Perubahan pada payudara Perubahan Sistem Pencernaan Perubahan Sistem Perkemihan

13 tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka dan vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara preprimen sembuh dengan sendiri, kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi sepsis Sulistyawati, 2009. 3 Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil Sulistyawati, 2009.

b. Perubahan pada payudara

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon saat melahirkan. Apakah wanita menyusui atau tidak, ia dapat mengalami kongesti payudara selama beberapa hari pertama pascapartumn karena tubuhnya mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayinya Varney, 2008. Pengkajian payudara pada periode awal postpartum meliputi penampilan putting susu, adanya kolostrum, adanya mastitis Varney, 2008. Dengan penerangan yang baik, bidan melakukan rabaan daerah sekitar payudara, termasuk daerah aksila, harus teraba normal karena benjolan atau massa yang tidak lazim dijumpai menunjukkan saluran ASI yang tersumbat. Kemudian bidan memeriksa bagian sebelah dalam dengan melakukan palpasi secara hati-hati dan mencatat setiap daerah yang terasa nyeri ketika disentuh Farrer, 2001. Universitas Sumatera Utara 14

c. Perubahan Sistem Pencernaan

Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam setelah melahirkan. Kecuali ada komplikasi pelahiran, tidak ada alasan untuk menunda pemberian makan pada wanita pascapartum yang sehat lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian awal. Konstipasi mungkin menjadi masalah pada pueperium awal karena kurangnya makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan defekasi Varney, 2008.

d. Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinker dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan 12-36 jam postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu. Dinding kandung kemih memperlihatkan odema dan hyperemia, kadang-kadang odema tigonum yang menimbulkan alostaksi dari uretra menjadi kurang sensitif dan kapasitas bertambah sehingga setiap kali kencing masih tertinggal urine residual norma kurang lebih 15 cc. Dalam hal ini, sisa urine dan trauma pada kandung kemih sewaktu persalinan dapat menyebabkan infeksi Sulistyawati, 2009. Universitas Sumatera Utara 15

e. Perubahan Sistem musculoskeletal