Universitas Sumatera Utara
Gangguan penglihatan yang sering dijumpai lainnya adalah berpenglihatan dekat miopia dan berpenglihatan jauh hiperopia. Pada mata normal, sumber
cahaya jauh difokuskan di retina tanpa akomodasi, sementara kekuatan lensa ditingkatkan oleh akomodasi untuk membawa sumber dekat ke fokus. Pada
miopia, karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu kuat, sumber cahaya dekat dibawa ke fokus di retina tanpa akomodasi walaupun dalam keadaan
normal akomodasi diperlukan untuk penglihatan dekat, sementara sumber cahaya jauh difokuskan di depan retina dan tampak kabur. Dengan demikian orang yang
mengalami miopia memiliki penglihatan dekat yang lebih baik daripada penglihatan jauh, suatu keadaan yang dapat dikoreksi oleh lensa konkaf. Pada
hiperopia, bola mata mungkin terlalu pendek atau lensa mata terlalu lemah. Benda-benda jauh terfokus di retina hanya dengan akomodasi,sementara benda-
benda dekat difokuskan di belakang retina, walaupun mata mengadakan akomodasi, sehingga tampak kabur. Dengan demikian, individu hiperopia
memiliki penglihatan jauh yang lebih baik daripada penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks.
2.3. Ametropia
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai
daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila
melihat benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan
pembiasan sinar oleh kornea mendatar, mencembung atau adanya perubahan panjang lebih panjang , lebih pendek bola mata, maka sinar normal tidak dapat
terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, dan astigmatisme.
Dalam bahasa Yunani, ametros berarti tidak sebanding atau tidak seimbang, sedang ops berarti mata. Sehingga yang dimaksud dengan ametropia adalah
keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata.
Ametropia dalam keadaan tanpa akomodasi atau dalam keadaan istirahat memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada retina.
Pada keadaan ini bayangan pada selaput jala tidak sempurna terbentuk. Dikenal beberapa ametropia , seperti :
a. Ametropia aksial
Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang retina.
Pada miopia aksial, fokus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang gambar 2.2 dan pada hipermetropia aksial fokus bayangan terletak di
belakang retina gambar 2.3. b.
Ametropia refraktif Ametropia akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata. Bila daya bias
kuat, maka bayangan benda terletak di depan retina seperti pada miopia gambar 2.2 atau bila daya bias kurang, maka bayangan benda akan terletak di belakang
retina seperti pada hipermetropia refraktif gambar 2.3
Gambar 2.2 Miopia Gambar 2.3 Hipermetropia
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.4. Miopia 2.4.1. Definisi