Prosedur Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif

1 satu orang guru model, usaha penilaian juga hanya dilakukan pada satu mapel yaitu Bahasa Inggris.Tes pada tindakan siklus II dilakukan untuk 12 dua belas mata pelajaran. Selain alat pengumpul data yang berupa tes, juga berupa panduan observasi.Panduan observasi ini untuk mengamati dan menilai guru model ketika melakukan real teaching dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Cara meningkatkan validitas penelitian tindakan adalah meminimalkan subyektifitas melalui trianggulasi. Bentuk-bentuk trianggulasi adalah trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teoritis. Trianggulasi waktu dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda, meliputi rentang waktu tindakan dilaksanakan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin bahwa efek perilaku tertentu bukan hanya suatu kebetulan. Trianggulasi peneliti dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang sama oleh beberapa peneliti pengamat sampai diperoleh data yang relative konstan. Trianggulasi teoritis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun oleh beberapa teori yang berbeda tetapi berkaitan. Data pada penelitian ini diperoleh dengan observasi atau pengamatan, maka agar data valid divalidasi dengan cara trianggulasi baik waktu, peneliti maupun teoritis Setelah data diperoleh baik dari angket maupun observasipengamatan, selanjutnya data dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.Pada prinsipnya analisis data untuk mencari dan mengatur secara sistematis data yang terkumpul untuk kemudian disimpulkan. Analisis data secara deskriptif kualitatif, dilakukan dengan memperhatikan indikator-indikator yang terdapat dalam panduan observasi atau format pengamatan pelaksanaan pembelajaran guru dan format penilaian kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Indikator keberhasilan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif melalui Strategi Pembimbingan Kolaboratif Guru SPKG adalah: 1. Kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP meningkat dengan pencapaian skor 76 – 90 atau peringkat Baik. 2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran meningkat dengan pencapaian skor 76 – 90 atau peringkat Baik.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan masing-masing terdiri dari 4 empat tahap kegiatan, yaitu 1 perancangan planning, 2 pelaksanaan tindakanacting, 3 pengamatanobserving, dan 4 refleksireflecting. 1. Prosedur Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus 1 dilakukan dengan : 1 Mengadakan rapat dengan seluruh dewan guru tentang permasalahan yang dihadapi terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran mengacu Standar proses. 2 Berkoordinasi dengan wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, penanggung jawab program Sekolah Standar Nasional SSN, Koordinasi bidang Standar proses membahas tentang Rencana Kerja Sekolah yang berhubungan dengan penyelenggaraan Workshop Standar proses. 3 Menentukan struktur program dan desain workshop Standar proses, yaitu dengan fokus perbaikan kualitas pengelolaan pembelajaran terutama tahap perencanaan pembelajaran dan tahap pelaksanaan pembelajaran. 4 Menentukan teknik dan metode workshop dan pelatihan, yaitu dengan padabagian SI dan SKL, lesson study, praktik menyusun RPP, dan praktik pembuatan media pembelajaran, dilakukan pada tahap pertama. 5 Tahap kedua, menggunakan teknik praktik pembelajaran real teaching baik dengan pola terbatas maupun pola lebih luas yang mencakup seluruh mata pelajaran. 6 Menentukan jadwal workshop yaitu : kajian SI dan SKL, lesson study, penyusunan RPP, dan pembuatan media pembelajaran, dilaksanakan hari Rabu, 23 Desember 2009. Pertemuan atau kegiatan kedua berupa workshop real teaching penerapan model pembelajaran kooperatif dilaksanakan pada hari Senin, 11 Januari 2010. 7 Menyiapkan proposal pelaksanaan workshop atau pelatihan di bawah bimbingan pengawas wilayah serta menyusun instrument penelitian beserta perlengkapan lainnya. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam bentuk real teaching penerapan model pembelajaran koopeartif . Praktik pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif ini dilakukan secara berkolaborasi baik dalam menyusun perencanaan pembelajaran maupun ketika melakukan real teaching dalam workshop. c. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan cara : 1 Observasi atau penilaian terhadap dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. 2 Observasi atau penilaian terhadap praktik pembelajaran terutama difokuskan pada penggunaan metode kooperatif, dan pengguanaan alat bantumedia pembelajaran, dengan menggunakan pedoman penilaian pelaksanaan pembelajaran guru IPKG. d. Refleksi Tahap refleksi dilakukan dalam bentuk penyampaian kesan, dan pengalaman pembelajaran oleh guru model. Setelah guru model menyampaikan kesan dan pengalamannya ketika melakukan real teaching dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif , masing-masing guru yang menjadi pengamat secara bergantian menyampaikan hasil pengamatan, sekaligus penilaiannya. Dengan refleksi ini, diharapkan guru-guru model akan melakukan penyempurnaan pada kegiatan real-teaching berikutnya. Kekurangan- kekurangan atau kendala-kendala pembelajaran dapat disempurnakan pada taha refleksi dan bisa disempurnakan pada siklus yang kedua. 2. Prosedur Tindakan Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Planning hasil refleksi pada siklus 1 digunakan sebagai dasar menyusun perencanaan pada siklus 2. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1 Merumuskan bentuk atau desain pelatihan atau workshop berdasarkan data- data tentang kekurangan yang ditemukan pada siklus 1. 2 Menentukan metode atau teknik pelatihan, yaitu dengan bentuk real teaching yang lebih luas dan dilakukan secara kolaboratif. b. Pelaksanaan Tindakan Action Tahap pelaksanaan pada siklus 2, dilakukan dalam bentuk real teaching lebih luas yang dilakukan secara kolaboratif, baik antar guru dalam satu mata pelajaran atau antar guru mata pelajaran. Guru-guru yang pada tindakan siklus 1 sudah memiliki pengalaman karena mengamati temannya yang menjadi guru model. Guru-guru tersebut, yang berjumlah 12 orang, setiap guru mewakili mata pelajarannya, melakukan real teaching. Sebagai observer atau pengamat adalah satu guru sejenisserumpun, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.Obsevasi Observasi pada tindakan siklus 2 dilakukan dalam bentuk : 1 Observasi dokumen perencanaan pembelajaran yang digunakan untuk real teaching. 2 Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif yang bervariasi, terutama difokuskan pada pengorganisasian peserta didik, metode, dan penggunaan alat bantu atau media pembelajaran. 3 Observasi terhadap keaktifan dan motivasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Refleksi Refleksi pada tindakan siklus 2 ini dilakukan dengan menganalisis hasil observasi terhadap tiga aspek, yaitu 1 kemampuan guru dalam menyusun RPP, 2 kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, 3 keaktifan dan motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Untuk selanjutnya dibuat kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1 maupun siklus 2, atau disebut pra-tindakan. Data penilaian pra-tindakan diperoleh dari penilaian atau pengamatan terhadap dokumen perencanaan pembelajaran yang berupa RPP. Yang disusun oleh guru sebelum ada tindakan, data penilaian atau pengamatan terhadap pelaksanaan guru dalam pembelajaran sebelum tindakan yang diperoleh dari data supervisi akademik atau supervisi kunjungan kelas tahun 2009 sebelum ada tindakan. Selain merupakan data penilaian yang berupa kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, paad bagian ini juga dipaparkan data penelitian yang berupa tipe guru dan karakter juga yang meliputi kolaborasi, inovasi, dan kreativitas. Data penilaian tentang tipe guru dan karakter guru terutama berkaitan dengan budaya kolaborasi, inovasi, dan kreatif penting untuk dikaji pada kondisi awal pra tindakan. Data ini dapat memberikan gambaran kepada Kepala Sekolah dalam mencari strategi pemecahan masalah. Pemilihan model pembelajaran kooperatif dan Strategi Kolaborasi Guru Teachers Collaborative Strategy sangat dipengaruhi oleh data penilaian tersebut. Subjek penelitian pratindakan kolaborasi guru berhubungan dengan adalah 22 orang guru SMP Negeri 1 Mertoyudan. Angket kolaborasi guru terdiri dari 16 enam belas pertanyaan tentang atmosfir atau budaya guru di sekolah yang adalah budaya kolaborasi, inovasi, dan kreasi. Angka persentase tentang budaya guru yang meliputi kolaborasi, inovasi, dan komitmen atau inisiatif, lebih besar. Secara berturut-turut budaya kolaborasi rata-rata 69,48, inovasi rata-rata 75, kreativitas rata-rata 68,18, dan komitmentanggung jawab rata-rata 59,09. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar guru SMP N 1 Mertoyudan mempunyai karakter guru kolaboratif, inovatif, kreativitas, dan tanggung jawab dengan kategori cukup. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi kepala sekolah untuk mengembangkan guru lebih lanjut, terutama dalam peningkatan kemampuan guru berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran yang berbasis kolaborasi. Instrumen ada pada lampiran. Guru – guru SMPN 1 Mertoyudan sebagian besar termasuk tipe 3, yaitu guru yang berkarakter fleksibel. Menurut teori psikologi tipe guru yang baik adalah sangat liberal. Angka persentase tipe 3 adalah 91, tipe 2 adalah 9. Dengan data ini dapat diketahui bahwa karakter guru-guru SMP N 1 Mertoyudan adalah kurang berani untuk berbeda pendapat, tidak kritis, kurang kuat menghadapi tekanan, dan cenderung mengikuti arus atau kemauan sebagian besar guru lainnya. Daftar angket ada pada lampiran penelitian ini. Berdasarkan penilaian kemampuan dalam menyusun RPP dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, kompetensinya baru mencapai predikat cukup dengan skor 58,83 dan 67,86. Kondisi ini memberikan informasi kepada penulis bahwa kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran masih perlu untuk ditingkatkan. Siklus 1 merupakan pemberlakuan tindakan penelitian pertama dengan menggunakan strategi pembimbingan kolaborasi guru berbentuk real – teaching. Ada 12 dua belas guru yang menjadi guru model dan diamati oleh guru – guru lain yang serumpun. Tahap – tahap pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Perencanaan planning Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: a. Menentukan 12 orang guru yang akan melakukan real – teaching dalam Workshop Standar Proses. Guru yang menjadi guru model disepakati secara musyawarah dalam kelompok mata pelajaran masing – masing. b. Panitia Workshop menyusun jadwal kegiatan real – teaching baik berhubungan dengan waktu, kelas yang digunakan, dan nama guru yang menjadi pengamat observer. c. Guru secara kolaborasi menyusun panduan format observasi. d. Guru secara kolaborasi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. e. Guru secara kolaborasi menyusun media dan lembar kerja siswa. 2. Tindakan Action Tahap tindakan pada siklus 1 dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: a. Guru melaksanakan real – teaching di kelas sesuai dengan jadwal mengajar dan Kompetensi Dasar masing –masing. b. Guru pengamat melakukan observasi berdasarkan panduan lembar observasi yang disusun bersama. c. Pengamatan atau observasi pembelajaran meliputi pengamatan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Pada pengamatan pelaksanaan pembelajaran ada 2 dua hal yang diamati, yaitu 1 keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, 2 motivasi atau semangat guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Observasi Observing Kegiatan observasi pada siklus 1 dilakukan sebagai berikut a. Kepala sekolah, guru senior, dan pengawas mengamati kegiatan guru dalam menyusun RPP secara kolaboratif. Fokus pengamatan meliputi aktivitas noninstruksional dan aktivitas instruksional. b. Kepala sekolah, guru senior, dan pengawas mengamati kegiatan real-teaching pelaksanaan pembelajaran secara kolaboratif. Fokus pengamatan meliputi aktivitas noninstruksional dan aktivitas instruksional. c. Hasil pengamatan yang berupa aktivitas non instruksional dianalisis kenaikannya disbanding dengan kondisi awal dan hasil pengamatan yang berupa aktivita instruksional dihitung skor pencapaian dan predikat kualitatifnya. 4. Refleksi Pada tahap refleksi siklus 1 ini semua guru model berkumpul secara pleno dengan pengamat observer yang difasilitasi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dari hasil refleksi, terutama pemaparan pengalaman guru model dan juga pemaparan observer ada beberapa hal yang diungkapkan, yaitu: a. Guru merasa senang mengajar dengan metode kooperatif. b. Sekolah diminta melengkapi sarana dan media pembelajaran untuk mendukung penggunaan metode pembelajaran yang bervarisasi dan inovatif. c. Guru merasa belum terbiasa dengan persiapan penerapan model pembelajaran kooperatif karena persiapannnya baik yang berupa penyusunan RPP, pembuatan alatmedia membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang. d. Guru dalam melaksanakan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan scenario dalam RPP. e. Berdasarkan pengamatan guru model dengan menerapkan metode belajar kooperatif, siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.

A. Deskripsi Hasil Siklus 2