. Karakteristik Optik Mata Hubungan Miopia yang Tidak Dikoreksi dengan Prestasi Belajar pada Siswa-Siswi Kelas 5-6 di SDN Dharmawanita, Medan

Universitas Sumatera Utara lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Pigmen di koroid dan retina menyerap cahaya sehingga mencegah pemantulan dan penghamburan cahaya di dalam mata. Bagian dalam mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah lensa , yang semuanya jernih untuk memungkinkan cahaya lewat menembus mata dari kornea ke retina. Rongga anterior depan antara kornea dan lensa mengandung cairan encer jernih, aqueous humor, dan rongga di posterior belakang yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung zat semicair mirip gel yang disebut vitreous humor. Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis. Aquous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aquous humor dibentuk dengan kecepatan sekitar 5 mlhari oleh jaringan kapiler didalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah.

2.2 . Karakteristik Optik Mata

2.2.1. Refraksi Mata

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket- paket individual energi. Terdapat fotoreseptor pada mata yang peka terhadap cahaya dengan panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Gelombang cahaya mengalami divergensi memancar ke luar ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya. Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan berkas sinar saat melewati salah satu medium menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Semakin konveks suatu permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya. Dua faktor yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berperan dalam refraksi adalah densitas komparatif antara dua media semakin besar perbedaan densitas , semakin besar derajat pembelokan dan sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua semakin besar sudut, semakin besar pembiasan. Suatu lensa dengan permukaan konveks cembung menyebabkan konvergensi, atau penyatuan, berkas-berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf cekung menyebabkan divergensi penyebaran berkas-berkas cahaya; suatu lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tetrtentu, misalnya berpenglihatan dekat. Struktur yang berperan dalam refraksi mata adalah kornea, lensa, cairan aquous humor dan vitreous humor. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total karena perbedaan densitas pertemuan udarakornea jauh lebih besar daripada perbedaan antara lensa dan cairan yang mengelilinginya. Kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70 daya refraktif dan merupakan alat penyesuaian kasar pada mata. Pada astigmatisme, kelengkungan kornea tidak seragamrata sehingga berkas-berkas cahaya mengalami refraksi yang tidak setara. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungan sesuai keperluan untuk melihat dekat atau jauh. Lensa berperan dalam sebagian besar alat “penyesuaian halus” pada mata. Cairan Aquous humor dan vitreous humor bertanggung jawab untuk refraksi minimal. Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Akomodasi Mata

Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas pada jarak yang beragam. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa ini mengakibatkan sumber cahaya yang dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan jaringan kapiler yang menghasilkan aquous humor. Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis bulat karena elastisitasnya. Semakin besar kelengkungan lensa, semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat. Seumur hidup, hanya sel-sel tepi luar lensa yang diganti. Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesulitan ganda. Sel-sel tersebut tidak saja merupakan sel tertua, tetapi juga terletak paling jauh dari aquous humor , sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan pertambahan usia, sel-sel dibagian tengah yang tidak dapat diganti dan mati ini akan menjadi kaku. Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang diperlukan untuk akomodasi untuk penglihatan dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang berkaitan dengan usia ini, yaitu presbiopia, mengenai sebagian besar orang pada usia pertengahan 45-50 tahun, sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk penglihatan dekat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gangguan penglihatan yang sering dijumpai lainnya adalah berpenglihatan dekat miopia dan berpenglihatan jauh hiperopia. Pada mata normal, sumber cahaya jauh difokuskan di retina tanpa akomodasi, sementara kekuatan lensa ditingkatkan oleh akomodasi untuk membawa sumber dekat ke fokus. Pada miopia, karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu kuat, sumber cahaya dekat dibawa ke fokus di retina tanpa akomodasi walaupun dalam keadaan normal akomodasi diperlukan untuk penglihatan dekat, sementara sumber cahaya jauh difokuskan di depan retina dan tampak kabur. Dengan demikian orang yang mengalami miopia memiliki penglihatan dekat yang lebih baik daripada penglihatan jauh, suatu keadaan yang dapat dikoreksi oleh lensa konkaf. Pada hiperopia, bola mata mungkin terlalu pendek atau lensa mata terlalu lemah. Benda-benda jauh terfokus di retina hanya dengan akomodasi,sementara benda- benda dekat difokuskan di belakang retina, walaupun mata mengadakan akomodasi, sehingga tampak kabur. Dengan demikian, individu hiperopia memiliki penglihatan jauh yang lebih baik daripada penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks.

2.3. Ametropia