
tidak diketahui adanya manfaat pada qarad.
Ulama  Malikiyah  berpendapat  bahwa  muqrid  tidak  boleh memanfaatkan  harta  muqtarid,  seperti  naik  kendaraan  atau  makan  di
rumah muqtarid, jika dimaksudkan untuk membayar utang muqrid, bukan sebagai  penghormatan.Begitu  pula  dilarang  memberikan  hadiah  kepada
muqrid, jika dimaksudkan untuk menyicil utang. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah melarang qarad terhadap sesuatu
yang  mendatangkan  kemanfaatan,  seperti  memberikan  qarad  agar mendapat  sesuatu  yang  lebih  baik  atau  lebih  banyak  sebab  qarad
dimaksudkan  sebagai  akad  kasih  sayang.  Selain  itu,  Rasulullah  saw,  pun melarangnya.
Namun  demikian,  jika  tidak  disyaratkan  atau  tidak  dimaksudkan untuk mengambil yang lebih baik,  qarad dibolehkan. Tidak dimakruhkan
bagi  muqrid  untuk  mengambilnya,  sebab  Rasulullah  saw,  pernah
25
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung, Pustaka Setia, 2001, h. 153.
26
memberikan anak unta yang lebih baik kepada seorang laki-laki dari pada unta yang diambil beliau saw.
26
7. Dampak Negatif Utang Piutang
Utang  dapat  berakibat  buruk  bagi  orang  yang  membiasakan melakukannya. Di antara akibat buruk itu adalah sebagai berikut:
a. Dapat  menggoncangkan  pikiran,  sebab  dengan  utang  pikiran
tidak tenang, seolah-olah selalu dikejar-kejar orang.
b. Dapat  mengganggu  nama  baik  keluarga,  sebab  para  penagih
utang  bisa  datang  setiap  saat,  sehingga  bisa  membuat  orang
yang berutang menjadi malu.
c. Utang  yang  sudah  lama  belum  terbayar,  akan  membuat  sakit
hati  emosi  bagi  orang  yang  memberikan  utang.  Sehingga hubungan  yang selama ini baik menjadi renggang bahkan bisa
menjadi putus.
d. Jika utang sudah menumpuk banyak dan belum bisa dibayar,
maka  dapat  menghambat  usaha  bagi  orang  yang  memberikan
utang.
e. Jika  utang  seseorang  sudah  terlanjur  banyak,  dan  tidak  bisa
membayar  utangnya,  maka  dapat  menyebabkan  orang  yang berhutang  berbuat  nekat  untuk  melakukan  perbuatan  jahat,
26
Ibid., h. 156.