RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 70
sentra perikanan laut, c kawasan perdagangan, d kawasan parawisata, dan f jasa keuangan di Kabupaten Padang Pariaman.
3.5 Prediksi Pembangunan Infrastruktur dan Wilayah a.
Pembangunan Infrastruktur
1.
Infrastruktur yang berkaitan dengan Kabupaten Padang Pariaman dalam skala wilayah meliputi; a infrastruktur perhubungan dan fasilitas pendukungnya
yang terdiri dari jalan negara yang menghubungkan Padang - Bukittinggi melalui Kecamatan Lubuk Alung, jaringan jalan provinsi yang menghubungkan
kota Padang ke Kabupaten Agam dan beberapa kota kecamatan dalam wilayah Padang Pariaman, b Angkutan udara Bandara Internasional Minangkabau
BIM yang terletak di wilayah kabupaten Padang Pariaman yang sangat memberi arti penting sebagai pendorong pertumbuhan di sekitar kawasan.
2.
Prediksi infrastruktur transportasi berupa panjang jalan untuk tahun 2010- 2025 perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Hal tersebut sangat terkait
dengan peningkatan jumlah kenderaan pengguna jalan dan perkembangan jumlah penduduk, pemikiman dan aktivitas perekonomian di Kabupaten
Padang Pariaman. Sehubungan dengan itu, kuantitas dan kualitas panjang jalan perlu ditingkatkan.
3.
Pertumbuhan panjang jalan pada tahun 2010-2015 rata-rata adalah 5,01 persen, meningkat pada periode tahun 2015-2020 menjadi 5,5 persen, dan
akhirnya pada tahun 2020-2025 meningkat panjang jalan sebesar 6,25 persen.
Peningkatan pertumbuhan
panjang jalan
sejalan dengan
perkembangan panjang jalan di kabupaten Padang Pariaman dan perkembangan Panjang jalan sejalan pula dengan perkembangan investasi
pemerintah di bidang infrastruktur. Panjang jalan pada tahun 2010-2015 menjadi 1.376,76 Km meningkat pada tahun 2015-2020 menjadi 1.452,48
Km, dan pada tahun 2020-2025 panjang jalan di Kabupaten Padang Pariaman menjadi 1.543,26 Km.
4.
Perkembangan panjang jalan diiringi pula oleh perkembangan jenis permukaan jalan, dimana pada tahun 2010-2015 jalan aspal sepanjang
617,07 Km, jalan tanah sepanjang 355,72 Km, jalan batu sepanjang 1,67 Km, jalan kerikil sepanjang 395,74 Km dan jalan beton 6,56 Km. Kondisi
permukaan jalan ini terus mengalami perkembangan, karena Kabupaten Padang Pariaman bersebelahan dengan Kota Padang, Kota Pariaman, Kota
Padang Panjang, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pasaman Barat. Sehingga
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 71
pada tahun 2025 perkembangan permukaan jalan aspal menjadi 694,47 Km, jalan tanah menjadi sepanjang 400,33 Km, jalan batu menjadi sepanjang 1,88
Km, jalan kerikil menjadi sepanjang 445,38 Km dan jalan beton 6,56 Km.
5.
Prediksi perkembangan panjang jalan dan jenis permukaan jalan ini dilakukan berdasarkan asumsi peningkatan kualitas jalan merupakan program jangka
panjang pemerintah daerah akibat dari frekuensi penggunaan jalan yang semakin meningkat pula. Selain itu, Kabupaten Padang Pariaman merupakan
daerah evakuasi antisipasi bencana alam seperti banjir dan tsunami. Sehubungan dengan itu, peningkatan kualitas jalan menjadi program utama
pememerintah daerah yaitu pembangunan infrastrutur jalan sebagai aspek pendukung perkembangan pembangunan terpadu untuk masa yang akan
datang di Kabupaten Padang Pariaman.
6.
Selain perkembangan jalan dan jenis permukaan jalan, Kabupaten Padang pariaman juga memiliki system angkutan kereta api, akan tetapi saat ini masih
belum aktif digunakan sebagai moda angkutan penumpang dan hanya dipakai sebagai angkutan wisata alam dari kota Padang ke Kabupaten Padang
Pariaman. Perkembangan masa yang akan datang diaharapkan dapat aktif kembali sebagai sarana angkutan penumpang di Sumatera Barat termasuk di
Kabupaten Padang Pariaman, tentu dengan transportasi kerata api yang lebih baik dari masa sebelumnya.
7.
Prasarana transportasi udara yaitu Bandara Internasional Minang Kabau BIM yang berlokasi di daerah Kabupaten Padang Pariaman diprediksi akan
mengalami perkembangan yang cukup pesat untuk 20 tahun yang akan datang. Sehubungan dengan itu, baik penerbangan domestic maupun
penerbangan internasional akan mengalami lonjakkan aktivitasnya. Untuk itu tuntutan terhadap perpanjangan landasan BIM dan fasilitas pesawat
berbadan lebar menjadi suatu perhatian dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten Padang Pariaman.
8.
Pembangunan infrastruktur air bersih, baik penyediaan jaringan maupun air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM perlu
ditingkatkan untuk masa yang akan datang, karena hal itu sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan pemukiman baru. Sehubungan dengan
itu, peningkatan terhadap kebutuhan air bersih dan diperkirakan 95 persen air bersih perlu disediakan oleh PDAM untuk rumah tangga. Kebutuhan ini
didasarkan kepada kapabelitas produksi air PDAM sebanyak 10 literdetik dengan distribusi dari Kabupaten sebanyak 8,5 literdetik dan tercapai hanya
7,5 literdetik. Walaupun kondisi ini masih kurang, namun secara fisik kondisinya masih baik dan frekuensi mengalir air bersih non-stop dalam arti
tidak pernah mati. Jadi, distrubusi air masih perlu ditingkatkan untuk masa yang akan datang.
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 72
9.
Sementara dari sisi pelayanan, PDAM Kabupaten Padang Pariaman baru dapat menjangkau 40 persen masyarakat dengan mayoritas adalah rumah tangga.
Jadi, prediksi pelayanan 20 tahun ke depan diharapkan akan dapat mencapai 95 persen. Dengan demikian, kondisi pipa distribusi untuk masa depan perlu
ditingkatkan kearah yang lebih baik secara kuantitas dan kualitas agar target 95 persen tersebut dapat diujudkan.
10.
Hal yang sama juga terjadi di sub-sektor listrik, permintaan listrik Nagari diprediksi akan terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan
aktivitas ekonomi di Nagari. Sejalan dengan itu, program listrik masuk desa untuk masa yang akan datang masih dibutuhkan dan perlu ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan listrik di tingkat nagari.
11.
Pembangunan sarana dan prasrana drainase juga akan meningkat untuk masa yang akan datang sejalaan dengan perkebangan jumlah penduduk dan
pemukiman. Peningkatan kebutuhan drainase sebagai bentuk penyadaran masyarakat terhadap pentingnya keberadaan saluran drainase agar genangan
air tidak terjadi di musim hujan, yang saat ini masih menjadi persoalan di beberapa lokasi di kabupaten Padang Pariaman.
12.
Jumlah sampah pada masa yang akan datang di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi diprediksi cenderung akan meningkat. Rata-rata timbulan sampah
dihasilkan 810 m
3
hari, sebahagian besar dihasilkan oleh rumah tangga dan pasar. Sementara ampah yang dapat dikelola oleh pemerintah hanya
sebahagian kecil yaitu 12 m
3
hari. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan sampah sangat minim yaitu Dam Truk 2 unit
dan TPS 20 unit, sedangkan tempat pembuangan akhir TPA belum cukup memadai. Sehubungan dengan itu, system penanganan sampah dirasa perlu
pula disempurnakan sejalan dengan peningkatan jumlah samapah tersebut.
13.
Pola pengumpulan sampah rumah tangga dengan kantong plastik atau karung masih tetap dipertahankan, tetapi verifikasi sampah organik dan non-organik
perlu dianjurkan kepada setiap rumah tangga untuk memisahkannya agar sampah organic bisa diolah lebih lanjut menjadi kompos dengan
menggunakan teknologi tertentu. Jadi, kebutuhan teknologi pengolah sampah organik dibutuhkan dalam jangka panjang.
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 73
b. Tata Ruang, Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup