• Nilai Ki67 yang di dapat sebagai persentase menandai sel yang positif ganas dengan menggunakan anti-human Ki67 monoclonal antibody MIB1, yang merupakan salah
satu antibodi yang paling umum digunakan dan merupakan standar baku emas. • Nilai persentase Ki67 di defenisikan sebagai persentase sel tumor yang berwarna
positif di antara sel – sel ganas yang diperiksa. • Nilai batasan Ki67 adalah 14 berdasarkan pengalaman ahli patologi yang berbeda
serta yang direkomendasikan secara internasional saat ini. • Spesimen secara lengkap diperiksa dan diselidiki untuk pewarnaan imunohistokimia
inti sel tumor. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan bagian tumor secara keseluruhan dan tidak dibatasi hanya pada bagian yang banyak sel tumornya atau ke
bagian yang secara jelas ditemukan positif yaitu bagian yang invasif atau di bagian yang nekrosis.
Ekspresi Ki67 biasanya diperkirakan sebagai persentasi sel tumor yang positif pewarnaan dengan antibodi, dengan pewarnaan inti menjadi kriteria yang paling umum dari
indeks proliferasi. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa Ki67 adalah faktor prognostik dalam berbagai jenis tumor ganas. Pada kanker payudara, kebanyakan penelitian
menunjukkan secara jelas, hubungan yang signifikan secara statistik dengan hasil klinis, baik pada analisis univariat dan multivariate. Sebuah hubungan yang kuat telah dicatat antara
persentase sel yang positif Ki67 dengan grading inti, usia, dan tingkat mitosis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kanker payudara dengan overekspresi Ki67 lebih dari
20 – 50 merupakan risiko tinggi untuk terjadi penyakit berulang, menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan hasil klinis, seperti disease-free survival dan overall
survival Taneja P, et all, 2010. Ki67 adalah protein yang ditemukan di dalam inti sel yang berhubungan dengan
proses proliferasi sel. Tingginya ekspresi Ki67 berhubungan dengan prognosis buruk pada penderita kanker payudara dengan memendeknya disease-free survival dan overall survival
Jeong S et al ,2011.
2.5. USIA SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK KANKER PAYUDARA
Usia sudah lama diduga sebagai faktor prognostik penderita kanker payudara, dengan usia lebih tua mengalami perkembangan penyakit yang lambat, dan pada usia muda
perkembangan penyakit yang agresif. Menurut konsensus National Institute of Health 1993
Universitas Sumatera Utara
yang sejak saat itu dipublikasikan pada Journal of The National Cancer Institute Monographs, yang menyatakan usia muda merupakan faktor prognostik yang merugikan,
walaupun tentang pengobatannya masih kontroversi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan terapi yang cocok untuk pasien usia muda, premenopause, dan post menopause Duus JE,et
al. 2006. Kanker payudara adalah penyakit yang sering dijumpai pada usia tua. Usia rata-rata
ketika didiagnosis penderita kanker payudara adalah 63 tahun, dengan 30 wanita yang menjalanai usia 70 tahunan atau lebih American Cancer Society : Breast Cancer Facts and
Figures 2003. Terminologi usia tua telah dijelaskan dalam penelitian yang berbeda antara usia diatas 60 tahun dan diatas 80 tahun. Pasien usia tua yang menderita kanker payudara
adalah kelompok yang unik untuk mendapatkan pengobatan, disebabkan mereka mempunyai harapan hidup yang terbatas, tingginya insidensi penyakit penyerta, dan tidak toleran
terhadap pengobatan. Menurut data di USA tahun 1973 sampai tahun 1984 menunjukkan angka survival
relatif lebih buruk pada usia di bawah 35 tahun dan di atas 85 tahun. Menurut penelitian di Norwegia pada tahun 1955 sampai tahun 1980 angka survival buruk pada usia di bawah 35
tahun dan di atas 75 tahun. Menurut data dasar dari populasi Danish menunjukkan bahwa pasien yang di diagnosis dibawah 35 tahun, begitu juga usia 35 sampai 39 tahun mempunyai
resiko kematian yang tinggi dibandingkan usia 45 tahun sampai 49 tahun Kroman N, et al. 2000.
Menurut penelitian Jay RH dan Monica M 1996, usia lebih muda berhubungan dengan meningkatnya frekwensi variasi gambaran patologi invasi pembuluh limfatik, grade 3
histologi, reseptor estrogen yang negatif, dan adanya gambaran extensive intraductal component EIC. Dalam penelitiannya membagi usia penderita kanker payudara menjadi 4
kelompok berdasarkan gambaran patologi yaitu : usia 35 tahun, 35-50 tahun, 51-65 tahun, dan 65 tahun. Dimana pada masing – masing kelompok umur ini memberikan gambaran
histopatologi yang berbeda, dilihat dari extensive intraductal component EIC, lymphatic vessel invasive LVI dan, mononuclear cell reaction MCR. Usia muda merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan hasil pengobatan yang buruk. Kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita usia 35-54
tahun, maka perlu dilakukan pengelompokan umur sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara tanpa mengesampingkan faktor genetik berupa dijumpainya mutasi genetik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Charmaini K.S et all, 2004 membuat pengelompokan umur terhadap faktor risiko terjadinya kanker payudara;
• High risk women, yaitu wanita yang memiliki mutasi genetik. • Moderate risk women , yaitu usia 40-49 tahun.
• Low risk women, yaitu 50- 79 tahun.
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk melihat faktor prognostik usia dihubungkan dengan HER2, maupun dihubungkan dengan Ki67. Sebuah penelitian Finnish
melaporkan bahwa overekspresi onkoprotein HER2 menurun seiring dengan usia Holli K, Isola J, 1997. Tetapi beberapa penelitian lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan
overekspresi HER2 dihubungkan dengan usia, penelitian ini juga menunjukkan ekspresi Ki67 ditemukan lebih tinggi pada populasi yang lebih muda Goldhirsch A, et al, 2002.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN