Perkembangan Ekonomi Terkini Unduh IERO | Macroeconomic Dashboard

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 1

I. Perkembangan Ekonomi Terkini

elemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia, dengan turunnya M ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 masih bisa mencapai 6,23 YoY dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7,8 YoY, namun lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN 2012 sebesar 6,5. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yang mampu mencapai 6,5. Adapun nilai PDB Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai IDR 2.618,1 trilyun, naik sebesar IDR 153,4 trilyun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai IDR 2.464,7 trilyun. Berdasarkan penggunaannya, laju pertumbuhan sektor tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB atau investasi fisik sebesar 9,81 YoY. Meski mengalami laju pertumbuhan tertinggi, secara kuartalan pertumbuhan sektor PMTB mengalami penurunan cukup signifikan. Pada kuartal IV 2012 secara year on year, sektor PMTB tumbuh sebesar 7,29 menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 9,80. Bahkan pada kuartal II 2012 PMTB tumbuh sebesar 12,47 YoY. PMTB memiliki multiplier effect yang luas karena tidak hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi konsumsi. PMTB akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, yang nantinya akan menstimulasi konsumsi masyarakat. Selain PMTB, pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 juga ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga, tercatat tumbuh sebesar 5,28 YoY. Sedangkan, sektor Konsumsi Pemerintah yang diharapkan menberikan sumbangan optimal pada pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh sebesar 1,25 YoY. Sementara itu, tekanan pelemahan ekonomi global berimbas pada melambatnya ekspor nasional karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Di tahun 2012 ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 2,01 YoY. Sementara itu, impor tumbuh jauh lebih tinggi yaitu sebesar 6,65 YoY. Secara kuartalan, di kuartal IV 2012, impor Indonesia meningkat pesat, tumbuh sebesar 6,79 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 2 YoY padahal pada kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan minus 0,17 YoY. Peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor non migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal. Di tahun 2012, impor bahan baku tercatat sebesar IDR 140.127,6 juta, atau tumbuh 7,02 dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar IDR 130.934,3 juta. Sementara itu, impor barang modal di tahun 2012 mencapai IDR 38.154,8 juta, tumbuh sebesar 15,24 dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar IDR 33.108,4 juta. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan. Dalam kondisi perekonomian global yang tidak menentu, nampaknya Indonesia masih akan mengandalkan konsumsi dalam negeri dan investasi untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya di tahun 2013 ini karena kontribusi ekspor belum bisa diharapkan akibat permintaan global yang sedang menurun. Dari sisi lapangan usaha, 9 sektor lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2012. Di tahun 2012, sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,98 diikuti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang tumbuh sebesar 8,11, serta sektor Konstruksi sebesar 7,50. Adapun pertumbuhan terendah dialami oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, tumbuh sebesar 1,49 di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga komoditas pertambangan. -30 -20 -10 10 20 30 40 KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI PEMERINTAH PMBT EKSPOR IMPOR Gambar 1: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Pengeluaran, Tahun 2005 – 2012 dalam , YoY Kinerja neraca perdagangan belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia karena kondisi ekonomi global yang belum membaik Sumber: BPS dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 3 Sementara itu, di kuartal IV 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh seluruh sektor. Namun, pertumbuhan paling kecil dialami oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, tercatat sebesar 0,48. Di kuartal IV 2012, terdapat 6 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB yang tumbuh sebesar 6,11 seperti sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh 9,63, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 7,80, sektor Konstruksi dan Pengolahan masing-masing tumbuh sebesar 7,79, sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 7,66, serta sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh sebesar 7,25. Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun dibandingkan dengan tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Februari 2012. Pada bulan Agustus 2012 tingkat pengangguran Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14, sedangkan pada bulan Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat mencapai 6,56. Turunnya tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 -5 5 10 15 20 2005:Q1 2005:Q2 2005:Q3 2005:Q4 2006:Q1 2006:Q2 2006:Q3 2006:Q4 2007:Q1 2007:Q2 2007:Q3 2007:Q4 2008:Q1 2008:Q2 2008:Q3 2008:Q4 2009:Q1 2009:Q2 2009:Q3 2009:Q4 2010:Q1 2010:Q2 2010:Q3 2010:Q4 2011:Q1 2011:Q2 2011:Q3 2011:Q4 2012:Q1 2012:Q2 2012:Q3 2012:Q4 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Konstruksi Perdagangan, hotel restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, real estat dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDB Gambar 2: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 – 2012 YoY, dalam Dari segi sektoral, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Tahun 2012 masih didorong oleh sektor non tradable yaitu Transportasi dan Komunikasi serta Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sumber: BPS dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 5 3,56. Andil inflasi Februari 2013 YoY didominasi oleh harga yang bergejolak yaitu sebesar 11,02, harga diatur pemerintah 2,91 , dan komponen inti 4,29. Inflasi Februari 2013 dipengaruhi inflasi umum yang tercatat mencapai 0,75, inflasi inti 0,30, harga diatur pemerintah 0,72, dan harga bergejolak 2,32. Tingginya harga diatur pemerintah memperlihatkan pengaruh kenaikan tariff dasar listrik. Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari – Februari 2013 tercatat sebesar 1,79, dan tingkat inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,66.

5.31 4.29

2.91 11.02 -10 -5 5 10 15 20 UMUM INTI HARGA DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2009 – 2013 dalam , YoY Tingginya inflasi Februari 2013 merupakan imbas dari kebijakan yang diterapkan pemerintah Sumber : BPS dan CEIC 5 10 15 20 25 5 10 15 20 25 M1 M2 Sumber : Bank Indonesia dan CEIC Gambar 4: Pertumbuhan Likuiditas Perekonomian Indonesia, 2009 – 2012, dalam , YoY Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, likuiditas perekonomian juga mengalami perlambatan Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 4 pengangguran Indonesia, nampaknya juga didukung oleh persentase jumlah angkatan kerja Indonesia yang menurun pada bulan Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012 persentase angkatan kerja Indonesia adalah 67,88 menurun dari Februari 2012 yaitu 69,66. 68.020 66.790 66.740 66.160 66.600 66.990 67.330 67.180 67.600 67.230 67.830 67.720 69.960 68.340 69.660 67.880 10.260 11.240 10.450 10.280 9.750 9.110 8.460 8.390 8.140 7.870 7.410 7.140 6.800 6.560 6.320 6.140 10 20 30 40 50 60 70 80 Feb-05 Agust-05 Feb-06 Agust-06 Feb-07 Agust-07 Feb-08 Agust-08 Feb-09 Agust-09 Feb-10 Agust-10 Feb-11 Agust-11 Feb-12 Agust-12 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Gambar 3: Tingkat Penggangguran Indonesia, 2005 – 2012 Tingkat pengangguran Indonesia menurun dari tahun ke tahun Sumber: BPS dan CEIC

II. Perkembangan Moneter