18
- Non-random Sampling Method, penarikan sampel tidak dilakukan secara acak
tetapi berdasarkan prinsip-prinsip quota untuk segmen atau cakupan wilayah yang disurvai. Sedangkan sampling dengan prinsip expert didasarkan pada saran
dari expert
2.8 Kuisioner
Menurut Brotowidjoyo, M.D. 1991 agar data yang diperoleh dari kuesioner itu dapat dianalisa, maka kuisioner itu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Make items clear, buatlah masalah itu jelas, yaitu tidak ambiguous tidak
meragukan. Pengertian dan pengetahuan peneliti umumnya lebih luas dan mendalam daripada respondennya.
b. Avond double Barreled questions, hindarkan satu jawaban untuk dua pertanyaan.
Dalam posisi yang komplek sering peneliti membuat 2 atau lebih pertanyaan yang jawabannya sama.
c. Pertanyaan tidak berbelit-belit.
d. Pertanyaan harus relevan, jika responden tidak pernah atau belum pernah berfikir
atau tersangkut dengan topik kuesioner maka hasilnya tidak akan berguna. e.
Pertanyaan harus pendek dan hindarkan pertanyaan yang muluk-muluk. f.
Pertanyaan tidak berakibat salah tafsir avoid negative items g.
Hindarkan istilah dan masalah yang bersifat bias avoid ‘biased’ items and terms
2.9 Pengujian Statistik
2.9.1 Analisa Klasifikasi Silang
Analisa klasifikasi silang crosstabs atau disebut juga analisa kategori digunakan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan pemukiman dengan
ketersediaan infrastruktur. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan rnenurut serangkaian kategori yang mempunyai korelasi tinggi dengan komponen infrastruktur.
Metode ini pada dasarnya memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1.
Pengelompokan klasifikasi silang tidak tergantung pada sistem zona di daerah kajian.
2. Tidak ada asumsi awal yang harus diambil mengenai bentuk hubungan.
3. Hubungan tersebut berbeda-beda untuk setiap kategori.
19
Sedang kelemahan dari analisis kategori adalah : 1.
Tidak diperbolehkan melakukan ekstrapolasi. 2.
Tidak ada pengujian statistik untuk menguji keabsahan model. 3.
Data yang dibutuhkan sangat banyak, sekurang-kurangnya dibutuhkan 50 pengamatan untuk setiap kategori agar dihasilkan sebaran frekuensi yang lebih
merata. 4.
Tidak ada cara yang efektif dalam memilih variabel
2.9.3 Korelasi
Korelasi berarti hubungan timbal balik Sutrisno Hadi, 1995. Besar kecilnya korelasi selalu dinyatakan dalam bentuk angka yang kemudian disebut koefisien
korelasi. Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungan antara dua variabel.
Persamaan korelasi yang digunakan :
…………….… 2.1
Keterangan : r = koefisien korelasi,
N = jumlah responden, Xi = variabel bebas yang digunakan,
Yi = variabel terikat yang digunakan. Interpretasi koefisien korelasi untuk mengetahui nila r apakah tinggi atau rendah dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
{ }
{ }
2 2
2 2
2
Yi Yi
Yi N
Xi Xi
N Yi
Xi XiYi
N r
− −
− −
− =
20
Tabel 2.1 Interpretasi dari Nilai r
R Interpretasi
0,01 – 0,20 0,21 – 0,40
0,41 – 0,60 0,61 – 0,80
0,81 – 0,99 1
Tidak berkorelasi Sangat rendah
Rendah Agak cukup
Cukup Tinggi
Sangat tinggi Sumber : Usman, H., 1995
2.9.4 Uji F
……………………………………………2.2
Keterangan : n
= banyaknya nilai Y dalam sampel m
= banyaknya konstanta di dalam persamaan regresi sampel m-1 = D1
= derajat kebebasan pembilang dari F rasio n-m = D2
= derajat kebebasan penyebut
Perumusan hipotesis Ho =
β
1
β
2
0, artinya tidak ada pengaruh secara positif antara variabel bebas
X
1
dan X
2
terhadap veriabel terikat Y, Ha =
β
1
= β
2
0, artinya ada pengaruh secara positif antara variabel bebas X
1
dan X
2
terhadap variabel terikat Y.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama simultan dapat berpengaruh terhadap variabel terikat. Taraf signifikasi
yang digunakan α = 0,05.
m n
Y Yc
m Y
Yc F
− −
− −
=
2 2
1
21
2.9.5 Uji t
…………………………………………………….2.3 atau
…………………………………………………….2.4
Perumusan hipotesis Ho =
β = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara varlabel bebas X
1
dan X
2
terhadap variabel terikat Y. Ho =
β 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas X
1
dan X
2
terhadap varlabel terikat Y.
2.10 Hipotesa