Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan fisiologis pada masa nifas

10

5. Perubahan fisiologis pada masa nifas

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1 Uterus a Ivolusi Proses kembalinya alat reproduksi pada kondisi sebelum hamil disebut involusi Wiknjosastro, 2006. Pada involusi uterus, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan neurotik layu atau mati Sulistyawati. 2009. Penurunan dalam ukuran uterus dicapai melalui autolysis kelebihan protein intraseluler dan sitoplasma di dalam miometrium. Produk sisa yang dihasilkan oleh proses ini ditransfer ke dalam sistem vaskular maternal dan di buang melalui ginjal Waslh, 2008. Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua atau endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokhia. Desidua yang tersisa di dalam uterus setelah pelepasan dan ekspulsi plasenta dan membran terdiri dari lapisan zona basalis dan lapisan zona spongiosa desidua basalis pada tempat perlekatan plasenta dan desidua parietalis melapisi bagian uterus Varney, 2008. Desidua yang tersisa berdiferensiasi menjadi dua lapisan. lapisan superfisial menjadi nekrotik dan meluruh masuk ke dalam lokia. Lapisan basal yang berdekatan dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber endometrium baru. Regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali tempat perlekatan plasenta Cunningham, 2013. Universitas Sumatera Utara 11 Regenerasi endometrium lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hampir enam minggu Varney, 2008. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba TFU yaitu setelah janin lahir tinggi fundus uteri setinggi pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 dua jari dibawah pusat, pada hari kelima postpartum tinggi fundus uteri pertengahan simpisis pusat, dan setelah 10 hari tinggi fundus uteri tidak teraba lagi Wiknjosastro, 2006 Berat Uterus setelah lahir adalah 1000 gr, pada akhir minggu postpartum berat uterus 500 gr, pada 2 minggu postpartum menjadi 300 gr dan pada 6 minggu postpartum fundus uteri mengecil tak teraba dengan berat 40-60 gr Wiknjosastro, 2006. b Lokia Lokia adalah sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium Varney, 2008. Lokia terdiri dari eritrosit, potongan jaringan desidua, sel epitel dan bakteri Cunningham, 2013. Nama deskriptif lokia berubah sesuai dengan perubahan warnanya, yaitu lokia rubra, serosa dan alba. Lokia rubra berwarna merah karena berisi darah dan jaringan desidua. Lokia ini mulai keluar setelah pelahiran dan terus berlanjut selama dua hingga tiga hari pertama postpartum. Lokia serosa mulai terjadi sebagai bentuk yang lebih pucat dari lokia rubra, lokia serosa merah muda. Lokia ini berhenti sekitar tujuh hingga delapan hari kemudian dengan warna merah muda, kuning atau putih hingga transisi menjadi lokia alba lokia serosa mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit dan eritrosit. Universitas Sumatera Utara 12 Lokia alba mulai terjadi sekitar hari kesepuluh postpartum dan hilang sekitar periode dua hingga empat minggu. Warna lokia alba putih krem terutama mengandung leukosit dan sel desidua Varney, 2008. Lokhia mulai terjadi pada jam-jam pertama pasca partu, berupa secret kental dan banyak. Berturut-turut, banyaknya lokhia semakin berkurang. Warna aliran lokhia harian cenderung semakin terang, yaitu berubah menjadi merah tua, kemudian coklat, dan merah muda. Aliran lokhia yang tiba-tiba kembali berwarna merah segar bukan merupakan temuan normal dan memerlukan evaluasi Varney, 2008. c Perubahan pada serviks Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin. Serviks berwarna merah kehitam-hitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama berdilatasi maka serviks tidak pernah akan kembali ke kekeadaan seperti sebelum hamil. Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu k-6 postpartum, serviks sudah menutup kembali Wiknjosastro, 2006. 2 Vulva dan vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses Universitas Sumatera Utara 13 tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka dan vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara preprimen sembuh dengan sendiri, kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi sepsis Sulistyawati, 2009. 3 Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil Sulistyawati, 2009.

b. Perubahan pada payudara