RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 62
a. Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia menggunakan ukuran pemerataan pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat melalui Indeks Pembangunan Manusia
IPM. Untuk Kabupaten Padang Pariaman kecenderungan perkembangan IPM diprediksi secara rata-rata setiap 5 tahun, dan sebagai
base line adalah tahun 2005 dengan capaian IPM 68,8. Selanjutnya, untuk tahun 2011-2015 akan
menjadi 72,2 dan tahun 2016-2020 meningkat menjadi 75,6. Akhirnya pada tahun 2025 menjadi 80,0 setara dengan apa yang menjadi target bagi Propinsi
Sumatera Barat di bidang IPM. Apabila dilihat dari sisi posisi rangking IPM Kabupaten Padang Pariaman dari Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat,
tahun 2005 base line memperlihatkan berada pada posisi 11 dan diprediksi pada tahun 2025 peringkatnya akan semakin membaik menjadi peringkat ke 7.
Prediksi ini didasarkan kepada target pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat.
b. Pembangunan Kesehatan dan Gizi
1.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Padang Pariaman didasarkan kepada Angka kematian bayi, Umur harapan hidup, Angka kurang giizi, Angka
kematian kasar, dan prasejahtera. Kondisi base line tahun 2005-2010 angka kematian bayi adalah 38 per 1.000 kelahiran, dan kondisi ini terus membaik
sampai dengan tahun 2025 menjadi 26 per 1.000 kelahiran. Demikian juga dengan umur harapan hidup, yaitu tahun 2005 sebesar 68,40 tahun. Setelah
itu, umur harapan hidup terus meningkat sampai dengan tahun 2025 menjadi 71,90 tahun. Angka kurang gizi diprediksi juga semakin berkurang, sehingga
pada tahun 2025 sudah menjadi 10,40 persen. Untuk lebih rinci tentang pembangunan kesehatan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Dimana kondisi masyarakat prasejahtera yang semakin berkurang sampai dengan tahun 2025 tinggal sebesar 5,5 persen. Rasional
keberhasilan Pembangunan kesehatan Kabupaten Padang Pariaman didasarkan kepada program pemerintah daerah dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat berupa perbaikan tingkah laku hidup bersih, kecukupan pangan, pendayagunaan teknologi kesehatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan menjadi meningkat pada yang masa datang.
2.
Pembangunan ketahanan gizi difokuskan kepada permasalahan masih relatif tingginya angka kurang gizi yaitu 15,80 persen pada tahun base line 2005.
Sumberdaya pangan dan program ketahanan pangan daerah untuk dapat mengupayakan perbaikan gizi keluarga berdasarkan sumberdaya pangan yang
dimiliki daerah baik yang bersumber dari darat maupun dari laut. Selain itu
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 63
sistem sanitasi, air minum, ketersediaan makanan yang cukup karbohidrat, protein dan vitamin menjadi penentu solusi pembangunan gizi di Kabupaten
Padang Pariaman. Dengan demikian pembangunan keseimbangan prilaku gizi masyarakat dapat meningkatkan aspek-aspek yang diprediksi sampai dengan
tahun 2025. Akhirnya angka kurang gizi masyarakat Kabupaten Padang Pariaman tahun 2025 tinggal sebesar 10,40 persen.
3.
Sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Padang Pariaman saat ini dan konsep pembangunan Propinsi Sumatera Barat yang menjadikan daerah
ini sebagai pusat perobatan untuk wilayah Sumatera bagian Tengah. Dewasa ini sudah terdapat rumah sakit paru di Lubuk Alung. Untuk mengantisipasi
pengembangan bidang kesehatan pada tahun 2025 kelak, rumah sakit ini diharap dapat dikembangkan menjadi rumah sakit andalan daerah yang
bertaraf nasional khusus untuk paru Pusat Kesehatan Paru Nasional
c. Pembangunan Pendidikan