A. Deskripsi Hasil Siklus 2
Berdasarkan deskripsi pada siklus 1 yang sudah dibahas di atas, dapat diperoleh data bahwa pembimbingan kolaborasi guru dapat meningkatkan kemampuan guru dapat
dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Peningkatan terjadi pada aktivitas noninstruksional dan aktivitas instruksional pada penyusunan RPP maupun real –
teaching pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Beberapa hal penting berdasarkan refleksi pada siklus 1 menjadi pertimbangan dalam melaksanakan
tindakan pada siklus 2. Tahap – tahap kegiatan pada tindakan siklus 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan planning Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
a. Masing – masing kelompok mata pelajaran menyepakati guru model yang melakukan real – teaching.
b. Guru model dengan bimbingan guru senior dan kepala sekolah, serta pengawas menyusun RPP. Kompetensi Dasar yang dipilih sesuai dengan
program pembelajaran sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang sudah diprogramkan.
c. Guru model dengan bimbingan guru senior, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah menyusun alat bantu media pembelajaran yang akan digunakan untuk real – teaching dalam Workshop Standar Proses.
2. Tindakan Action Tahap tindakan action dalam siklus 2 dilakukan sebagai berikut :
a. Guru model melaksanakan real-teaching dengan menerapkan di antara 8 delapan macam metode pembelajaran kooperatif, yaitu metode 1
demonstrasi, 2 jigsaw, 3 think pair share, 4 gallery walk, 5 problem based instruction,6 mind mapping, 7 role playing, dan 8 group investigation.
b. Guru model menerapkan 5 lima tahap utama dalam pembelajaran kooperatif, yaitu 1 presentasi kelas, 2 pembentukan kelompok, 3kerja kelompok, 4
kuis, 5 penghargaan. c. Guru model memanfaatkan alat bantu, alat peraga, dan media yang ada di
sekolah, antara lain LCD, VCD, peta, internet, alat peraga IPA,dll. 3. Observasi observing
Pada tahap ini kepala sekolah, guru mitra, dan pengawas bertindak sebagai pengamat. Kegiatan pengamatan berpedoman pada lembar observasi aktivitas
noninstruksional dan aktivitas instruksional. 4. Refleksi
Dari kegiatan refleksi yang difasilitasi dari kepala sekolah terjadi hambatan- hambatan baik yang bersifat noninstruksional dan instriksional sudah bias diatasi.
Misalnya, tingkat persiapan guru lebih matang, alat bantumedia lebih bervariasi terutama memanfaatkan yang ada disekolah, rasa percaya diri, guru juga sudah
terbangun. Guru sudah tidak canggung dengan metode pembelajaran kooperatif. Guru juga merasa tetap nyaman meskipun mengajar diamati oleh guru mitra bahkan
kepala sekolah dan pengawas sekolah.
B. Pembahasan Antar Siklus