Pembangunan UIKM di Kabupaten Nias.

mendapatkan proyek yang prospektif dikalangan UIKM bukanlah pekerjaan yang sederhana karena diperlukan suatu studi yang mendalam, penelitian dan rekayasa produk dan jasa terkait sehingga bernilai tambah tinggi, berdaya saing dan terjual.

7.2. Pembangunan UIKM di Kabupaten Nias.

Berdasarkan analisa data sekunder, di Kabupaten Nias cukup banyak kelembagaan yang dikerahkan untuk membantu UIKM terutama dalam konteks penelitian, pendidikan dan pelatihan ketrampilan manajemen, baik yang dilakukan oleh dinas-dinas dan instansi Dinas Perindagtamben, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi PKM dan Penanaman Modal, BAPPEDA, BPM, dll maupun yang dilakukan oleh Kadin pameran dan promosi produk, temu usaha, dll dan lembaga- lembaga swadaya masyarakat lainnya. Masing-masing bekerja sendiri-sendiri, terpisah satu sama lain tanpa koordinasi yang produktif pada satu fokus karena dibatasi oleh tugas pokok dan fungsi masing-masing sehingga “bantuan terpadu dan berkesinambungan“ yang merupakan harapan banyak UIKM di Kabupaten Nias sulit untuk terealisir. Keadaan yang demikian semakin menyulitkan lagi bagi pengusaha UIKM atau calon pengusaha UIKM jika dikaitkan dengan usaha mereka untuk membangun prospektif proyek melalui kegiatan inovasi usaha dan produk business innovation and product development. Kurangnya perhatian pemerintah, swasta, Perguruan Tinggi, dan lain-lain terhadap pengembangan produk-produk inovasi inovasi teknologi di tingkat UIKM adalah suatu kekeliruan, karena telah menyebabkan penguasaan teknologi produk bagi UIKM sangat lemah, karena itu pula mengapa mereka tidak proaktif dalam membangun kekuatan sendiri, mengolah sumber-sumber potensial dan membangun kemitraan yang dinamis dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada. Lemahnya inovasi produk 15 dikalangan UIKM adalah alasan bagi perusahan-perusahaan besar untuk kurang tertarik membangun keterkaitan atau kemitraan dengan UIKM dan sebaliknya bagi UIKM menjadi tidak efisien dan efektif jika memasuki pasar yang sudah dikuasai oleh perusahaan besar. Kondisi yang kurang baik tersebut adalah penyebab mengapa masih banyak hasil-hasil pertanian yang dijual dalam bentuk mentah, belum diolah sama sekali, meliputi produk-produk tanaman pangan, hortikultura dan hasil tanaman obat-obatan, tanaman tahunan, perikanan laut, perikanan daratsungai, peternakan unggas, ayam, dan lain-lain, termasuk produk-produk hasil hutan seperti kayu maupun non kayu seperti bambu dan rotan. Demikian pula dengan kekayaan seni dan budaya yang beraneka ragam kurang mendapat sentuhan transformasi sehingga tidak bernilai tambah tinggi dan menjadi sumber pendapatan yang berarti bagi kehidupan mereka dan orang banyak. Namun demkian dalam melaksanakan pembangunan di sektor industri, Pemerintah Kabupaten Nias melakukan berbagai kebijakan antara lain seperti yang tertuang di dalam Perda Kabupaten Nias No. 10 Tahun 2001 tentang Rencana Strategi Renstra Daerah Kabupaten Nias Tahun 2001 - 2006 yaitu : “Mengembangkan komoditi unggulan serta berdaya saing untuk mendukung pariwisata dan tumbuhnya indusri kecil dan menengah yang memanfaatkan hasil pertanian dan perkebunan rakyat” dan Perda Kabupaten Nias No. 13 Tahun 2003 tentang Program Pembangunan Daerah Propeda Kabupaten Nias Tahun 2001-2006 seperti yang tertuang dalam Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Program Pembangunan Pengembangan Industri berdasarkan keunggulan komperatif, antara lain : 1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi. 16 2 . Memberdayakan pengusaha kecil menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya. 3. Mendorong pihak swasta untuk pengembangan industri sebagai usaha perluasan lapangan kerja. 4. Peningkatan promosi produk unggulan daerah maupun potensi daerah. Sedangkan Program Pembangunan dalam Pengembangan Industri berdasarkan keunggulan komperatif adalah : 1. Membina pengusaha industri kecil Home Industry didaerah ini untuk meningkatkan mutukualitas produk. 2. Mendorong investasi atau dunia usaha untuk pengembangan industri di Kabupaten Nias terutama agroindustri. 3. Meningkatkan koordinasi dengan lembaga-lembagainstitusi yang dapat menjembatani Pemerintah Kabupaten Nias dengan investor.

7.3. Permasalahan UIKM di Kabupaten Nias.