44
Gio, 2015:60. Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan output dari SPSS. Perhatikan bahwa kurva pada histogram berbentuk kurva normal, sehingga
disimpulkan bahwa asumsi normalitas error dipenuhi. Di samping itu pada normal probability plot
Gambar 4.2, titik-titik menyebar cukup dekat pada garis diagonal, maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas dipenuhi.
4.2.2 Uji Asumsi Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu
variabel bebas terjadi multikolinearitas Myers dalam Stevens, 2009:75. Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari DER adalah 1,027,
dan nilai VIF dari variabel tingkat inflasi adalah 1,723, dan nilai VIF dari tingkat suku bunga adalah 1,717. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10,
maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.3 Uji Asumsi Multikolinearitas
Model Collinearity
Statistics Tolerance
VIF 1
Constant DER
.973 1.027
Tingkat Inflasi .580
1.723 Tingkat Suku
Bunga .583
1.717
Sumber: hasil olahan software SPSS
4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji asumsi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. Berikut disajikan hasil perhitungan nilai uji Durbin-Watson berdasarkan SPSS.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Durbin-
Watson 1
1.782
Sumber: hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,782. Diketahui nilai
. Perhatikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
46
Hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi.
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan
ZPRED pada sumbu X.Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139. Field 2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
47
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3 Pengujian Hipotesis