DAFTAR ISTILAH 5w5w3e9s9s1364801504085892

8 Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03MBU2006; 11. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 22MBU2010 tentang Penegasan Fungsi Menteri BUMN selaku Penyelenggaraan Pemerintahan dan Selaku Pemegang Saham Pemilik Modal BUMN. 12. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 01MBU2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. 13. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 01MBU2012 tentang Persyartan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara. 14. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan Persero PT Indonesia Asahan Aluminim 15. Keputusan-keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Indonesia Asahan Alumunium Persero.

C. DAFTAR ISTILAH

Istilah-istilah yang digunakan dalam Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris ini, kecuali disebutkan lain, mengandung pengertian sebagai berikut : 1. Perseroan, adalah PT Indonesia Asahan Aluminium Persero 2. Organ Perseroan, adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Indonesia Asahan Aluminium Persero. 3. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diserahkan kepada DIreksi atau Dewan Komisaris sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan. 4. Direksi, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang terdiri dari seorang Direktur Utama sebagai pimpinan dengan beberapa Direktur sebagai anggota, dalam batasan yang ditentukan oleh Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas danatau Anggaran Dasar Perseroan. 5. Dewan Komisaris, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengawasan pengelolan Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi, yang terdiri dari beberapa Anggota Dewan Komisaris, dengan dikoordinasikan oleh seorang Komisaris Utama. 6. Anggota Direksi, adalah anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu. 7. Anggota Dewan Komisaris, adalah anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu. 8. Laporan Tahunan, adalah laporan manajemen tahunan 9. Sekretaris Perusahaan, adalah satuan fungsi struktural dalam 9 Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris organisasi Perseroan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam menjalankan tugasnya. 10. Sekretaris Dewan Komisaris, adalah satuan yang mempunyai fungsi untuk memberikan dukungan kepada Dewan Komisaris guna memperlancar pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris. 11. Fungsi Manajemen Resiko, adalah fungsi di lingkungan Perseroan yang bertugas untuk memastikan terlaksananya manajemen risiko berdasarkan kaidah yang benar pada seluruh kegiatan Perseroan dan tersedianya informasi pengelolaan risiko bagi Direksi sebagai referensi dalam pengambilan keputusan. 12. Satuan Pengawasan Internal, adalah unit kerja di lingkungan Perseroan yang bertugas melaksanakan kegiatan audit internal. 13. Audit Internal adalah suat kegiatan pemberian keyakinan assurance dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan. 14. Auditor Eksternal adalah auditor independen yang memberikan jasa atestasi untuk memberikan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan atus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia. 15. Komite Audit, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dengan memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terkait dengan laporan dan informasi keuangan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan para pemangku kepentingan lainnya serta tentang efektivitas dan pegendalian internal perseroan. 16. Komite Manajemen Risiko, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap terselenggaranya manajemen risiko oleh Perseroan, secara efisien dan efektif. 17. Daftar Khusus, adalah daftar yang berisi kepemilikan saham Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya istri suami dan anak-anaknya pada Perseroan maupun Perusahaan lain serta tanggal saham diperoleh. 18. Anak Perusahaan, adalah badan usaha dimana PT Indonesia Asahan Aluminium Persero memiliki kepemilikan langsung atau tidak langsung lebih dari 50 lima puluh persen danatau memiliki kendali atas kebijakan finansial dan operasional atas perusahaan tersebut. 19. Perusahaan afiliasi adalah : a. Perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi 10 Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris atau Dewan Komisaris yang sama dengan anggota Diresi danatau Dewan Komisaris Perseroan; b. Perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan baik langsung maupun tidak langsung yag tidak bersifat mayoritas. 20. Strategis, adalah suatu hal, kondisi atau keadaan yang dapat mempengaruhi nilai Perseroan danatau mempengaruhi investor untuk melakukan investasi pada Perseroan, maupun mempengaruhi Perseroan kepada Anak Perusahaan. 21. Good Corporate Governance, adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai value pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai- nilai etika. 22. Stakeholders, adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perseroan. 23. Hari, adalah hari kalender. 24. Hari kerja, adalah hari Senin sampai dengan Jumat, di luar libur nasional yang diakui Pemerintah. 25. Transaksi material, adalah setiap pembelian, penjualan, atau penyertaan saham, danatau pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha, yang nilainya ditetapkan oleh Anggaran Dasar dimana transaksi yang dilakukan Perseroan yang wajib memperleh persetujuan RUPS terlebih dahulu. 26. Blue print, adalah kerangka kerja terperinci arsitektur sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusuna strategi, pelaksanaan kebijakan yang meliputi penerapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaa program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja. 27. Pakta Integritas, adalah pernyataan tertulis yang berisi penegasan bahwa pengambilan keputusan senantiasa berdasarkan prinsip kemandirian independency, penuh kehati-hatian duty of care and loyalty, profesional dan berdasarkan pada kepentingan perusahaan semata prudent person role, bebas dari benturan kepentingan conflict of interest, dan mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku duty abiding laws. 28. Perlakuan Istimewa, adalah hubungan transaksional yang diprioritaskan antara perusahaan dengan anak perusahaan danatau perusahaan afiliasi, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah bisnis yang wajar dan aturan hukum yang berlaku. 11 Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris BAGIAN KEDUA KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS 12 Tata Laksana Kerja Dewan Komisaris

A. KEANGGOTAAN