Perkembangan Fiskal Unduh IERO | Macroeconomic Dashboard

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 13 meningkat cukup besar dibandingkan dengan APBN 2012, yaitu dari IDR 208,9 trilyun menjadi IDR 317,2 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 51,9. Belanja pemerintah untuk bantuan sosial juga mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu sebesar 54,1 dari IDR 47,8 triliun pada APBN 2012 meningkat menjadi IDR 73,6 trilyun pada APBN 2013. Subsidi non energi pada APBN 2013 mengalami perubahan sebesar 5,4 dibandingkan dengan APBN 2012. Perubahan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada beberapa pos APBN 2013 dibandingkan dengan APBN 2012, seperti subsidi pangan sebesar 10,2, subsidi pajak sebesar 14,9, dan subsidi benih yang meningkat lebih dari empat kali lipat. Masyarakat dan seluruh stakeholder perlu ikut dalam mengawasi berbagai anggaran khususnya sosial dan subsidi yang rawan disalahgunakan mengingat 2013 sudah memasuki tahun politik agar penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dapat dihindari. Pemerintah perlu mewaspadai defisit neraca keseimbangan primer APBN yang berisiko mengganggu kesehatan fiskal akibat beban bunga utang yang harus ditututup dengan pokok utang baru. Defisit primer pada APBN 2012 tercatat sebesar IDR 72,32 trilyun dan perkiraan realisasinya sebesar IDR 78,92 trilyun, sedangkan pada tahun 2011 masih surplus IDR 8,86 trilyun. Pada APBN 2013 defisit primer direncanakan sebesar IDR 40,09 trilyun. Defisit primer terjadi akibat dari penerimaan negara yang tidak optimal dan besarnya belanja negara, terutama akibat beban subsidi dan belanja pegawai. Krisis dunia dan turunnya daya saing Indonesia menjadi salah satu penyebab penerimaan negara tidak optimal. Pemerintah perlu meningkatkan penerimaan negara dan meningkatkan kualitas belanja negara sehingga dapat dikendalikan untuk menghindari defisit primer pada anggaran mendatang.

IV. Perkembangan Fiskal

Secara umum, nilai utang luar negeri total dan swasta meningkat. Nilai utang luar negeri swasta kuartal IV 2012 mencapai USD 125.081 juta meningkat sebesar USD 1.811 juta dari kuartal sebelumnya sebesar USD 123.270 juta dan meningkat sebesar USD 18.349 juta dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Nilai total utang luar negeri Indonesia kuartal IV 2012 sebesar USD 251,2 milyar meningkat Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 14 sebesar USD 7,3 milyar dari kuartal sebelumnya USD 243,91 milyar dan meningkat sebesar USD 25,825 milyar dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 225,3 milyar. Nilai utang luar negeri pemerintah kuartal IV 2012 sebesar USD 116,2 milyar meningkat sebesar USD 1.150 juta dari kuartal sebelumnya sebesar USD 115,037 milyar dan meningkat sebesar USD 3.760 juta dari kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 112,43 milyar. Sedangkan rasio nilai total utang luar negeri Indonesia terhadap PDB secara umum menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada kuartal IV tahun 2012 sebesar 28,60 naik 2,91 dari kuartal sebelumnya sebesar 25,7 dan meningkat sebesar 1,97 dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Utang pemerintah dan swasta mengalami peningkatan. Di samping nilai utang yang meningkat perlu juga diperhatikan penggunaan utang tersebut. Rasio utang pemerintah terhadap PDB menunjukkan tren menurun. Utang pemerintah sebesar IDR 1.975 trilyun hingga Desember 2012 atau tercatat 23,96 dari PDB turun sebesar 0,39 dibandingkan Gambar 11: Komponen Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta Utang LN Swasta yang terus meningkat perlu diwaspadai Sumber: BPS, Bank Indonesia, dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 15 rasio utang tahun 2011 sebesar 24,35 yang dihitung dari PDB tahun 2011. Meski demikian nilai utang pemerintah hingga tahun 2012 semakin meningkat. Namun dengan PDB yang diperkirakan meningkat lebih besar, rasio utang pemerintah diharapkan semakin mengecil. Total Surat Berharga Negara SBN outstanding pada bulan Januari mencapai IDR 1.374,16 trilyun meningkat sebesar IDR 13,06 trilyun dibandingkan dengan SBN outstanding pada bulan Desember 2012 yang mencapai IDR 1.361,1 trilyun. SBN outstanding tahun 2012 telah meningkat sebesar IDR 173,445 trilyun dari tahun 2011. Komposisi terbesar adalah obligasi dengan fixed rate sebesar IDR 625,093 trilyun. Surat Perbendaharaan Negara SPNTreasury Bill pada Januari 2013 sebesar IDR 21,27 trilyun menunjukkan tren penurunan dari Desember 2012 sebesar IDR 1,55 trilyun dan dari Januari 2012 sebesar IDR 12,83 trilyun. Penurunan juga terjadi pada obligasi negara dengan variable rate. Sedangkan obligasi negara dengan kupon tetap menunjukkan tren yang meningkat. Pada Januari 2013 sebesar IDR Gambar 12: Total Utang Pemerintah dan Rasionya Terhadap PDB Nilai utang pemerintah terus naik meski rasionya terhadap PDB turun Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 16 Gambar 13 : Komposisi Surat Berharga Negara Obligasi fixed rate tetap dominan Sumber: Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan CEIC Gambar 14 : Kepemilikan Asing atas Surat Berharga Pemerintah Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah tzurut meningkat Sumber: BAPPEPAM, Bank Indonesia, dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 17 625,093 trilyun naik sebesar IDR 14,7 trilyun dari Desember 2012 dan naik sebesar IDR 100,132 trilyun dari awal tahun 2012. Secara umum nilai total kepemilikan asing atas surat-surat portfolio obligasi pemerintah dan SBI meningkat. Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah meningkat, sedangkan kepemilikan asing atas SBI cenderung menurun. Pada Januari 2012 nilai total kepemilikan asing atas SBI dan obligasi pemerintah sebesar IDR 243,61 trilyun. Pada Januari 2013 nilai total kepemilikan asing atas portfolio di Indonesia sebesar IDR 273,35 trilyun, meningkat sebesar IDR 2.420 milyar dari Desember 2012 dan meningkat sebesar IDR 29,740 trilyun dari Januari 2012. Nilai Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah pada Januari 2013 sebesar IDR 273,2 trilyun, meningkat sebesar IDR 2,68 trilyun dari Desember 2012 dan meningkat sebesar IDR 37,23 trilyun dari Januari 2012. Nilai kepemilikan asing atas SBI pada Januari 2013 sebesar IDR 150 milyar, turun sebesar IDR 260 milyar dari Desember 2012 dan menurun drastis dari Januari 2012 sebesar IDR 7,49 trilyun. Hal ini disebabkan penerapkan kebijakan 6 months holding period oleh BI yang mengatur minimum jangka waktu kepemilikan SBI sebelum dapat ditransaksikan kepada pihak lain sejak tanggal 13 Mei 2011 dari yang semula 1 bulan 28 hari kalender menjadi 6 bulan 182 hari kalender.

V. Internasional