Stategi Kolaboratif Guru Teaching Collaborative Strategy

e. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Berbicara tentang macam-macam model pembelajaran kooperatif yang menurut penjelasan sebelumnya termasuk model pembelajaran efektif, penulis merangkum dari beberapa buku referensi. Beberapa pakar pembelajaran yang telah menulis buku tentang model pembelajaran kooperatif adalah Lie 2002; Slavin 1995; Zaini dkk 2004; De Porter Hernaeki 2002; Dryden Vos 2002; Meier 2003; De Porter dkk 2005. Dari buku-buku tentang model pembelajaran kooperatif yang ditulis oleh pakar pembelajaran tersebut, ada 20 dua puluh macam metode pembelajaran kooperatif. Akan tetapi, mengingat prinsip kemudahan dan kepraktisan dalam penerapannya, di bawah ini hanya dipilih 9 sembilan metode pembelajaran kooperatif. Kesembilan metode tersebut diterapkan dalam kegiatan Workshop Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif melalui Strategi Pembimbingan Kolaborasi Gurudalam Workshop. Di bawah ini diuraikan sembilan macam metode pembelajaran kooperatif tersebut. 1 Student Teams Achievement Divisions STAD 2 Jigsaw 3 Mind Mapping 4 Think Pair and Share 5 Role Playing 6 Group Investigation 7 Demonstrasi 8 Gallery Walk

A. Stategi Kolaboratif Guru Teaching Collaborative Strategy

Istilah kolaboratif sebenarnya diambil dari istilah dalam model pembelajaran pannen 2001 = 67 menjelaskan bahwa belajar secara kolaboratif adalah model belajar yang ditandai oleh serangkaian kegiatan diskusi terhadap isu dan strategi pemecahan masalah. Di dalam model pembelajaran kooperatif setiap anggota bekerja sama untuk menentukan strategi dan cara untuk memecahkan kasus yang ditugaskan. Para anggota menetapkan keputusan bersama untuk mencari jalan keluar. Dialog antar anggota menimbulkan perasaan bahwa kegiatan adalah untuk bersama . Masing-masing anggota menguji idenya kepada mitranya maupun simulasi. Hal seperti ini sangat mendukung terjadinya proses pengembangan pengetahuan bersama, sekaligus pengembangan pengetahuan individu. Istilah belajar kolaboratif diadaptasi dari suasana kerja kelompok kehidupan nyata seperti yang dialami dalam dunia organisasi,baik untuk tujuan mencapai laba usaha maupun untuk menyelesaikan tugas organisasi. Belajar kolaboratif bertujuan membangun pengetahuan dalam diri individu .melalui kerja dan diskusi kelompoks sehingga terjadi pertukaran ide dari satu anggota kelompok kepada kepada anggota lainnya. Pertukaran ide tersebut akan menimbulkan refleksi yang memantapkan struktur pengetahuan individu kerja sama yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat berlangsung antar anggota kelompok dan antar kelompok. Kelompok bekerja untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama melalui kolaborasi, dalam pengambilan keputusan, dan investigasi. Anggota kelompok itu saling memerlukan dan berbagi keahlian serta keterampilan untuk mencapai tujuan bersama atau untuk mencapai pemahaman yang mungkin sulit untuk dicapai jika masing-masing bekerja secara individu . Dalam hal ini istilah kolaborasi yang sebenarnya merupakan sebuah model pembelajaran bagi peserta didik, dimodifikasi menjadi sebuah strategi peningkatan kemampuan guru terutama dalam pengelolaan pembelajaran, lebih fokus pada penerapan pembelajaran korporatif. 1. Karakteristik Strategi Kolaboratif Strategi kolaboratif termasuk jenis strategi dalam pengembangan guru yang berbasis kerja kelompok, aktif, dinamis, dan produktif. Pannen 2001:67 mengemukakan ada empat macam karakteristik utama strategi pengembangan guru yaitu, a. Guru bekerja dalam satu kelompok dan memiliki rasa saling ketergantungan interdependent dalam proses belajar, penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua kelompok bekerja sama. b. Interaksi intensif secara tatap muka atau dimediasikan antar anggota kelompok. c. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap tugas yang telah disepakati. d. Anggota kelompok harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal. 2. Aplikasi Strategi Kolaboratif Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. Kondisi guru di SMP Negeri 1 Mertoyudan berdasarkan hasil analisis angket tentang jenis guru dan angket kolaborasi dan inovasi, menunjukan bahwa sebagian guru memiliki keinginan untuk secara bersama-sama ingin lebih maju, terutama dalam mrningkatkan kualitas prosesdan hasil pembelajaran. Akan tetapi, semangat guru untuk lebih maju, seperti yang ditulis lewat angket belum bias ditemukan dalam bentuk kenyataan kondisi nyata. Data-data tentang kinerja prestasi guru terutama dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan data hasil penilaian kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP diperoleh data 58,83 guru masih lemah dalam penyusunan RPP.Dari data supervisi akademik diperoleh data 67,86 guru belum berkualitas dalam melaksanakan pembelajaran. Yang lebih penting lagi berdasarkan data nilai Ulangan Akhir Semester dan Ulangan Umum Kenaikan Kelas, dua tahun terakhir ternyata daya serap dan ketuntasan belajarnya masih sangat rendah. Dengan melihat kondisi seperti diuraikan di atas, penulis sebagai Kepala Sekolah merasa tertantang untuk mengujicobakan strategi kolaborasi guru, yang mermpunyai karakteristik kolegalitasdan produktivitas dalam memecahkan masalah pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Dengan strategi ini diharapkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meningkat, ditandai dengan kualitas perencanaan pembelajaran RPP meningkat, pelaksanaan pembelajaran meningkat, hasil evaluasi baik penilaian proses, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, maupun Ulangan Umum Kenaikan Kelas juga meningkat. Aplikasi strategi Kolaboratif Guru SKG dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan Workshop Standar Proses.Kegiatan Workshop dilakukan dalam dua bagian kegiatan, yaitu tahap pertama berupa Workshop dengan fokus kegiatan 1 kajian standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan SKL, 2 pengenalan Lesson Study, 3 proses menyusun RPP, 4 praktik menyusun media pembelajaran, 5 pengenalan model-model pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini dipandu atau difasilitasi oleh Widya Iswara LPMP Jawa Tengah, yaitu Dra.Suminarsih M.Si.Guru- guru sebagai peserta Workshop secara kolaboratif sesuai kelompok mapel masing- masing melakukan kajian SI dan SKL, lesson study, dan juga secara kolaboratif praktis menyusun RPP dan media pembelajaran. Aplikasi strategi kolaborasi Guru SKG berikutnya didahului dalam bentuk Workshop Real Teaching Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif.Kegiatan kolaborasi guru dalam Workshop ini meliputi 1 pengarahan dan penyelesaian umum tentang praktik pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dipandu oleh Kerangka awal Guru : -Belum mampu menerapkan model kooperatif -Kualitas pembelajaran rendah -motivasi untuk maju rendah -kolegalitas rendah Siswa : -Hail belajar ulha,UTS,UUKK rendah -Motivasi belajar rendah Tindakan Menggunakan strategi Pembimbingan Kolaboratif Guru SPKG Siklus I Strategi PembimbingaKolaborasi Guru SPKG dalam Workshop dengan Real Teaching Siklus II Strategi Pembimbingan Kolaborasi Guru SPKG dalam Workshop dengan Real Teaching Kondisi Akhir -Guru terampil menerapkan metode pembelajaran kooperatif -kualitas pembelajaran meningkat -kolegalitas tinggi -hasil belajar siswa meningkat Kepala Sekolah dan pengawas sekolah, 2 praktik pembelajaran real teaching dengan menerapkan model pembelajaran Take in Pairs , Mind Mapping, Gallery Walk, Role Playing, Jigsaw, Problem Based Instruction PBI, Demonstrasi, dan Group Investigation.Praktik mengajar dengan metode-metode tersebut secara kolaborasi sudah dibagi menurut karakteristik mata pelajaran, penentuan observer atau pengamat.

B. Kerangka Berpikir