Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

35 Keterangan: Y : Return saham a : Intercept konstanta X 1 : Debt to Equity Ratio DER X 2 : Tingkat Suku Bunga X 3 : Tingkat Inflasi b1-b2-b3 : Koefisien Regresi e : Nilai Residu error 5 3.8.1 Uji Asumsi Klasik 3.8.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang diperlukan. Tujuan uji normalitas Ghozali, 2005:160 adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov K-S. jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka distribusi data normal. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data tidak normal.

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang Universitas Sumatera Utara 36 baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005:105. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batas nilai dari VIF adalah 10 dan nilai dari tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. 3.8.1.3Uji Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2005:110. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas d U dan 4-d U , maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi autokorelasi. b. Bila nilai DW d L batas bawah, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada korelasi positif. c. Bila nilai DW 4-d L , maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada korelasi negatif. Universitas Sumatera Utara 37 d. Bila nilai DW terletak diantara d U dan d L atau DW terletak antara 4-d U dan 4-d L , maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005:139. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas Ghozali, 2005:143. 3.8.2 Goodness of Fit Model 3.8.2.1 Uji F F-Test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Beta Saham terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)

1 86 133

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ - 45

0 5 126

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga BI terhadap Return Saham Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2012.

1 2 19

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 10

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 8

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 20

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Tingkat Suku Bunga serta Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 14