Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan , yaitu :
a. Prevalensi miopia pada siswa-siswi kelas 5-6 SDN Dharmawanita,
Medan tahun 2013 adalah senilai 29,5. b.
Pada siswa-siswi yang mengalami miopia didapati 9,1 dengan penurunan ketajaman unilateral, dan 20,5 dengan penurunan
ketajaman bilateral. c.
Dari seluruh siswa-siswi yang miopia 100 tidak dikoreksi dengan menggunakan kacamata atau alat bantu penglihatan lain.
d. Prestasi akademik rata-rata adalah 83.5 dengan standar deviasi 3,89.
Sebanyak 20.5 memiliki prestasi belajar kurang, 52.3 memiliki prestasi belajar sedang, 27.3 memiliki prestasi akademik baik.
e. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara miopia yang tidak dikoreksi dengan prestasi belajar pada siswa-siswi kelas 5-6 SDN Dharmawanita, Medan tahun 2013.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian, antara lain.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
a. Masukan kepada orang tua, agar dapat memperhatikan kesehatan mata
anaknya, dengan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala tiap 6 bulan kepada anak tersebut.
b. Masukan kepada pihak sekolah untuk mengupayakan penyuluhan
pemeriksaan mata secara berkala setiap 6 bulan secara rutin kepada anak usia sekolah , sehingga tercapai sistem skrining yang efektif
untuk membantu menemukan anak dengan kelainan refraksi dan anak dengan kelainan refraksi tersebut bisa dikoreksi dengan alat bantu
penglihatan yang sesuai. c.
Masukan kepada peneliti lain di masa yang akan datang untuk melakukan persiapan dalam melakukan penelitian baik sarana, alat ,
dan lain-lain dan untuk meneliti dengan sampel yang lebih banyak dan bervariasi dan dengan perangkat penelitian yang lebih lengkap untuk
mengendalikan bias dalam penelitian ini. d.
Masukan kepada pemerintah dan Institusi Kesehatan, agar dapat diupayakan penyuluhan dan pemeriksaan mata secara berkala atau
skrining untuk mengurangi dampak negatif miopia maupun kelainan refraksi lain yang mungkin terjadi pada anak usia sekolah baik dari
segi pendidikan, interaksi sosial, maupun hal lain, dan mengupayakan bantuan pemberian alat bantu penglihatan yang sesuai untuk miopia
atau kelainan refraksi lain pada siswa-siswi usia sekolah yang kurang mampu baik dalam segi ekonomi, maupun yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Mata
Gambar 2.1. Anatomi Mata
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari paling luar ke paling dalam, lapisan-lapisan itu adalah : 1
Sklerakornea, 2 koroidbadan siliarisiris, 3 retina , gambar 2.1. Sebagian besar bola mata dilapisi oleh sebuah lapisan jaringan ikat protektif yang kuat
disebelah luar, yaitu sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior ke arah depan, lapisan luar terdiri dari kornea transparan tempat lewatnya berkas-
berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh darah untuk memberi makan
retina. Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi untuk membentuk badan siliaris dan iris. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah
retina , yang terdiri dari sebuah lapisan berpigmen disebelah luar dan sebuah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Pigmen
di koroid dan retina menyerap cahaya sehingga mencegah pemantulan dan penghamburan cahaya di dalam mata.
Bagian dalam mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah lensa , yang semuanya jernih untuk memungkinkan cahaya lewat
menembus mata dari kornea ke retina. Rongga anterior depan antara kornea dan lensa mengandung cairan encer jernih, aqueous humor, dan rongga di posterior
belakang yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung zat semicair mirip gel yang disebut vitreous humor.
Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang
sferis. Aquous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aquous humor dibentuk dengan kecepatan sekitar 5 mlhari oleh jaringan kapiler didalam korpus siliaris, turunan
khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah.
2.2 . Karakteristik Optik Mata