Percaya diri adalah salah satu faktor terpenting dalam proses komunikasi. Kurangnya percaya diri menjadi salah satu penyebab terjadinya aprehensi
komunikasi atau ketakutan untuk melakukan komunikasi. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha
sekecil mungkin berkomunikasi dan hanya akan berbicara apabila terdesak. d.
Selektivitas Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita, karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apakah seseorang bersedia membuka diri terpaan selektif, bagaimana kita mempersepsi pesan persepsi selektif dan
apa yang kita ingat ingatan selektif.
2.2.3 Teori Keterbukaan Diri Self DisclosureTheory
Hubungan antar individu supaya terjalin secara harmonis dengan lingkungansosialnya, individu dituntut mampu menyesuaikan diri. Penyesuaian
diri dengan lingkungan sosial adalah proses individu menyesuaikan diri dengan masyarakat atau lingkungan sosial, sehingga individu dapat menjalin suatu
hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosialnya. Penyesuaian sosial merupakan salah satu aspek psikologis yang perlu dikembangkan dalam
kehidupan individu baik penyesuaian diri dengan individulain di dalam kelompok maupun di luar kelompok.Agar individu mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial, maka individu membutuhkan keterampilan sosial.Keterampilan sosial menunjang keberhasilan dalam bergaul serta syarat tercapainya penyesuaian
sosial yang baik dalam kehidupan individu. Salah satu aspek yang penting dalam keterampilan sosial adalah selfdisclosure Buhrmester, 1998.Menurut Johnson
keterbukaan diri atau self-disclosure adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang
masa lalu yang relefan atau berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini.Orang memilih untuk terbuka selfdisclosure atau tidak adalah keputusan
mereka sendiri.Tindakan keterbukaan diri self-disclosure merupakan tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan kepercayaan personal Dalam Annisa,
2013 : 1 Konsep yang lebih jelas dikemukakan oleh DeVito, 1986, yang mengartikan
self disclosure sebagai salah satu tipe komunikasi dimana, informasi tentang diri
Universitas Sumatera Utara
yang biasa dirahasiakan diberitahu kepada orang lain. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang diutarakan tersebut haruslah
informasi baru yang belum pernah didengar orang tersebut sebelumnya. Kemudian informasi tersebut haruslah informasi yang biasanya disimpandirahasiakan. Hal
terakhir adalah informasi tersebut harus diceritakan kepada orang lain baik secara tertulis dan lisan http:repository.usu.ac.id di Akses pada 23 Desember 2015
Menurut Morton Dayakisni, 2003:87 dalam Lubis 2015 : 21, Pengungkapan diri Self Disclosure merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang
akrab dengan orang lain. Informasi didalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri
sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau
perasaan pribadinya seperti tipe orang yang kita sukai atau yang kita benci. Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki
kecenderungan mengikuti norma resiprok timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang
setara. Pada umumnya kita mengaharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka. Seseorang yang mengungkapkan informasi
pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. bila
sebaliknya, kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain kita akan merasa bodoh dan tidak aman.
Semakin sering melakukan proses komunikasi dan membuka diri dengan orang lain akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita terhadap diri kita
sendiri dan orang lain. Pada 1955 Joseph Luft dan Harry Ingham mengembangkan sebuah konsep
disebut johari window yang digambarkan sebagai sebuah jendela yang merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan
perilaku, perasaan, dan motif kita. Jendela Johari
tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self diri baik yang terbuka maupun
yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.
Dalam johari window
Universitas Sumatera Utara
diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita. Konsep johari window dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konsep Johari Window
Sumber: Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Area TerbukaOpen area adalah informasi tentang diri kita yang
diketahui oleh orang lain, seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi
yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya
sangatlah mudah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga orang dengan Type ini pasti selalu menemui
kesuksesan setiap langkahnya, karena orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya sendiri. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan
sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin
besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
KITA KETAHUI TIDAK DIKETAHUI
PUBLIK
PRIVATE
TERBUKA BUTA
TERSEMBUNYI TIDAK DIKENAL
Universitas Sumatera Utara
Area Tersembunyi Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang
diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak
berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita, yang
kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi
tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
Area Buta Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan
sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan
balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah terbuka. Misalnya
bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan
berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja tim. merujuk kepada
perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
Area Tidak Dikenal Unknown area adalah informasi yang orang lain dan
juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau
berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”.
Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
herususilofia.lecture.ub.ac.id di akses pada 23 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.1 Tingkatan-Tingkatan Keterbukaan Diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam keterbukaan diri. Menurut Powell Dayakisni 2003:89 dalam Lubis
2015 : 23 , tingkatan-tingkatan keterbukaan diri dalam komunikasi, yaitu:
a. Basa-basi : merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau
dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, tetapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomunikasi
basa-basi sekedar kesopanan. b.
Membicarakan orang lain : yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya.walaupun pada tingkat
ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.
c. Menyatakan gagasan atau pendapat : sudah mulai dijalin hubungan yang
erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain. d.
Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat
setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh haruslah didasarkan atas
hubungan yang jujur, terbuka dan menyatakan perasaan-perasaan yang mendalam.
e. Hubungan puncak : pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam,
individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang sejati haruslah
berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.
2.2.4 Teori Interaksional Simbolik