1.2 Identifikasi Masalah
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan daging ayam kampung?
2. Bagaimana hubungan karakteristik umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan
dengan perilaku konsumen dalam membeli daging ayam kampung?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging
ayam kampung 2.
Untuk mengetahui hubungan karakteristik umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli daging ayam kampung
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang
memiliki ketertarikan dalam mengembangkan pemasaran daging ayam kampung
2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi peternak daging ayam
kampung dalam memprediksi persediaan dan permintaan konsumen akan daging ayam kampung
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara . Bagi masyarakat
Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya
massal komersial serta tidak berasal-usul dari galur atau ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial tersebut.
Ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging. Hal ini disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas
dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya. Nama ilmiah untuk ayam kampung adalah Gallus domesticus. Aktifitas penternakan ayam kampung
telah ada sejak zaman dahulu. Istilah Ayam kampung semula adalah kebalikan dari istilah ayam ras, dan
sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan,
pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah
ayam buras singkatan dari ayam bukan ras bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya tidak sekadar diumbar
dan dibiarkan mencari makan sendiri. Peternakan ayam buras mempunyai
Universitas Sumatera Utara
peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan
pemeliharaannya relatif lebih mudah. Jenis ayam kampung cukup beragam, tetapi pada umumnya memiliki sifat yang
relatif sama yaitu lebih kebaltahan terhadap penyakit dibandingkan dengan ayam ras . Ayam kampung juga lebih tahan terhadap gejala stress. Dan itulah salah-satu
keunggulan ayam kampung, disamping masih banyak lagi keunggulan- keunggulan ayam kampung dibandingkan dengan ayam ras Yaman, 2010.
Menurut Dudung 2006, ayam kampung memiliki beberapa keunggulan dibandingakn dengan ayam ras, yaitu :
1. Ayam kampung lebih kebal terhadap serangan berbagai penyakit
2. Lebih tahan stress, tidak terganggu dengan suasana yang hiruk pikuk
3. Memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan
4. Harga jual lebih tinggi daripada ayam ras
5. Telurnya dianggap lebih berkhasiat sehingga harga jual telurnya lebih mahal
6. Dagingnya lebih enak dan gurih dibanding ras
7. Permintaan akan kebutuhan ayam kampung cukup tinggi
8. Kandungan di dalamnya berperan penting dalam metabolisme tubuh
Pada prinsipnya macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang dibutuhkan ayam ras yaitu protein, vitamin, energi karbohidrat dan lemak,
mineral dan air. Akan tetapi jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan
zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu penggunaan 100 ransum ayam ras komersial untuk ayam buras merupakan pemborosan karena pertumbuhan maupun produksi telur masih jauh di
bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras. Banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi, diantaranya jenis ternak, umur unggas, lingkungan, terutama cuaca, dan tingkat produksi Murtidjo, 2007.
Menurut Murtidjo 2007 kandungan atau zat gizi yang terdapat didalam daging ayam adalah sebagai berikut :
a. Air
Air adalah bagian terbesar dari daging. Kandungan air pada daging ayam muda sekitar 70, sedangkan pada daging ayam tua sekitar 60.
b. Protein
Daging ayam adalah sumber protein yang cukup baik. Setiap 100 gr daging ayam kampung mengandung protein sekitar 18,1. Selain itu daging ayam
juga mudah diserap oleh usus. c.
Lemak Tidak seperti ayam ras yang kandungan lemaknya 15,06, kandungan lemak
ayam kampung justru lebih rendah yakni 12. Lemak pada ayam menyebar dibawah kulit, hanya sedikit yang berada di dalam daging. Oleh karena itu
kandungan lemak pada daging unggas lebih rendah dibanding dengan kandungan lemak pada ternak ruminansia. Kandungan lemak ayam dewasa
lebih tinggi dari pada ayam muda. Demikian juga ayam betina, kandungan lemaknya lebih tinggi dari pada ayam jantan.
Universitas Sumatera Utara
d. Vitamin
Daging ayam adalah sumber vitamin B B1, B2, niasin, asam pantotenat, B6, folasin, dan B12. Vitamin B akan keluar dari daging jika daging ayam
direbus. e.
Mineral Pigmen yang membuat daging ayam berwarna merah mengandung zat besi
Fe yang mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh manusia. Selain zat besi, daging ayam juga banyak mengandung phosphor dan kalium. Zat
mineral lain yang dikandungnya adalah kalsium K, magnesium Mg, natrium Na, sengzn, kuprum Cu, dan mangan Mn.
Perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui dalam memasarkan suatu produk agar pemasar dapat memasarkan produknya sesuai dengan kebutuhan
konsumen dengan kata lain tidak ditolak pasar. Perilaku konsumen yang akan datang menunjukkan kebosanan akan suatu produk lama dan menginginkan
perubahan. Mereka menginginkan produk baru, mau membuang produk sebelum usang dan secara aktif mencari apa yang baru dan berbeda. Ketidakstabilan
merupakan sifat pembeli mendatang yang mencerminkan ketidaksenangan konsumen. Keadaan lingkungan akan mempengaruhi sifat-sifat tadi dan
kemampuan untuk mendaur ulang produk yang dibuang merupakan pertimbangan pada saat pembelian, perusahaan yang mementingkan hal ini akan berjalan baik
Irwan dan Wijaya, 1996.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.