Tabel 2. Klasifikasi Panjang Kepala menurut LebzelterSaller
12
Klasifikasi panjang kepala Laki- laki mm
Perempuan mm Sangat sempit
≤169 ≤161
Sempit 170 – 177
162 – 169 Sedang
178 – 185 170 – 176
Lebar 186 – 193
177 – 184 Sangat lebar
≥194 ≥185
Gambar 2. A Lebar kepala, B Panjang kepala
22
2.2.2 Indeks Kranial
Berbagai generasi ahli antropologi fisik melakukan pengukuran terhadap kranium dalam meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara elemen-elemen
kranium dengan ras. Mereka mendapatkan bahwa bentuk dari kranium memiliki ciri spesifik yang konstan dari masing-masing ras dan perbedaan ras tersebut dapat
diperlihatkan melalui perbedaan indeks kranial. Indeks kranial merupakan perbandingan antara lebar maksimum dan panjang maksimum dari kranium.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya indeks kranial dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
20
Indeks kranial = Lebar maksimum kranium eu-eu × 100
Panjang maksimum kranium g-op − Euryon eu adalah titik paling distal pada sisi neurocranium, pada tulang
parietal untuk menentukan lebar maksimal tengkorak.
22
− Glabella g adalah titik paling depan pada tulang dahi pada tengkorak.
22
− Opisthocranion op titik paling jauh dari glabella pada tulang oksipital.
22
Untuk mendapatkan indeks sefalik dari indeks kranial, kedua lebar maksimum kranium dan panjang maksimum kranium ditambah 8mm.
20
Gambar 3. ATitik Glabella, B Titik Euryon, C Titik Opisthocranion
22
Pada prinsipnya berdasarkan ukuran kranium digolongkan menjadi kepala panjang dolikokranial, kepala bundar brakhikranial dan intermediate
mesokranial. Sedangkan berdasarkan besarnya indeks kranial digolongkan menjadi : ultradolikokranial indeks kranial kurang dari 65, hiperdolikokranial 65 – 69,9,
dolikokranial, 70 – 74,9, mesokranial 75 – 79,9, brakhikranial 80 – 84,9, hiperbrakhikranial 85 – 89,9, ultrabrakhikranial 90 atau lebih.
20
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Indeks Kranial dan Klasifikasi Ras
3,4
Bentuk kranium Indeks kranial
Ras Ultradolikokranial
≤65 Negroid
Hiperdolikokranial 65 – 69,9
Dolikokranial 70,0 – 74,9
Mesokranial 75,0 – 79,9
Kaukasoid Brakhikranial
80,0 – 84,9 Mongoloid
Hiperbrakhikranial 85 – 89,9
Ultrabrakhikranial ≥90
Gambar 4. Variasi bentuk kranial dari ras berbeda ABrakhikranial, BMesokranial, CDolikokranial
19
2.2.4 Variasi Bentuk kepala
Berdasarkan indeks sefalik bentuk kepala dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu, dolikosefalik, mesosefalik, brakhisefalik dan hyerbrakhisefalik.
10,13-15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Klasifikasi Indeks Sefalik menurut William et.al., 1995
10,13
dan Klasifikasi Ras
3,15
A. Dolikosefalik
Bentuk kepala ini menggambarkan individu dengan nilai indeks sefalik 74,9 dan tipe wajah leptroprosopik. Dengan ciri-ciri memiliki kepala lebar dan sempit,
profil wajah panjang dan sempit, protrusif, bentuk dan sudut bidang mandibula yang sempit, bentuk muka seperti segitiga tapered, diafragma hidung yang sempit, tulang
pipi kurang menonjol, rongga orbita berbentuk rektangular dan aperture nasal yang lebar. Bentuk kepala yang sempit dan panjang juga akan menghasilkan lengkung
maksila dan palatum yang sempit dan dalam. Kebanyakan bentuk kepala ini dimiliki
oleh ras Negroid.
2,3
B.
Mesosefalik
Bentuk kepala dengan nilai indeks sefalik 75-79,9. Bentuk kepala ini memiliki karakteristik fisik kepala lonjong dan bentuk muka terlihat oval dengan zigomatik
yang sedikit mengecil, profil wajah ortognasi. Bentuk kepala seperti ini kebanyakan dimiliki oleh orang Kaukasoid.
2,3
C. Brakhisefalik
Brakhisefalik mengacu pada individu dengan bentuk kepala yang lebar dan persegi, dengan nilai indeks sefalik yang lebih besar dari rata-rata yaitu 80-84.9.
Bentuk kepala ini cenderung dimiliki oleh ras Mongoloid dengan ciri-ciri aperture nasal yang membulat, sudut bidang mandibula yang lebih rendah, bentuk muka
segiempat, profil wajah prognasi sedang, rongga orbita membulat, dan puncak kepala tinggi seperti kubah.
2,3
Bentuk Kepala Indeks sefalik
Ras Dolikosefalik
≤74,9 Negroid
Mesosefalik 75 – 79,9
Kaukasoid Brakhisefalik
80,0 – 84,9 Mongoloid
Hiperbrakhisefalik ≥85
Universitas Sumatera Utara
Di Eropa rata-rata nilai indeks sefalik antara 75 dan 80 ditemukan di sebagian lnggris, Skandinavia dan beberapa daerah di zona Mediterania. Eropa Barat dan
Tengah rata-rata biasanya di atas 80 dan 85, sedangkan sebagian besar di Afrika di bawah 75 kecuali di Afrika Utara mempunyai rata-rata indeks sefalik 80 atau lebih.
Rata-rata indeks sefalik 80 juga ditemukan di beberapa negara seperti Cina, Jepang, dan Indonesia.
15
Tabel 5. Rata-rata indeks sefalik dari beberapa populasi
5
Populasi Rata-rata Indeks sefalik
Bentuk kepala Native Australian
74 Dolikosefalik
Jat 74
Dolikosefalik African
76 Mesosefalik
Bhutanese 77
Mesosefalik Ainu
77 Mesosefalik
Melanesian 77
Mesosefalik Arab
77 Mesosefalik
Native Taiwanese 79
Mesosefalik Chinese
80 Brakhisefalik
Native U.S. American 80
Brakhisefalik Median
81 Brakhisefalik
Japanese 81
Brakhisefalik Polynesian
81 Brakhisefalik
Inuit 82
Brakhisefalik Native S. American
82 Brakhisefalik
Northern Russian 83
Brakhisefalik European
83 Brakhisefalik
Native Mexican 84
Brakhisefalik Mongolian
85 Hiperbrakhisefalik
Korean 85
Hiperbrakhisefalik Afghan
86 Hiperbrakhisefalik
Lapp 86
Hiperbrakhisefalik
Universitas Sumatera Utara
2.3 Identifikasi
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.
4,14
Proses identifikasi manusia di mulai dengan identifikasi ras, jenis kelamin dan umur.
4,6
Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Peran ilmu kedokteran forensik, cit.Netty, 2011
,
dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar
dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka.
17
Salah satu dasar dari sebuah pengetahuan identifikasi adalah pengetahuan tentang antropometri.
4,14
Pada proses identifikasi, mengetahui ras, suku bangsa, dan jenis kelamin korban merupakan hal yang penting. Dalam kasus seperti hanya ditemukan beberapa
bagian badan saja untuk diidentifikasi, mengetahui ras, suku bangsa, etnis dan jenis kelamin dapat diketahui salah satunya melalui pengukuran antropometri dengan
menggunakan perhitungan indeks sefalik.
10
2.3.1 Identifikasi Ras
Ras adalah segolongan manusia yang mempunyai persamaan sifat-sifat lahir tertentu yang dapat dilanjutkan kepada turunannya. Haldene menyatakan bahwa ras
adalah sekelompok manusia yang memiliki satu kesatuan karakter fisik dan asal geografis dalam area tertentu.
2
Identifikasi mengenai ras, etnis dari seorang korban, sering diperlukan pada kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh kecelakan, baik
itu kecelakaan kereta api, mobil, maupun pesawat terbang baik lokal maupun internasional. Paling baik dalam mengidentifikasi korban dimana hanya ditemukan
beberapa tulang saja untuk diidentifikasi adalah pengukuran tulang tengkorak dan pelvis.
4
Universitas Sumatera Utara