_____________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya
Catatan atas Laporan Keuangan 13
Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2007-2012
Sumber data: BPS Povinsi Jawa Timur, Februari 2013.
2.2. Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah
Dengan memperhatikan potensi permasalahan yang masih akan dihadapi pada Tahun 2012, maka sasaran pendapatan daerah yang ditetapkan
adalah meningkatnya PAD dan penerimaan daerah lainnya, yang tercermin dari adanya
peningkatan penerimaan PAD sebesar angka 120,83 dari Rp.1.886.514.301.580,72 2011. Secara keseluruhan Pendapatan Daerah
untuk tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp.4.693.361.549.064,00. Terkait gambaran proyeksi pendapatan di atas, maka pendapatan
daerah yang merupakan unsur penting dalam mendukung penyediaan kebutuhan belanja daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum
pertumbuhan ekonomi yang akan memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan daerah. Selain itu, perlu tetap dihindari upaya
peningkatan peneriman pajak dan retribusi daerah yang akan menambah beban masyarakat dan dapat menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
b. Belanja Daerah
Pada sisi belanja daerah, dana yang disediakan akan digunakan untuk mendukung
pelaksanaan program
RPJM Daerah
sebesar Rp.3.109.454.367.676,00 dialokasikan untuk belanja non program sebesar
Rp.2.048.810.462.983,00.
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Surabaya 6,27
8,73 3,39
7,33 4,72
4,39 Jawa Timur
6,48 9,96
3,62 6,96
4,09 4,50
Nasional 6,59
11,06 2,78
6,96 3,79
4,30 0,00
2,00 4,00
6,00 8,00
10,00 12,00
_____________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya
Catatan atas Laporan Keuangan 14
Sehubungan dengan aspek belanja daerah ini, maka penggunaan belanja daerah diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan
nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja
sebagai upaya untuk turut meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor
perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan pendukung sektor jasa, sektor pengangkutan–komunikasi dan sektor jasa-jasa, serta sektor
konstruksi.
Di samping itu, penggunaan belanja juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kebutuhan dasar masyarakat pendidikan, kesehatan,
perumahan dan permukiman, penanggulangan masalah sosial, menjaga kelayakan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Keseluruhan upaya penggunaan belanja sebagaimana tersebut diatas harus tetap dalam koridor pencapaian sasaran pembangunan daerah dan
pelaksanaan program daerah yang telah tertuang dalam target APBD tahun 2012.
c. Pembiayaan
Pada sisi pembiayaan daerah yang direncanakan Pemerintah Kota dalam penerimaan sebesar Rp.502.999.263.250,00 dan pengeluaran sebesar
Rp.38.095.981.655,00.
Terkait dengan aspek pembiayaan daerah ini, maka pada sisi penerimaan pembiayaan daerah, harus dapat mengoptimalkan alternatif penerimaan
yang paling cepat dan memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengantisipasi munculnya defisit anggaran yang diperkirakan akan terjadi.
Disamping itu pula dalam kaitan penerimaan pembiayaan ini perlu mulai dipertimbangkan untuk mencari alternatif sumber-sumber pembiayaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya dari sisi pengeluaran pembiayaan, harus dapat memenuhi kewajiban angsuran utang pokok serta penyertaan modal yang ditujukan
untuk meningkatkan kinerja BUMD.
2.3. Pencapaian Target Kinerja APBD