Defenisi. LIB Tano Niha : Sebuah Model Pengembangan Kelembagaan UIKM

Namun demikian terlepas dari berbagai kemungkinan kendala yang akan dihadapi, dengan potensi yang dimiliki dan dukungan dari semua pihak lembaga sinergis ini akan mampu memainkan peranannya dalam membantu UIKM bertumbuh dan berkembang di Kabupaten Nias.

8. LIB Tano Niha : Sebuah Model Pengembangan Kelembagaan UIKM

Kabupaten Nias. 8.1. Pendahuluan. Dari hasil penelitian yang berbasis pada hasil pengisian kuisioner dan hasil wawancara yang dielaborasi dengan hasil tinjauan pustaka, maka dihasilkan sebuah model pengembangan kelembagaan UIKM di Kabupaten Nias.

8.2. Defenisi.

Menyadari kesalahan masa lalu, maka kehendak untuk mengentaskan kemiskinan, memberdayakan rakyat banyak serta memperkecil kesenjangan sosial ekonomi antara daerah dan pusat dan antara masyarakat sesamanya sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 Pasal 33 sudah merupakan tekad bersama bangsa Indonesia dewasa ini, inilah tekad Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu. Untuk maksud tersebut tidak ada pilihan lain selain menempatkan daerah- daerah, kecamatan dan pedesaan sebagai sasaran kebijakan pembangunan dan UIKM ditumbuhkembangkan supaya berperan sebagai aktor utama ekonomi rakyat di desa-desa dimasa mendatang. 31 Kondisi menunjukkan bahwa kendala utama yang menghambat bertumbuh dan berkembangnya UIKM, terutama didaerah-daerah pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Struktur pasar yang tidak seimbang dan sistem persaingan yang tidak sehat, karena kurang mengutamakan keandalan produk inovasi teknologi produk dan peluang pasar 2. Lemahnya semangat inovatif dari individu pengusaha dan calon pengusaha karena kurangnya faktor pendorong yang proaktif institusi dinamisator, transferor dan fasilitator yang dekat dengan mereka ; 3. Kurangnya kegiatan penelitian yang berorientasi industri karena kurangnya komunikasi yang produktif antara peneliti dan industrialis atau antara perguruan tinggi dan pengusaha kecil dan menengah ; 4. Dominasi perusahaan tertentu cq. perusahaan besar untuk teknologi tertentu karena bekerjanya kekuatan monopoli dipaksa dan relatif lama 5. Belum berkembang dan berfungsinya “modal beresiko” secara baik Perusahaan Modal Ventura dan “small banking system” yang fleksibel, mengutamakan keandalan dan keunggulan proyek usaha ; 6. Lemahnya teknik adopsi dan distribusi, transfer teknologi karena mahalnya informasi teknologi dan pasar, karena bertumbuh dan berkembangnya kawasan promosi inovasi produk-produk bisnis yang menyediakan sarana logistik dan penelitian, pendidikan serta pelatihan dalam satu sistem terpadu berbasis prinsip “leaning by doing on efficiency basis”. Karena kendala tersebut diatas maka menumbuhkembangkan UIKM tidaklah mudah, apalagi dilakukan di daerah-daerah. Disamping itu membutuhkan kemampuan dan ketrampilan serta motivasi individu yang tinggi, juga diperlukan suatu sarana pendukung 32 operasional yang lebih efektif. Tidak mungkin bila dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa adanya suatu tim kerja terpadu, yang dapat bekerja secara sinergis, terdiri dari para ahli dan praktisi yang memiliki keahlian dan ketrampilan yang berbeda namun saling terkait dan mendukung satu sama lainnya. Walaupun terdapat beberapa kebijakan dan program-program yang diimplementasikan selama ini, namun yang lebih spesifik dan khusus untuk keperluan UIKM baik yang sedang bertumbuh atau yang akan didirikan dapat dikatakan belum ada di Kabupaten Nias. Untuk memfasilitasi, mendinamisasi lahir dan berkembangnya UIKM di Kabupaten Nias, maka akan lebih realistis jika konsep-konsep yang telah teruji peran dan kesuksesannya seperti konsep ”Business and Innovation Centre BIC” di USA,” “Technopark” di Inggris, “Technopole-PROMOTECH” di Perancis, dengan beberapa penyesuaian dapat diimplementasikan sehingga sesuai dengan iklim dan kebutuhan serta perspektif dunia usaha di Indonesia dan potensilitas Kabupaten Nias khususnya. Karena itu ide “Lembaga Inovasi Bisnis Tano Niha” disingkat menjadi LIB Tano Niha, barangkali cukup relevan dan representatif untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Nias. Tano Niha adalah nama lain dari Pulau Nias yang artinya adalah Tanah Manusia. Pemakaian nama ini dimaksudkan untuk lebih mudah mensosialisasikannya karena nama Tano Niha sangat dicintai dan begitu melekat di hati masyarakat Pulau Nias dan Kabupaten Nias khususnya. Hal ini juga dimaksudkan agar wadahlembaga ini lebih dekat dan merasa dimiliki oleh masyarakat Nias umumnya dan para pengusaha UIKM di Kabupaten Nias khususnya. Dengan demikian maka LIB Tano Niha dapat dijadikan sebagai strategi alternatif, merupakan sebuah institusi bisnis yang dikelola secara profesional, sebagai 33 wadah bekerjanya para ahli secara sinergis untuk membantu calon pengusaha atau pengusaha yang sedang bertumbuh tetapi terkendala, berbasis prinsip “learning by doing” dalam menumbuhkembangkan UIKM di Kabupaten Nias atau yang terkait dengan perekonomian Kabupaten Nias.

8.3. Kegiatan LIB Tano Niha.