menyeluruh diperlukan wadahlembaga yang lebih profesional, efektif dan efisien yang dapat membantu UIKM dalam bertumbuh dan berkembang.
6. Metodologi Penelitian.
6.1. Daerah Penelitian.
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Nias memiliki potensi yang cukup besar dalam menumbuhkembangkan UIKM di Propinsi Sumatera Utara dan
Indonesia pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh karena sumber daya alamnya sebagai sumber bahan baku yang begitu melimpah. Karena sektor ini cukup penting untuk
ditumbuhkembangkan, maka penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Nias Propinsi Sumatera Utara, apalagi daerah ini barusan saja dilanda oleh bencana alam gempa bumi
yang begitu dahsyat pada tanggal 28 Maret 2005 yang lalu, disamping Kabupaten Nias adalah daerah asal Penulis dan tempat mengabdi.
6.2. Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan berupa hasil pengisian kuisioner dan wawancara
kepada pihak yang terkait dengan UIKM. Untuk mendukung data primer ini, maka diperlukan juga data sekunder dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Nias dan data
lain yang diperlukan dari Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kabupaten Nias.
Dalam memperoleh data primer ini seluruh populasi tidak mungkin diteliti satu persatu, hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan biaya. Oleh sebab itu,
perolehan data primer ini dilakukan dengan penarikan sampel terhadap industri kecil yang 7
diteliti dengan menggunakan menggunakan rumus Albertiusman 2005 : 24 sebagai berikut :
N n =
1 + N e
2
dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel 10 Penarikan sampel di lapangan dilakukan dengan metoda Stratified Simple
Random Sampling, dimana industri kecil yang diteliti dikelompokkan menjadi 5 kelompok menurut pengelompokkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yaitu Industri Kecil
Pangan, Industri Kecil Sandang dan Kulit, Industri Kecil Kimia dan Bahan Bangunan, Industri Kecil Kerajinan dan Umum, dan Industri Kecil Logam.
Dari jumlah sampel industri kecil yang ditetapkan berdasarkan rumus Slovian, ditetapkan jumlah sampel pada masing-masing kelompok. Untuk menentukan
sampel masing-masing kelompok, digunakan alokasi sebanding. Albertiusman 2005 : 25, yaitu :
Ni ni = n
N dimana : ni = jumlah sampel di masing-masing kelompok
Ni = jumlah populasi di masing-masing kelompok N = jumlah semua populasi
n = jumlah sampel 8
Setelah jumlah sampel masing-masing kelompok pada industri kecil diketahui, maka penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana Simple Random
Sampling, dimana setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk diambil. Berdasarkan rumus penarikan sampel tersebut diatas maka sampel usaha
industri kecil di Kabupaten Nias yang di survei dapat dilihat pada Tabel 3.1. di bawah ini : Tabel 3.1. Daftar Sampel Usaha Industri Kecil Di Kabupaten Nias Yang Di Survei.
No Kelompok Industri Kecil
Jumlah Populasi N
Jumlah Sampel n
1. 2.
3. 4.
5. Pangan
Sandang dan Kulit Kimia dan Bahan Bangunan
Kerajinan dan Umum Logam
131 142
329 84
104 15
16 37
9 12
Jumlah 790
89
Sumber : Nias Dalam Angka 2004, BPS Kab. Nias 2005 diolah.
Sedangkan pengambilan data dari pihak yang terkait dengan UIKM dilakukan dengan metode pengambilan sampel tidak acak, yaitu Purposive Sampling. Pemilihan
sampel tidak acak Purposive Sampling dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini. Cara pengambilan sampel ini adalah
memilih subjek dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat populasi. Singarimbun, 1987 : 168-169.
6.3. Pendekatan Penelitian.