Universitas Sumatera Utara
3.3 Hipotesis
Hipotesa penelitian ini adalah ada hubungan antara miopia yang tidak dikoreksi dengan prestasi belajar pada siswa-siswi kelas 5-6 di SDN
Dharmawanita, Medan.
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain Cross-Sectional, dan penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan miopia yang tidak
dikoreksi dengan prestasi belajar murid kelas 5-6 di SDN Dharmawanita, Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September 2013. Sedangkan untuk tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SDN
Dharmawanita, Medan
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Peneleitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas 5-6 di SDN Dharmawanita,Medan.
4.3.2. Sample Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan medote total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi anggota yang akan
diamati sebagai sampel yang memenuhi kriteria eksklusi inklusi. Metode ini dipilih karena jumlah populasi yang sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kriteria inklusi bagi penelitian ini adalah : 1.
Siswa-siswi kelas 5-6 di SDN Dharmawanita, Medan 2.
Tidak memakai kacamata. 3.
Bersedia untuk mengikuti penelitian. 4.
Hadir semasa penelitian dilakukan. Kriteria eksklusi bagi penelitian ini adalah :
1. Siswa atau siswi yang rapornya tidak tersedia dengan alasan
apapun semasa penelitian dilakukan.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pemeriksaan visus
dengan menggunakan snellen chart dan dilakukan langsung oleh ahli refraksi.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari nilai rapor hasil ujian terakhir untuk satu semester bagi sampel penelitian.
4.4.3. Metode Pengumpulan Data
A. Instrumen Pengumpulan Data
1. Untuk pengambilan data bagi variabel independen yaitu miopia yang tidak
terkoreksi, dilakukan pengukuran dengan menggunakan snellen chart . Alat ini dipilih karena alat tersebut merupakan satu metode kuantitatif
yang terpercaya dalam mengukur visus atau ketajaman penglihatan di lapangan penelitian, selain itu teknik ini cukup mudah dan praktis untuk
dilakukan. 2.
Cara kerja alat : a.
Kartu diletakkan pada jarak 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien
b. Pastikan cahaya harus cukup
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c. Menutup satu mata yang tidak diperiksa, biasanya mata kanan terlebih
dahulu diperiksa sehingga mata kiri ditutup dan pasien diminta membaca kartu.
d. Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :
Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 66,
maka tidak perlu membaca pada baris berikutnya → visus normal
Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu diatas
visus normal, cek pada satu baris tersebut :
Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 1.
Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 2.
Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang
tidak dapat dibaca.
Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di atasnya.
Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan
pinhole alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien
Bila visus tetap berkurang → bukan kelainan refraksi
Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya
→ kelainan refraksi
e. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.
Penghitungan jari dimulai pada jarak tepat di depan snellen chart
→ 6 meter
Dapat menghitung jari pada jarak 6 meter → visusnya 660.
Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, maka maju
satu meter dan lakukan penghitungan dengan jari. Bila pasien dapat membaca, maka visunya 560.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Begitu seterusnya , bila tidak dapat menghitung jari 5 meter,
dimajukan menjadi 4 meter, 3 meter, sampai 1 meter di depan pasien
f. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan
pemeriksaan penglihatan dengan lambaian tangan.
Lambaian tangan dilakukan tepat satu meter di depan pasien. Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan atau atas bawah. Bila pasien
dapat menyebutkan arah lambaian , berarti visusnya 1300. g.
Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat menggunakan senter atau pen light.
Bila dapat melihat sinar, berati visusnya 1~, dan tentukan arah
proyeksi
Bila tak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya 0 3.
Pengambilan data bagi veriabel dependen yaitu prestasi sekolah diambil dengan melakukan pengamatan nilai rapor hasil ujian terakhir pada satu
semester setiap sampel penelitian. Penyajian data untuk variabel prestasi belajar sampel akan diuraikan berikut ini dalam bentuk daftar distribusi
frekuensi. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1.
Menentukan skor tertinggi = 91.8 2.
Menentukan skor terendah = 75 3.
Menentukan rentang skor = skor tertinggi – skor terendah = 91.8 – 75 = 16.8
4. Menentukan jumlah kategori = 3 Tinggi, Sedang, Kurang
5. Menentukan panjang interval = rentang skor : jumlah kategori
= 16.8 : 3 = 5.6 6.
Membuat batas rentang nilai : a.
Prestasi Kurang = 75 + 5.6 = 80.6 b.
Prestasi Sedang = 80.6 + 5.6 = 86.2 c.
Prestasi Baik = 86.2 + 5.6 = 91.8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
7. Kategori :
a. Prestasi Kurang 80.6
b. Prestasi Sedang 80.6 – 86.2
c. Prestasi Baik
86.2
4.5. Pengolahan dan Analisis Data