22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Uraian Umum
Menurut Nazir, M. 1983 penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta
aturan-aturan yang berlaku. Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka si peneliti bukan saja harus mengetahui aturan permainan, tetapi juga harus mempunyai
keterampilan-keterampilan dalam melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai
dengan kondisi. Dalam penelitian suatu kasus diperlukan adanya metodologi yang berfungsi sebagai acuan kegiatan yang akan dilaksanakan, baik itu berkenaan dengan
kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder maupun tinjauan pustaka sebagai dasar penelitian dan analisa hitungan. Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang
ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisa data yang diperoleh.
Brotowidjoyo, M.D. 1991 menyatakan bahwa sifat metodologi penelitian adalah semua hipotesa dicari jawabannya dan sedapat mungkin penyelesaiannya secara
empiris. Yang dimaksud empiris adalah berdasar percobaan dan observasi, berdasar pengalaman praktis dan faktor obyektif dengan acuan prinsip-prinsip ilmiah. Sebelum
melaksanakan penelitian, maka diperlukan perencanaan dan pemikiran yang matang serta pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Agar diperoleh hasil yang maksimal
dan dapat dipertanggungjawabkan perlu disusun langkah penelitian yang akan digunakan. Berikut ini skema langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian
Hubungan Kepadatan Pemukiman dengan Ketersediaan Infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan
pemukiman dengan ketersediaan infrastruktur dengan menitikberatkan pada kondisi eksisting mengenai kepadatan pemukiman dan komponen-komponen
infrastruktur, dengan obyek penelitian adalah pemukiman yang mewakili kepadatan rendah, sedang, dan tinggi di kota Semarang.
Perkembangan pemukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakat, potensial sumber daya
23
kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota. Pengelompokkan pemukiman di wilayah kota Semarang yang sebagian besar
tersebar di daerah pengembangan kota, menyebabkan timbulnya variasi-variasi atau kekhususan antara satu lingkungan pemukiman dengan pemukiman yang lain.
Di dalam pengelompokkan pemukiman ini terdapat pola-pola kepadatan pemukiman yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
3.2 Topik Penelitian