KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
RKPD Kab. Maros Tahun 2015
99
pada pendidikan dan pelatihan kejuruan. Namun, cara menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan dengan pertumbuhan
sedikit berbeda dengan cara di daerah pedesaan. Meskipun perbaikan infrastruktur masih cukup penting bagi peningkatan perekonomian di daerah perkotaan yang
paling dibutuhkan adalah menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah perkotaan dengan pasar kerja formal.
Upaya perbaikan akses kredit permodalan telah terbukti sangat membantu menghubungkan kelompok-kelompok masyarakat khususnya yang berpenghasilan
rendah tersebut dengan berbagai peluang. Petani membutuhkan modal untuk membiayai berbagai sarana produksi pertanian; usaha non pertanian di daerah
pedesaan sangat mengalami kendala akses modal. dan usaha di daerah perkotaan khususnya usaha mikro dan kecil yang melibatkan sebagian besar penduduk miskin
juga mengalami kendala untuk mendapatkan kredit modal. Karena itu, langkah- langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan akses kredit komersial ini mungkin
merupakan bagian penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan aktifitas ekonomi di tahun 2015 diharapkan akan mampu
memberikanmembuka lapangan pekerjaan sehingga penyerapan angkatan kerja dapat seiring dengan jumlah angkatan kerja baru dan diharapkan dapat menyerap
lebih banyak lagi pro job. Lebih lanjut diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat sehingga penurunan jumlah penduduk miskin
secara pasti menjadi kenyataan pro poor. Dengan demikian target tingkat partisipasi angkatan kerja diatas 75 dan angka kemiskinan dibawah 10 dapat
tercapai pada tahun 2015 mendatang.
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Maros
Kabupaten Maros dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis kinerja sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah akan berfungsi optimal jika penyelenggaraan urusan pemerintahan didukung dengan sumber-sumber penerimaan yang cukup berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Analisis keuangan daerah pada prinsipnya dimanfaatkan untuk memberi gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
RKPD Kab. Maros Tahun 2015
100
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Menganalisa pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan serta struktur APBD. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tentang Pendanaan Pengelolaan Keuangan disebutkan bahwa
struktur APBD meliputi: a Pendapatan Daerah, b Belanja Daerah, c Pembiayaan Daerah. Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang,
stabilitas perekonomian adalah merupakan salah satu prasyarat dasar untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas
pertumbuhan, serta dapat memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Oleh karenanya stabilitas ekonomi makro akan dapat dicapai apabila hubungan variable ekonomi
makro yang utama berada dalam keseimbangan, neraca pembayaran, penerimaan dan pengeluaran fiscal serta tabungan dan investasi. Perekonomian yang tidak stabil akan dapat
menimbulkan biaya yang tinggi bagi perekonomian dan akan menyulitkan masyarakat baik swasta maupun rumah tangga. Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan adanya fluktuasi yang tinggi dalam pertumbuhan produksi, hal ini sangat berpengaruh terhadap tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja.
Inflasi yang tinggi akan merupakan beban yang sangat berat dan sangat dirasakan oleh penduduk miskin, dimana daya beli
purchasing power
masyarakat akan semakin rendah. Maka dari itu Pemerintah Kabupaten menerapkan kebijakan umum bidang keuangan daerah
sebagai berikut: 1.
Mendorong tumbuhnya sektor usaha swasta dalam semua ukuran, baik menengah maupun kecil yang akan berfungsi sebagai subyek pajak dan retribusi baru;
2. Meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan dengan cara:
a. Mengusulkan rencana program dan kegiatan untuk setiap bidang pemerintahan yang
dapat disampaikan kepada pemerintah melalui forum Musrenbang Provinsi dan Nasional,
b. Mendorong pimpinan SKPD untuk melakukan koordinasi dengan Kementrian Teknis
di tingkat pusat, c.
Menjalin hubungan kerja dan komunikasi yang intensif dengan para pelaku ekonomi daerah dan nasional untuk melakukan investasi di Kabupaten Maros,
d. Menerbitkan profil investasi pada berbagai sektor potensial untuk disebarluaskan
kepada pihak-pihak terkait secara periodic. 3.
Memberikan kemudahan perizinan kepada investor yang terkait untuk penanaman modal di Kabupaten Maros,
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
RKPD Kab. Maros Tahun 2015
101
4. Penajaman skala prioritas program dan kegiatan yang paling banyak memberikan
kontribusi kepada upaya pencapaian visi dan misi daerah.
6.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah