Debt to Equity Ratio DER

10

2.1.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen atau akuntan. Tujuan laporan keuangan Yadiati, 2010:53 antara lain : 1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. 2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. 3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.

2.1.2 Debt to Equity Ratio DER

Debt to Equity Ratio DERWachowicz, 2012:190menunjukkann sejauh mana pendanaan utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas. Debt to Equity Ratio DERSawir, 2003:13 adalah rasio yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Universitas Sumatera Utara 11 Debt to Equity Ratio DERKasmir, 2008:158 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Secara matematis Debt to Equity Ratio DERdapat diformulasikan sebagai berikut : Penggunaan utang bagi perusahaan memiliki 3 dimensi Sartono, 2010:121 antara lain : a. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan. b. Dengan mengunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungan akan meningkat. c. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperolah dana dan tidak kehilangan kendali perusahaan. Untuk menentukan struktur modal yang optimal para manajer keuangan perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting sebagai berikut Sjarial, 2007:236 : a. Struktur aktiva, perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan. Debt to Equity Ratio= Universitas Sumatera Utara 12 b. Kemampuan menghasilkan laba periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang atau menerbitkan saham baru. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory Myers, 1984:52 yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dengan urutan pertama, laba ditahan, kemudian utang dan terakhir penjualan saham baru.meskipun secara teoritis sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang, kemudian saham preferen sedangkan yang paling mahal adalah saham biasa dan laba ditahan. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk pembiayaan dari dalam yaitu dari laba yang ditahan lebih murah bila dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru. c. Skala perusahaan, perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal disbanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. d. Tingkat penjualan, perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil. e. Tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang Universitas Sumatera Utara 13 tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar biaya penelitian dan pengembangannya berarti semakin menjamin prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. f. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro, perusahaan perlu melihat saat yang tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan pasar modal sedang bullish. g. Variabilitas laba dan perlindungan pajak, perusahaan dengan variabilitas laba yang kecil akan memiliki kemampuan yang besar untuk menanggung beban tetap yang berasal utang. Ada kecenderungan bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat berupa perlindungan pajak.

2.1.3 Tingkat Inflasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Beta Saham terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)

1 86 133

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ - 45

0 5 126

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga BI terhadap Return Saham Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2012.

1 2 19

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 10

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 8

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 20

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 14