Bahan dan Alat Metode Penelitian Masa generasi rata T Laju pertumbuhan intrinsik r

II. BAHAN DAN METODA 2.1.

Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Hewan, Juru- san Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA, Uni- versitas Andalas Padang, pada bulan Juli sampai November 1998.

2.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kacang hijau varietas bhakti dan kumbang Callosobruchus chinensis. Alat-alat yang digunakan diantaranya kotak plastik dengan ukuran 20x15x5 cm sebanyak tiga buah dan ukuran 14x10x4 cm sebanyak 80 buah, kaca pembesar loupe, termometer minimum dan maksimum, higrometer, jarum pentul, mikroskop cahaya, kain kasa, karet gelang dan alat-alat tulis.

2.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Deskriptif dengan menghitung potensi total fekunditas, jumlah telur yang dihasilkan, siklus hidup, persentase kumbang yang dapat mencapai dewasa, sex ratio, lama hidup dan lulus hidup. Untuk menghitung nilai laju pertumbuhan intrinsik diperlukan tabel hidup life table dengan beberapa parameter yaitu ; tabel lulus hidup l x yang menerangkan peluang hidup setiap individu pada umur x, dan tabel keperidian m x yang menerangkan jumlah rata-rata keturunan betina yang dihasilkan oleh seekor induk betina pada umur x.

2.4. Pelaksanaan Penelitian

2.4.1. Penyediaan Kumbang Dewasa

Kumbang C. chinensis dewasa diambil dari seorang pedagang kacang hijau dari dalam sebuah karung yang biji kacang hijaunya sudah dirusak oleh kumbang tersebut di Pasar Siteba Padang. Kemudian lima pasang dari kumbang tersebut 4 dibiakkan di dalam kotak plastik dengan ukuran 20x15x5 cm yang berisi 500 g kacang hijau, kemudian ditutup dengan kain kasa. Setelah kumbang bertelur, telur yang telah dikeluarkan dibiarkan menetas menjadi larva dan sampai menjadi kumbang dewasa. Kumbang dewasa yang baru keluar dari biji emergence langsung dipisahkan jantan dan betinanya. Dasar pemisahan dibedakan dari bentuk antenenya, dimana antene kumbang betina berbentuk serrate atau filiform dan antene kumbang jantan berbentuk pectinate Hill, 1979; Greaves et al . , 1981. Kumbang dewasa yang sudah dipisahkan inilah yang digunakan sebagai bahan penelitian.

2.4.2. Penghitungan potensi total fekunditas

Potensi total fekunditas dapat diukur dengan cara memeriksa dan menghitung jumlah telur yang terdapat dalam ovariol, ovariol terletak di dalam ovarium. Masing-masing ovari dihitung jumlah ovariol yang terdapat didalamnya dan kemudian masing-masing ovariol dihitung jumlah telur yang dimilikinya.

2.4.3. Jumlah telur yang dihasilkan

Ke dalam kotak plastik yang berukuran 14x10x4 cm, dimasukkan 100 g kacang hijau yang bebas hama dan sepasang kumbang dewasa yang sudah dipersiapkan, kemudian ditutup dengan kain kasa. Percobaan ini dikerjakan sebanyak 50 kotak. Setelah kumbang bertelur, telur tersebut dikeluarkan dan dima- sukkan ke dalam kotak yang lain. Penghitungan banyak telur dilakukan sampai kumbang betina mati. Total telur yang dikeluarkan selama hidupnya merupakan penjumlahan telur setiap kali pengamatan.

2.4.5. Siklus hidup

Ke dalam kotak plastik dengan ukuran 14x10x4 cm, dimasukkan 100 g, dan sepasang kumbang dewasa, dan ditutup dengan kain kasa. Percobaan seperti ini dikerjakan sebanyak lima kotak. Setelah kumbang bertelur di atas biji kacang hijau,. telur-telur tersebut dimasukkan ke dalam satu kotak. Untuk mengetahui masa telur, kacang hijau yang ada telur diatasnya dipecah sebanyak 20 butir setiap harinya dan dilihat apakah larva sudah ada didalamnya atau belum. Jika sudah ada 5 berarti telur sudah menetas. Dari 20 butir kacang hijau yang dipecah pada hari ketiga setelah bertelur ditemui larva instar pertama L 1 pada ke 20 butir kacang hijau yang dipecahkan. Untuk mengetahui lama hidup masing-masing instar larva, maka dilakukan pengukuran lebar kepala larva. Hal ini ditentukan berdasarkan hukum Dyar yang menyatakan bahwa ratio pertambahan lebar kepala tiap instar adalah tetap Romoser, 1981.. Pengukuran lebar kepala dihentikan apabila larva sudah berkembang menjadi pupa. Untuk mengetahui masa pupa dapat ditentukan dengan menghitung lama waktu yang diperlukan pupa berubah menjadi dewasa. Lama perkembangan masing-masing stadia yang dimulai dari telur, larva, dan pupa dihitung. Perhitungan Siklus hidup merupakan penjumlahan masa perkembangan masing-masing stadia tersebut. Dari 20 ekor larva instar pertama L1, yang mencapai kumbang dewasa sebanyak 18 ekor, berarti ratio lulus hidup tingkat belum dewasa immature sebesar 0,90.

2.4.6. Sex Ratio

Ke dalam kotak plastik yang berukuran 14x10x4 cm, dimasukkan 100 g kacang hijau dan sepasang kumbang dewasa, kemudian ditutup dengan kain kasa. Percobaan ini dikerjakan sebanyak 10 kotak. Setelah kumbang bertelur, telur tersebut dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam kotak yang lain, dibiarkan berkembang sampai menjadi kumbang dewasa. Setelah mencapai tingkat dewasa dihitung jumlah yang jantan dan betinanya untuk mengetahui sex ratio.

2.4.7. Lama Hidup dan Lulus Hidup Kumbang Dewasa

Ke dalam kotak plastik dengan ukuran 14x10x4 cm, di masukkan 100 g kacang hijau dan sepasang kumbang dewasa C. chinensis, dan ditutup dengan kain kasa. Percobaan seperti ini dikerjakan sebanyak 50 kotak. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai kumbang mati. Untuk mengetahui lama hidup kumbang dewasa, maka kumbang yang mati setiap harinya dicatat baik jantan maupun betina.

2.5. Analisa Data Nilai laju pertumbuhan intrinsik r

m dan nilai parameter lainnya dihitung berdasarkan tabel hidup life table dengan metode Birch 1948 yaitu : 6

2.5.1. Laju reproduksi bersih R

o Laju reproduksi bersih adalah laju kelipatan keturunan betina dalam satu generasi yang disimbolkan dengan R o . Laju reproduksi bersih dapat ditentukan dengan rumus : R o =  I x m x Birch, 1948; Southwood, 1978 dimana : I x = jumlah individu yang hidup pada umur x dibagi dengan jumlah individu pada populasi awal. m x = jumlah rata-rata betina yang dihasilkan induk betina pada waktu x

a. Masa generasi rata T

Masa generasi rata-rata adalah masa antara saat telur dikeluarkan sampai menjadi kumbang dewasa, kemudian kumbang yang sudah dewasa tersebut bertelur lagi. Masa generasi rata-rata T dapat dicari dengan rumus :  xI x m x T = Birch, 1948; Krebs, 1978  I x m x dimana : x = umur siklus hidup serangga saat muncul dewasa pertama kali dan diambil nilai tengahnya.

c. Laju pertumbuhan intrinsik r

m Nilai r duga sementara dihitung setelah nilai Ro dan T diperoleh dengan rumus : log e R o r = Birch, 1948; Southwood, 1978 T dimana : R o = laju reproduksi bersih T = Masa generasi rata-rata Nilai r yang lebih tepat dapat dihitung secara iterasi dengan memasukkan nilai r di sekitar nilai r duga sementara kepada persamaan e -rx l x m x = 1 Birch, 1948; Southwood, 1978; Smith, 1990. Dengan diketahuinya nilai laju partum- buhan intrinsik r m , maka dapat pula diketahui nilai laju pertumbuhan terbatas  yaitu dengan rumus :  = e r atau anti ln r Birch, 1948; Krebs, 1978. 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Fekunditas

Setelah dilakukan pembedahan organ reproduktif serangga betina C. chinensis yang baru dewasa emergence, didapatkan dua buah ovari dalam organ reproduktif tersebut, dan masing-masing ovari mempunyai tiga buah ovariol. Dengan demi-kian ovarium mempunyai enam ovariol. Pembedahan lebih lanjut terhadap ovariol ditemukan telur sebanyak empat butir pada empat ovariol, sedangkan untuk dua buah ovariol yang lain hanya ditemukan tiga butir telur. Total telur yang tedapat dalam ovarium berjumlah 22 butir. Jika dihubungkan banyak telur yang didapatkan dalam ovarium dengan jumlah rata-rata telur yang dikeluarkan setiap hari sebesar 19,25 + 8,58 butir, maka telur yang ditemui dalam ovariol adalah telur yang terdapat dalam vitellarium yaitu bagian organ reproduktif serangga betina tempat telur yang akan dikeluarkan, bukan jumlah total telur dalam ovarium.

3.2. Jumlah telur yang dihasilkan

Jumlah telur yang dihasilkan serangga betina selama hidupnya dan jumlah telur yang dikeluarkan setiap hari dicantumkan pada Tabel 1. Banyak telur yang dihasilkan oleh seekor kumbang C. chinensis betina selama hidupnya berkisar antara 49-136 butir dengan rata-rata 86,78 + 22,09 butir Lampiran 4. Sedangkan jumlah telur yang dikeluarkan setiap hari berkisar antara 4 - 43 butir rata-rata 19,25 + 8,58 butir Lampiran 4. Tabel 1. Jumlah telur yang dihasilkan C. chinensis selama hidupnya dan jumlah telur setiap hari yang dikeluarkan Jumlah butir Jumlah telur Kisaran Rata-rata  SE Selama hidup 49 – 136 86,78  22,09 Setiap hari 4 – 43 19,25  8,58 Banyak telur rata-rata yang dihasilkan oleh seekor kumbang C. chinensis selama hidupnya sebesar 86,78 + 22,09 butir dalam penelitian ini cukup tinggi. 8