GAMA Leading Economic Indicator Proyeksi Indikator Ekonomi Makro

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 23 Kinerja neraca pembayaran Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2012 menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 neraca pembayaran Indonesia tercatat surplus USD 11,9 milyar, jauh lebih besar dibandingkan dengan surplus neraca pembayaran pada tahun 2012 yang hanya sebesar USD 0,2 milyar. Penurunan surplus neraca pembayaran ini disebabkan oleh defisit transaksi berjalan yang cukup besar di tahun 2012 yaitu USD 24,2 milyar. Namun, defisit transaksi berjalan ini diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat pesat sehingga neraca pembayaran Indonesia di tahun 2012 masih mengalami surplus sebesar USD 0,2 milyar.

VI. GAMA Leading Economic Indicator

Siklus bisnis Indonesia yang didekati dengan menggunakan data kuartalan PDB Indonesia tahun 2000 – 2012 menunjukan pergerakan yang cukup fluktuatif. Gerakan siklus bisnis PDB ini dapat diprediksikan dengan GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI. LEI ini mampu memprediksi titik balik dari suatu siklus bisnis perekonomian. Pada saat krisis ekonomi global 2008, sinyalemen dari titik balik LEI pada kuartal III 2007 ini mampu memprediksi adanya penurunan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal III 2008. Selanjutnya, sinyal titik balik LEI pada kuartal I 2009 mampu memprediksi adanya peningkatan kinerja perekonomian pada kuartal IV 2009. LEI pada kuartal II 2012 menunjukan titik balik yang kemudian diikuti dengan adanya penurunan ataupun titik balik pada Gambar 21 : GAMA Leading Economic Indicator Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 24 pergerakan siklus bisnis di kuartal III 2012. LEI ini cenderung terus menurun hingga penghujung akhir kuartal IV 2012 yang berarti ada gejala perlambatan perekonomian Indonesia. Pada awal kuartal I 2013, diprediksikan siklus bisnis atau kinerja perekonomian Indonesia ada kecenderungan melambat. Hal ini terjadi karena proyeksi atau sinyal dari LEI belum menunjukan titik balik yang menyebabkan perekonomian bergerak ke arah lebih baik semenjak kuartal IV 2012. Diharapkan dengan adanya sinyal LEI yang masih menurun di akhir tahun 2012, para pembuat kebijakan dan swasta mampu menentukan strategi untuk menopang serta meredam perlambatan perekonomian di awal hingga pertengahan tahun 2013.

VII. Proyeksi Indikator Ekonomi Makro

Hasil survey yang melibatkan beberapa responden yang merupakan dosen-dosen dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM memberikan gambaran perkiraan pertumbuhan PDB, inflasi, dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika, dari Q1 2013 hingga Tahun 2014. Perkiraan pertumbuhan PDB riil YoY secara umum tidak optimis. Untuk periode triwulan I dan II tahun 2013 pertumbuhan PDB riil seperti ditunjukkan pada Tabel 5 dari survey sebesar masing-masing 6,17 dan 6,21. Perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 6,32 dan 6,3. Perkiraan inflasi YoY secara umum meningkat. Perkiraan untuk periode triwulan I dan II tahun 2013 seperti ditunjukkan pada Tabel 6 yang didapat dari survey sebesar masing-masing 4,46 dan 4,52. Perkiraan inflasi untuk tahun 2013 dan 2014 sebesar masing- masing 4,67 dan 4,88. Sedangkan perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika untuk triwulan I dan II tahun 2013 sebesar masing-masing IDR 9.738 dan IDR 9.776. Perkiraan nilai tukar untuk tahun 2013 dan 2014 sebesar IDR 9.704 dan IDR 9.765 Tabel 5: Pertumbuhan dan Proyeksi PDB Tahun 2013-2014 Keterangan: = angka realisasi Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 25

VIII. Isu Terkini: “Perekonomian Indonesia 2013: Menuju Tahun Politik”