2 . Memberdayakan pengusaha kecil menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang
usaha yang seluas-luasnya. 3. Mendorong pihak swasta untuk pengembangan industri sebagai usaha perluasan
lapangan kerja. 4. Peningkatan promosi produk unggulan daerah maupun potensi daerah.
Sedangkan Program Pembangunan dalam Pengembangan Industri berdasarkan keunggulan komperatif adalah :
1. Membina pengusaha industri kecil Home Industry didaerah ini untuk meningkatkan mutukualitas produk.
2. Mendorong investasi atau dunia usaha untuk pengembangan industri di Kabupaten Nias terutama agroindustri.
3. Meningkatkan koordinasi dengan lembaga-lembagainstitusi yang dapat menjembatani Pemerintah Kabupaten Nias dengan investor.
7.3. Permasalahan UIKM di Kabupaten Nias.
Berdasarkan hasil analisa data primer yang berbasis pada hasil pengisian kuisioner dan hasil wawancara, maka permasalahan yang dihadapi dalam
menumbuhkembangkan UIKM di Kabupaten Nias secara umum antara lain adalah sebagai berikut :
1. Letak geografis Kabupaten Nias. Letak geografis Kabupaten Nias yang berada di Samudera Hindia dan terpisah dari Pulau Sumatera menyebabkan kurangnya daya tarik
investor yang ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Nias. Hal ini menyebabkan pertumbuhan usaha khususnya di sektor UIKM menjadi lemah karena industri atau
17
perusahaan berskala besar yang diharapkan dapat menopang keberadaan UIKM sampai saat ini masih belum ada. Keadaan ini juga menyebabkan posisi UIKM menjadi tidak
menguntungkan sehingga kegiatan yang berhubungan dengan produksi, promosi dan pemasaran menjadi sangat terbatas. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan
Sekretaris Bappeda Kabupaten Nias pada tanggal 25 April 2006. 2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung. Kurangya sarana dan prasarana
pendukung misalnya jalan, jembatan, alat transportasi, alat komunikasi dan informasi teknologi, mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan dalam berproduksi, dan lain-lain
merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan UIKM di Kabupaten Nias. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran perolehan bahan
baku, sistem produksi, pemasaran produk serta mengakibatkan biaya cost produksi dan pemasaran menjadi tinggi. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kabupaten Nias pada tanggal 11 April 2006.
3. Peristiwa bencana alam gempa bumi yang begitu dahsyat pada tanggal 28 Maret 2005 yang lalu, sangat berpengaruh pada kegiatan perekonomian masyarakat secara umum
dan kegiatan UIKM secara khusus di Kabupaten Nias. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan didukung dengan hasil wawancara dengan Ketua DPRD Kabupaten
Nias pada tanggal 29 Maret 2006, Kepala Dinas Perindagtamben Kabupaten Nias pada tanggal 11 April 2006, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Nias pada tanggal 18
April 2006, Ketua STIE Pembnas Nias pada tanggal 20 April 2006 dan Sekretaris Bappeda Kabupaten Nias pada tanggal 25 April 2006, sebagai akibat terjadinya
bencana alam ini sarana dan prasarana yang selama ini mendukung kegiatan UIKM menjadi tidak efektif dan efisien lagi. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengisian
18
kuisioner yang telah dilakukan, bagaimana pengaruh yang diakibatkan oleh bencana alam gempa bumi tersebut terhadap perekonomian dan kegiatan UIKM di Kabupaten
Nias antara lain adalah seperti dapat kita lihat pada Tabel 4.1. dibawah ini : Tabel 4.1. Pengaruh Bencana Alam Gempa Bumi Terhadap Perekonomian Dan UIKM
Di Kabupaten Nias. No
Pengaruh Bencana Gempa Bumi Bobot
1. Terhadap kemampuan daya beli masyarakat
97,07 2.
Terhadap aktifitaspekerjaan masyarakat 96,40
3. Terhadap kegiatan produksi usaha industri
96,17 4.
Terhadap kesejahteraan masyarakat 95,50
5. Terhadap iklim usaha
95,05 Sumber : Hasil penelitian diolah.
Dari tabel tersebut diatas kita dapat melihat bahwa akibat bencana alam gempa bumi yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten Nias, 97,07 persen
menyatakan bahwa bencana alam gempa bumi sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat, 96,40 persen menyatakan bahwa bencana alam
gempa bumi sangat berpengaruh terhadap aktifitaspekerjaan masyarakat, 96,17 persen menyatakan bahwa bencana alam gempa bumi sangat berpengaruh terhadap kegiatan
produksi usaha industri, 95,50 persen menyatakan bahwa bencana alam gempa bumi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat dan 95,05 persen menyatakan
bahwa bencana alam gempa bumi sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Hal ini berarti bahwa dengan kejadian bencana alam gempa bumi, mengakibatkan kegiatan
perekonomian dan kegiatan UIKM di Kabupaten Nias menjadi tidak kondusif. 4. Terbatasnya jumlah dana yang dianggarkan untuk UIKM. Sesuai dengan hasil
wawancara dengan Ketua DPRD Kabupaten Nias pada tanggal 29 Maret 2006,, terbatasnya jumlah dana yang dianggarkan untuk UIKM merupakan salah satu kendala
yang dihadapi dalam usaha menumbuhkembangkan UIKM di Kabupaten Nias. Sebaik 19
apapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam membantu UIKM untuk bertumbuh dan berkembang, bila dana yang disediakan terbatas maka hasilnya juga
sudah barang tentu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. 5. Lemahnya keahlian, ketrampilan dan kualitas sumber daya manusia yang tersedia.
Kondisi seperti ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan UIKM di Kabupaten Nias. Lemahnya keahlian, ketrampilan
dan kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan produk yang dihasilkan. Lemahnya keahlian, ketrampilan dan sumber daya manusia
juga berpengaruh terhadap kemampuan dalam manajemen usaha termasuk kegiatan pengelolaan keuangan, promosi dan pemasaran serta kemampuan untuk menjalin
kerjasama dengan mitra usaha baik dalam daerah, luar daerah dan luar negeri. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Ketua DPRD Kabupaten Nias, Kepala Dinas
Perindagtamben Kabupaten Nias, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Nias dan Ketua STIE Pembnas Nias.
6. Permodalan. Permodalan adalah masalah utama yang dihadapi oleh pengusaha UIKM di Kabupaten Nias. Hal ini disebabkan oleh karena rendahnya pendapatan masyarakat
khususnya pengusaha dengan aset yang sangat terbatas serta akses pada lembaga keuangan perbankan sangat terbatas. Hal ini didukung dengan hasil wawancara
dengan Ketua DPRD Kabupaten Nias, Kepala Dinas Perindagtamben Kabupaten Nias, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Nias, Ketua STIE Pembnas Nias dan Sekretaris
Bappeda kabupaten Nias.
7.4. Kebutuhan UIKM di Kabupaten Nias.