RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 73
b. Tata Ruang, Pengembangan Wilayah dan Lingkungan Hidup
1. Kabupaten  Padang  Pariaman  memiliki  luas  wilayah  132.879  Ha,  yang  terdiri
dari  dari  17  kecamatan.  Luas  wilayah  tersebut  meliputi  lahan  yang  sudah terbangun  dan  tidak  terbangun.  Lahan  terbangun  dan  lahan  tidak  terbangun
penggunaannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 3.3 Penggunaan Lahan di Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2005 – 2010
No. Jenis Penggunaan
Lahan Luas
Ha Persentase
1 Pemukiman
8,097 6.09
2 Persawahan lahan basah
24,091 18.13
3 Tegalan
580 0.44
4 Perkebunan
48,446 36.46
5 Kebun Campuran
18,001 13.55
6 Hutan lindung
20,557 15.47
7 Hutan Suaka alam
6,610 4.97
8 Semak belukar
2,334 1.76
9 Kawasan industri
185 0.14
10  Tanah rusak tandus 26
0.02 11  Pertambangan bahan galian C
53 0.04
12  Kolom tambak ikan 53
0.04 13  lain-lain
3,846 2.89
Total Luas Lahan 132,879
100.00 Sumber: Naskah Akademis Rencana Pemindahan Ibu Kota, 2007.
Penggunaan  lahan  tidak  terbangun  untuk  masa  yang  akan  datang  akan mengalami  perubahan  sesuai  dengan  perencanaan  tata  ruang  yang  sudah  di
PERDA-kan  pemerintah  daerah  Kabupaten  Padang  Pariaman  berupa  Rencana Tata  Ruang  Kecamatan  dan  RDTRK  IKK  serta  Rencana  9  Kawasan  Strategis
Embarkasi Haji, Gerbang Ketaping, Kota Mandiri, Makam Syech Burhanuddin, Malibou anai, Pasar Induk, Pasar Lubuk Alung, Terminal Bus, dan CBD.
2. Keberadaan Bandara Internasional Minangkabau sejak tahun 2005 lalu, posisi
Kabupaten Padang Pariaman secara keruangan telah ditetapkan sebagai Pintu Gerbang  Sumatera  Barat,  baik  untuk  kedatangan  dari  nasional  maupun
internasional.    Posisi  ini  memberi  dampak  yang  sangat  luas  bagi pengembangan  ekonomi  wilayah  Kabupaten  Padang  Pariaman,  terutama
dalam arus keluar masuk orang, barang, jasa dan modal.
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 74
3. Rencana  tata  ruang  lainnya  yang  memiliki  arti  penting  dan  bersifat  strategis
dalam proses percepatan pembangunan dan pemerataan pembangunan antar wilayah kecamatan adalah sebagai berikut:
i. Rencana  detail  tata  ruang  kawasan  Bandara  Internasional  Minang
Kabau ii.
RTBL Depan Bandara Internasional Minangkabau iii.
RTBL Fly Over Duku iv.
Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Pantai Gasan v.
Rencana Tata Ruang Tapian Puti vi.
Rencana Tata Ruang Bukit Bulek vii.
Rencana Tata Ruang Jalan Lingkar lubuk Alung. 4.
Tuntutan  terhadap pemindahan lokasi ibu kota Kabupaten Padang Pariaman, ke kawasan Kecamatan VI Lingkung sebagai calon ibukota Kabupaten Padang
Pariaman.  Konsekwensi  dari  pemindahan  lokasi  kabupaten  tersebut mengharuskan  adanya  sinkronisasi  dengan  rencana  tata  ruang  yang  lebih
tinggi  seperti  RTRW  Nasional  dan  RTRW  Propinsi  Sumatera  Barat  dan kebutuhan  Kabupaten  Padang  Pariaman  untuk  masa  yang  akan  datang.    Di
samping  akan  pengembangan  infrastuktur  pemerintahan  kabupaten,  pusat pemerintahan  kecamatan,  pusat  pendidikan,  pusat  pelayanan  kesehatan
regional, pusat pengembagan pemukiman, pusat pengembagan perdagangan dan  jasa  regional,  terminal  bus  regional,  potensi  pertanian  tanaman  pangan,
perkebunan, pegembangan pertambangan dan pengembangan wisata.
5. Rencana  pengembangan  sektoral  dalam  bentuk  penetapan  “Kawasan
Agropolitan”  pengembangan  ternak  besar  dengan  komoditi  utama  ternak sapi. Program ini menuntut konsep pengembangan sentra agrobisnis terpadu
dengan  pusat  kawasan  beberapa  kecamatan  sebagai  penyangga. Selanjutnya  pengembangan  9  sembilan  kawasan  Strategis  Kabupaten
Padang  pariaman  pada  masa  yang  akan  dating.  Sejalan  dengan  itu,  wacana pemindahan  ibu  kota  kabupaten  Padang  Pariaman  terdapat  beberapa
alternatif kecamatan yaitu; 1 VII Koto, 2 Lubuk Alung, 3 Batang Anai, 4 2  x  11  VI  Lingkung,  5  Nan  Sabaris,  6  Sintuk  Toboh  Gadang,  7  VI
Lingkung, 8 V Koto Timur, 9 Sungai Limau.
6. Kecenderungan  dan  arah  perkembangan  struktur  ruang  Kabupaten  Padang
Pariaman perlu difokuskan kepada struktur ruang yang dibentuk berdasarkan besaran  jumlah  penduduk  dan  aktivitas  ekonomi  serta  kelengkapan  fasilitas
pendukung.  Jadi,  perkembangan  struktur  Kabupaten  Padang  Pariaman  untuk masa yang akan datang berbasis kebutuhan daerah.
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 75
7. Kecenderungan yang terjadi adalah aktivitas pembangunan cenderung trade-
off  dengan  kelestarian  lingkungan.  Pada  saat  pertumbuhan  ekonomi  yang menjadi  sasaran  pembangunan  harus  dibayar  mahal  dengan  pengorbanan
lingkungan.  Kerusakan  lingkungan  akan  memiliki  dampak  luas  terhadap kehidupan  masyarakat.  Sering  terjadinya  aktivitas  pembangunan  yang
dinikmati  oleh  segilintir  orang  harus  ditanggung  akibatnya  oleh  masyarakat pada  umumnya  dalam  bentuk  biaya  sosial  social  cost.  Oleh  karena
pembangunan  yang  dilakukan  haruslah  mempertahankan  kualitas  lingkungan sesui dengan konsep
Green Development dan Green Economy. medorong eksistensi indus
ecil home industri sebagai penggerak kegiatan ekonomi lokal.
9.
RPJPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-2025 76
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH