Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengetahuan

4 Masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi. Masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan growth spurt, timbul ciri – ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok Pardede, 2002. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang teknologi informasi, permasalahan remaja yang terkait dengan kesehatan reproduksinya makin kompleks. Hal ini tentu akan mempengaruhi status kesehatan reproduksi masa remaja yang pada gilirannya akan berdampak terhadap kualitas generasi dimasa mendatang. Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal bagi remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab. Namun belum semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja kearah perilaku beresiko BKKBN Provinsi Sumatera Utara, 2006.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini adalah: Bagaimanakah pengetahuan dan sikap remaja kelas XI dalam upaya pencegahan kanker serviks di SMAN 1 Tebing Tinggi Tahun 2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri kelas XI dalam upaya pencegahan kanker serviks di SMAN 1 Tebing Tinggi Tahun 2013. Universitas Sumatera Utara 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri kelas XI dalam upaya pencegahan kanker serviks di SMAN 1 Tebing Tinggi Tahun 2013. b. Untuk mengetahui sikap remaja putri kelas XI dalam upaya pencegahan kanker serviks di SMAN 1 Tebing Tinggi Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi pelayanan kebidanan dalam praktek memberikan asuhan kebidanan di masyarakat. 2. Bagi Responden Untuk menambah pengetahuan dan motivasi responden dalam upaya pencegahan kanker serviks 3. Bagi Penulis Sebagai pengalaman penulis dalam menerapkan mata ajaran metode penelitian dan menambah pengetahuan penulis tentang kanker serviks dan upaya pencegahan kanker serviks. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian basar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Maulana, 2007. 2.Tingkat Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overtt behavior. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami Komprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real sebenarnya. d. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam struktur organisasi dan masih kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis Synthesis Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. f. Evaluasi Evaluation Universitas Sumatera Utara Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justrifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek penelitian tersebut di dasarkan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah adaNotoatmodjo, 2007. 3. Cara Mendapatkan Pengetahuan Menurut Notoadmodjo, 2007 ada dua cara untuk memperolehpengetahuan, yaitu: a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumnya ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1. Cara coba-salah Trial and Error Cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. 2. Cara kekuasaan atau otoritas Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Universitas Sumatera Utara b. Cara Moderen Memperoleh Pengetahuan Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dilakukan mula-mula dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau masyarakat. Kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. 4. Pengukuran Pengetahuan Menurut Machfoedz 2009, hlm.128 Penentuan tingkat pengetahuan responden penelitian tentang sub variabel dan variabel dengan cara mengkonversikan nilai sub variabel maupun varibel kedalam kategori kualitatif, sebagai berikut. a. Baik : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar 76-100. b. Cukup : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar 56- 75. c. Kurang : bila responden menjawab pertanyaan dengan benar 40-55. B.Sikap Attitude 1. Pengertian Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu Notoadmojo, 2007. 2. Ciri – ciri sikap yaitu : a. Sikap bukan di bawa sejak lahir, melainkan di bentuk atau di pelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objek. b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat di pelajari dan karena itu pula sifat dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu. Universitas Sumatera Utara c. Sikap tidak berdiri sendiri, senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari data-data tersebut. d. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. 3. Komponen Sikap Selain itu, Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, antara lain : a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting Notoatmodjo, 2007. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu Menerima receivingdiartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek,Merespon responding memberikan jawaban bila di tanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap,Menghargai valuingmengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga, danBertanggung jawab responsibilitybertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah sikap yang paling tinggi. 4. Fungsi Sikap Fungsi sikap dibagi menjadi 4 golongan yaitu : a. Sebagai alat untuk menyesuaikan Universitas Sumatera Utara Sikap adalah sesuatu yang bersifat communocable, artinya sesuatu yang mudah mengajar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya. b. Sebagai alat pengatur tingkah laku Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. c. Sebagai alat pengatur pengalaman Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana hal-hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman di beri penilaian lalu dipilih. d. Sebagai pernyataan kepribadian Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikaptidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. 5. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap Sikap dapat dibentuk atau berubah, menurut Sarlito 2000 ada beberapa cara yaitu : 1. Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan terus - menerus dan berulang secara bertahap mempengaruhi terbentuknya sikap Universitas Sumatera Utara 2.Diferensiasi adalah dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya 3.Intelegensi terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu. 4.Trauma terjadi dari pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap Sunaryo, 2004. 6. Pengukuran Sikap Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, secara garis besar dapat dibedakan yaitu secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang diharapkannya kepadanya. 1. Pengukuran Sikap Model Likert Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala Hidayat, 2007. Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan- pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah : Jika pernyataan positif + maka : a. Sangat setuju Strogly approve : 4 b. Setuju Approve : 3 c. Tidak setuju Disapprove : 2 d. Sangat tidak setuju Strogly disapprove : 1 Universitas Sumatera Utara Jika pernyataan negatif - pada maka : a. Sangat setuju Strogly approve : 1 b. Setuju Approve : 2 c. Tidak setuju Disapprove : 3 d. Sangat tidak setujuStrogly disapprove :4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Maulana 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi sikapyaitu : a. Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh- pengaruh yang datang dari luar. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya.

C. Pengertian Remaja Putri