Profil Informan HASIL .1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

informan keempat dilakukan. Di saat-saat awal melakukan wawancara informan terlihat tidak terlalu bersemangat dan terlihat tidak nyaman, akan tetapi setelah peneliti mengajukan beberapa pertanyaan informan mulai dapat menyesuaikan diri dan muai terlihat nyaman sampai wawancara berakhir dan informan dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik.

4.1.2 Profil Informan

Gambaran secara umum untuk kelima informan dalam penelitian ini adalah informan terdiri dari usia 40 sampai 53 tahun, masing-masing informan memiliki masa kerja menjadi juru parkir yang berbeda-beda 1 tahun sampai 10 tahun dan masih terus bekerja sampai dengan sekarang serta seluruh informan telah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Informan 1 Dina Simbolon DS atau yang akrab disapa ibu Dina adalah salah satu juru parkir wanita yang ada di Kota Medan, Dina memiliki lima orang anak yang telah beranjak dewasa, Walaupun usia Dina tidak muda lagi yaitu 53 tahun serta dengan kondisi kakinya yang sempat mengalami cedera, tidak menjadi penghalang untuk melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir. Dina berasal dari Kota Sidikalang dan merupakan seorang mualaf, Dina memutuskan memeluk agama islam dan pindah ke Medan setelah menikah dengan suaminya. Dina telah bekerja selama hampir sepuluh tahun menjadi seorang juru parkir. Alasan Dina memilih untuk bekerja sebagai juru parkir adalah untuk membantu perekonomian keluarganya. Penghasilan suaminya yang hanya bekerja sebagai penarik becak tidak dapat memenauhi kebutuhan ekonomi keluarganya, Dina sendiri melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir tepat didepan Mesoclinic di Jalan Mongonsidi Medan. Pengguna jasanya adalah orang-orang yang mengunjungi Mesoclinic tersebut. Dina adalah orang yang ramah terbukti bagaimana cara Dina berkomunikasi dengan supir serta orang-orang yang menggunakan jasanya sebagai juru parkir, bukan hanya itu saja Dina juga menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar tempat kerjanya seperti pedangan asongan yang Universitas Sumatera Utara berada tepat disamping tempat kerjanya, tukang tambal ban yang juga berada tidak jauh dari tempat kerja Dina. Informan 2 Sudah hampir dua tahun Rahma Sri Harahap RS atau yang dikenal dengan Ibu Rahma bekerja sebagai seorang juru parkir, Rahma memilih pekerjaan ini karena penghasilan yang didapat suaminya yang hanya seorang supir angkutan umum tidak pasti dan masih kurang mencukupi ekonomi keluarganya. Rahma berusia 45 tahun dengan mengenakan rompi bertuliskan DISHUB wanita berhijab ini melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir sudah hampir dua tahun di Jalan Dr. Mansur kampus USU. Tepatnya tidak jauh dari tempat makan khas Padang ZAM-ZAM. Pengguna jasa Rahma adalah orang-orang yang akan berkunjung kebeberapa outlet yang tidak jauh dari tempatnya. Rahma berasal dari Padang Sidempuan, Rahma juga telah memiliki lima orang anak. Empat orang anak berasal dari pernikahan terdahulunya dan satu orang anak adalah hasil pernikahan Rahma dengan suaminya sekarang. Empat orang anak dari pernikahannya yang terdahulu menetap di kampung halamannya di Padang Sidempuan dan anak dari hasil pernikahan dengan suaminya sekarang tinggal bersama Rahma dan suaminya di Medan. Tempat tinggal Rahma tidak jauh dari tempatnya bekerja sebagai juru parkir yaitu masih di Jalan Dr Mansur medan, Sejak lima tahun yang lalu RS menetap di tempat tinggalnya yang sekarang. Informan 3 Rosmawati br Siahaan R atau yang disapa Inang Ros wanita berusia 50 tahun ini telah menjadi seorang juru parkir selama satu tahun lebih delapan bulan demi membantu ekonomi keluarganya dan menghidupi dirinya serta anaknya. Suami Ros bekerja sebagai mekanik alat berat dan tinggal di Jakarta bersama anaknya yang juga sedang melanjutkan studinya disana. Sudah kurang lebih empat tahun suami Ros tidak kembali ke kota Medan. Ros sendiri bekerja menjadi juru parkir karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan membiayai anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah Universitas Sumatera Utara Menengah Atas. Tempat kerja Ros menjadi juru parkir adalah di depan Basecamp cafe tepatnya di Jalan Setia Budi pengguna jasa Ros sebagai juru parkir adalah orang-orang yang datang ke Basecamp cafe tersebut. Jarak antara tempat kerja Ros dan tempat tinggal dapat dikatakan cukup jauh, Ros tinggal di Jalan Gaperta gang Rel. Informan 4 Teoningsih Br. Tinambunan TT atau yang akrab dipanggil Ningsih adalah wanita yang berusia 46 tahun memiliki tiga orang anak yang ketiganya masih duduk dibangku sekolah. Ningsih tinggal di Jalan Gaperta Ujung Gang Bakti dengan suami dan ketiga anaknya. Ningsih bekerja menjadi juru parkir di Jalan Karya tepatnya di depan BG Bakery, sedangkan suaminya hanya bekerja sebagai supir angkutan umum. Selain menjadi seorang juru parkir demi mendapatkan penghasilan tambahan dan membantu ekonomi kelaurganya, Ningsih juga bekerja menjadi seorang buruh pabrik di PT Jigo Agung. Setelah pulang menjadi buruh pabrik Ningsih melaksanakan tugasnya menjadi seorang juru parkir. Ningsih telah melakukan pekerjaan sebagai juru parkir selama satu tahun lebih lima bukan dan pekerjaan menjadi juru parkir di dapatnya dari seseorang yang datang kedaerah tempat tinggalnya untuk mencari orang-orang yang ingin bekerja menjadi seorang juru parkir. INFORMAN 1 Nama : Dina Simbolon DS Umur : 53 Tahun Lama Bekerja : 10 Tahun Sejak 2006 Status : Menikah KETERBUKAAN DIRI Keterbukaan diri sangat memiliki kendali yang cukup besar dalam kehidupan bersosial, Keterbukaan diri ini terlihat ketika seseorang telah membagi pikirannya dan fakta tentang dirinya serta menceritakan permasalahannya dengan orang lain. Orang yang memiliki keterbukaan diri akan memiliki kepercaya diri Universitas Sumatera Utara yang baik dan lebih percaya dengan orang lain, serta lebih mampu bersikap positif dalam kehidupan sosial. Keterbukaan diri DS terlihat ketika ia menceritakan apapun yang sedang dihadapinya terkhususnya dalam hal pekerjaan kepada orang terdekatnya. Anak menjadi tempat DS menceritakan segala sesuatu yang sedang dihadapinya. DS memiliki lima orang anak yang sudah beranjak dewasa, ketiga anaknya telah menikah, Dua anak lainnya masih tinggal bersama DS yang paling kecil seorang laki-laki berumur 22 tahun. DS sering menceritakan kepada anak- anak yang masih tinggal bersamanya terkait dengan permasalahan yang dihadapinya, Ia berharap dengan kondisi anak-anaknya yang telah beranjak dewasa ia dapat membagi dan menceritakan masalahnya dengan keluarga dapat sama-sama memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Ke suami juga cerita dek, tapi lebih sering keanak ibu. Biar sama-sama mikir solusi kalau lagi ada masalah, kalau cerita kerjaan ini biar orang itu tau aja susahnya cari makan dek. Tidak hanya pekerjaan yang dilakukannya, banyak hal yang ia ceritakan kepada anak-anaknya. Hal ini dilakukan DS agar anak-anaknya mengetahui dengan jelas bagaiman kondisi keluarganya dan apa yang sedang ia hadapi. Hal yang sama juga ia lakukan ketika DS menerima tawaran pekerjaan menjadi seorang juru parkir, ia pun tidak lupa menceritakan tentang tawaran tersebut dan berdiskusi dengan keluarganya terkait dengan pekerjaan sebagai juru parkir ini. Ada, ibu tanya kekeluarga juga diskusi dengan orang itu, gimana tentang kerjaan ini, ya mau gimana lagi kerja. kerjakanlah yang penting hati- hatilah markir jangan sampek tertabrak, gitu kata suami dan anak ibu. apapun tentang pekerjaan ini saya cerita sama keluarga, gak ada kok dek yang ibu tutup-tutupi dari mereka, gak cuma kalau ada masalah aja dek, kalau dapat uang masuk lebih juga saya cerita. Ibu terbuka aja dek sama keluarga, orang itu juga harus tau dek. Baginya menceritakan kepada keluarganya mengenai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dan pekerjaanya adalah sebuah keharusan. Salah satu permasalahan yang dihadapi DS dalam pekerjaannya adalah ketika terjadi kecelakan yang ia alami dengan seorang pengendara motor, yang membuat DS harus di rawat di Rumah sakit. hal tersebut dialaminya ketika ia sedang melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir. Universitas Sumatera Utara Pernah dek, waktu tahun 2010, Ibu belanggar lagi markirin mobil sampai ketengah jalan, tiba-tiba ada motor dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenak dua belas jahitan dikaki ibu ini. Ibu ceritakan kek mana kejadiannya, Ibu bilang waktu aku mau bantuin keluarkan mobil dari tempat parkir, ada kereta kencang dari sana, gak sempat diremnya. Kenak serempetlah aku. ya keluarga cuma bilang sekali lagi ya hati-hati, kalau mau ngapain mobil itu liat-liat dulu jangan sembarangan. Keterbukaan diri DS tidak hanya kepada keluarganya saja. DS juga sering membagi apapun mengenai dirinya dengan orang lain. Namun, tidak kepada sembarang orang DS akan terbuka mengenai dirinya. Ia hanya akan berbagi dengan orang lain yang menurut penilaiannya adalah orang yang baik dan dapat memberikan solusi dari apapun yang sedang ia hadapi, tanpa rasa malu DS akan menceritakan mengenai yang ia alami, salah satu orang yang sering menjadi tempat berbagi cerita DS selain keluarganya adalah Ijal. Ijal yang berprofesi sebagai supir pribadi dokter di klinik kecantikan tempat DS melakukan pekerjaannya. Ada dek, si ijal namanya supir dokter ini. enak cerita sama dia kadang dia kasih solusi juga ke Ibu, kalau lagi ada masalah baik orangnya, orang perjuangan. Masalah keluarga juga, sampek juga cerita tentang kerjaan ini ke dia tapi ya kita liat-liat juga kalau cerita sama orang, kalau ibu udah sering ngobrol sama dia dan dia ibu anggap baik baru mau ibu cerita sama dia. DS cukup selektif memilih kepada siapa ia akan terbuka selain dari keluarganya, butuh waktu lama untuk DS membuka diri dengan orang lain. Semua tergantung intensitas interaksi yang dilakukan antara DS dengan orang tersebut dan penilaian tersendiri DS mengenai orang tersebut. STEREOTIP BERBASIS GENDER Wanita adalah kelompok yang cukup sering mengalami stereotipe berbasis gender. Dikonstruksikan sebagai makhluk yang lemah membuat gerak kaum wanita cukup terbatas, tidak terkecuali dalam hal pekerjaan. Pekerjaan domestiklah atau pekerjaan rumah tangga yang sesuai untuk dilakukan oleh seorang wanita, banyak keraguan yang terjadi ketika wanita mencoba untuk melakukan pekerjaan public atau pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangga dan pandangan masyarakat yang masih menganggap tabu wanita yang bekerja diluar Universitas Sumatera Utara rumah. Hal tersebut juga dialami DS dalam pekerjaan yang dilakukannya, pekerjaan yang masih dominan dilakukan oleh kaum pria daripada kaum wanita. Stereotipe sebagai kaum yang lemah yang melekat bagi kaum wanita menimbulkan beberapa masalah yang harus di hadapi oleh DS ketika bekerja. Preman jalanan adalah sebagian kelompok yang memanfaatkan stereotipe tersebut. Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek. Dalam menghadapi hal tersebut DS berusaha untuk tidak memperkeruh suasana. Menghadapi pandangan masyarakat yang masih tabu dengan wanita yang bekerja diluar pekerjaan domestik tersebut tidak menimbulkan pengaruh apapun dalam pekerjaan DS. Sehingga dalam menjalankan pekerjaannya, DS tidak pernah mendapatkan kritikan atau tanggapan miring dari masayarakat, baik masyarakat sekitar rumahnya ataupun masyarakat sekitar tempat kerjanya, DS menanamkan dalam dirinya bahwa pekerjaan yang dilakukannya semata-mata untuk keluarganya. Kan niatnya untuk makan dek, buat bantu keluarga, gak pernah ada yang ngomong aneh-aneh dek, malah mereka salut kok berani perempuan kerja kayak gini, gitu lah. Kan disini nyebrang-nyebrang ini dek bukan gampang. Kalau pun ada. Ibu gak peduli kata orang, Yang penting ibu kerjaan itu halal, dan kayaknya orang juga ngertilah dek. DS juga menyadari bahwa stereotipe gender memiliki pengaruh yang kuat dengan pekerjaan yang dilakukannya, oleh karena itu DS pun menyesuaikan sikapnya dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga atau lingkungan tempat kerjanya. iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orang- orang disini. Ibu ramah aja sama orang yang datang. Biar orang itu juga suka sama kita. Penyesuaian diri yang dilakukan DS dalam pekerjaan ini tidaklah muda, perbedaan suasana lingkungan yang signifikan mengharuskan DS harus benar- benar mengerti dimana ia berada. Jam bekerja yang cukup lama, sangat membantu DS dalam hal penyesuaian diri di pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara Ibu kerja dari jam 10 pagi sampainya gak tentu dek, paling cepat jam 6 sore paling lama jam 10 malam. Tergantung rame enggaknya tempat parkirlah. Tapi kalau hari libur ibu gak kerja juga. Walaupun DS bekerja kurang lebih 10 jam dalam sehari, namun DS tidak melupakan kewajibannya dan sadar akan perannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. DS tetap melaksanakan tugasnya yang terkait dengan pekerjaan domestik. Menyiapkan sarapan menjadi kegiatan domestic yang rutin DS lakukan sebelum melaksanakan pekerjaannya. Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami baru ibu pergi kerja. Karena ibukan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang itu kelaparan. KONSEP DIRI Pekerjaan menjadi juru parkir bagi DS adalah pengalaman baru, sempat ragu dengan kemampuannya dalam pekerjaan ini. Namun itu tidak menyurutkan niat DS mengambil pekerjaan ini demi untuk membantu keuangan keluarganya. Gimana ya dek, kita ngomong yang pahit-pahit aja ya ibu jualan gak mampu, nyuci juga gak sanggup lagi. Ya ibu pilihlah jadi tukang parkir yang penting sama ibu bisa bantu keluarga. Yang penting bisa makanlah udah. Demi keluarga DS memberanikan diri untuk mengambil kesempatan dalam pekerjaan ini, walaupun DS sendiri mengetahui resiko seperti apa yang harus ditanggungnya ketika bekerja sebagai juru parkir. Sempat juga mikir bisa apa enggak, tapi ya saya niatkan ajalah dek. Insha allah untuk keluarga, rupanya sampek sekarang hampir sepuluh tahun udah. Seperti pekerjaan lainnya yang memiliki resiko masing-masing. Pekerjaan menjadi seorang juru parkir juga memilki resiko tersendiri, selama hampir sepuluh tahun melakukan pekerjaan ini, tidak hanya hal baik saja yang dialami DS ketika bekerja, namun hal buruk tentu saja juga pernah dialaminya, seperti kecelakaan sepeda motor yang di alaminya pada tahun 2010 silam ketika hendak membantu kendaraan untuk keluar dari tempat parkir dimana DS bekerja, lantas bukan Universitas Sumatera Utara merasa jera dengan pekerjaannya, DS hanya menganggap hal tersebut terjadi karena Naas yang harus ia alami. Pernah dek, waktu tahun 2010, ibu belanggar lagi markirin mobil sampek ketengah jalan, rupanya ada kerta dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenaklah dua belas jahitan dikaki ibu ini. saya anggap itu naas-nya Ibu aja. Dengan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh kaum pria dan tidak sedikit pula orang-orang yang memandang miring pekerjaan ini. Namun, tidak membuat DS merasa malu akan pekerjaan yang dilakukannya. Bahkan DS juga mencari penghasilan tambahan di sela-sela pekerjaan yang dilakukannya, tanpa rasa malu DS mengumpulkan botol bekas air mineral yang sudah tidak terpakai lagi, selagi yang dilakukannya merupakan pekerjaan yang tidak merugikan orang lain DS tidak merasa malu. Enggak enggak saya gak malu. Yang penting halal, Ibu juga ngumpulin botot Botol Bekas untuk nambah uang masuk dek. Menjadi seorang wanita dan bekerja sebagai seorang juru parkir bukanlah persoalan yang mudah, mulai dari penyesuaian diri yang harus dilakukan di lingkungan pekerjaannya sampai pengaruh stereotip yang melekat pada kaum wanita juga menjadi permasalahan yang harus dihadapi DS dalam pekerjaannya. Dengan stereotip wanita adalah makhluk yang lemah sedangkan pekerjaan menjadi seorang juru parkir dituntut untuk berani menjaga dan bertanggung jawab untuk apapun yang terjadi terhadap kendaraan pengguna jasanya. tidak menutup kemungkinan hal tersebut nantinya akan menimbulkan keraguan dari pengguna jasanya. Namun, hal tersebut tidaklah menjadi pengaruh bagi DS dalam pekerjaannya. Selama DS melakukan pekerjaan sebagai juru parkir, dirinya sama sekali tidak pernah mengalami hal tersebut. Kayaknya sih gak pernah dek, tapi mereka kayaknya ibah kasihan sama saya kadang ada juga yang kasih uang parkir lebih untuk saya. DS sangat menyadari seberapa besar pengaruh stereotip wanita terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya. Salah satu pengaruh yang dialaminya adalah adanya tindakan yang kurang menyenangkan yang dialaminya saat melakukan Universitas Sumatera Utara pekerjaannya. Aksi premanisme menjadi hal yang sering dialami DS ketika bekerja. DS menganggap hal tersebut terjadi juga didasari oleh kondisinya sebagai seorang wanita yang dipandang sebagai makhluk yang lemah. DS : Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek. DS merasa perbedaan yang cukup besar terkait dengan suasana yang biasa dirasakan di rumah dan suasana yang juga dirasakannya ketika bekerja sebagai juru parkir. Di Lingkungan keluarga DS hanya berinteraksi dengan anggota keluarganya saja, sedangkan ketika DS bekerja menjadi seorang juru parkir ia harus dapat berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan semua orang yang menggunakan jasanya. iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orang- orang disini. Ibu ramah aja sama orang yang datang. Biar orang itu juga suka sama kita. Dalam bekerja DS juga berusaha untuk melakukannya dengan sebaik mungkin dan menjauhkan hal apapun yang nantinya akan berdampak negatif pada pekerjaannya. Dengan niat yang besar untuk membantu ekomoni keluarganya DS menghiraukan pandangan miring orang lain yang menimpa dirinya terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Pandangan miring yang datang dari orang-orang yang masih menganggap tabuh ketika seorang wanita bekerja diluar pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik. selama ini gak ada sih dek yang gitu-gitu kalau pun ada ya gak masalah yang penting pekerjaan ibu ini halal dan gak nyuri itu aja. Untuk menepis pandangan miring masyarakat yang masih tabuh dengan wanita bekerja di luar pekerjaan rumah. DS tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, dengan tetap mempersiapkan kebutuhan keluarganya sebelum ia berangkat bekerja. Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami baru ibu pergi kerja. Karena ibu kan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang itu kelaparan. Namun, tidak selamanya pandangan orang lain bersifat negatif terhadap pekerjaan yang dilakukan DS, tidak sedikit pula orang-orang yang memuji pilihan Universitas Sumatera Utara DS untuk bekerja sebagi juru parkir, dengan kondisinya sebagai seorang wanita dan segala resiko yang ditanggungnya dalam pekerjaan sebagai juru parkir. Kan niatnya untuk makan dek, buat bantu keluarga, gak pernah ada yang ngomong aneh-aneh dek, malah mereka salut kok berani perempuan kerja kayak gini, gitu lah. Kan disini nyebrang-nyebrang ini dek bukan gampang. Kalau pun ada. Ibu gak peduli kata orang, Yang penting ibu kerjaan itu halal, dan kayaknya orang juga ngertilah dek. Menyikapi pandangan postif berupa pujian yang di berikan kepadanya, lantas tidak membuat DS merasa malu untuk menerima hal tersebut. Sebaliknya DS merasa bangga dengan pujian yang ditujukan kepadanya. Bukan hanya itu saja kebaikan dari pengunjung dengan memberikan uang parkir lebih kepadanya juga menjadi dampak positif yang dirasakan DS. enggak saya gak malu, ada rasa bangga jugalah, gak nyangka orang bisa nilai begitu. Dan bukan itu aja dek mereka juga banyak yang kasihan sama saya, kadang dikasih lebih bayar parkirnya. KESIMPULAN KASUS DS adalah wanita yang telah berkeluarga, bekerja selama kurang lebih hampir sepuluh tahun menjadi seorang juru parkir. Dengan motivasi untuk membantu perekonomian keluarganya membuat DS yang awalnya ragu akan kemampuannya untuk bekerja sebagai juru parkir menjadi yakin menjalani pekerjaannya ini dan seluruh masalah yang nantinya dihadapi. DS sangat mengenal seperti apa dirinya, keterbatasan kemampuan yang dimilikinya tidak menjadikan DS hanya menggandalkan penghasilan sang suami. DS pun tetap mencari seperti apa pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Pekerjaan yang masih banyak dipandang miring oleh orang lain ini tidak membuat DS merasa malu melakukannya. Bahkan untuk menambah penghasilannya yang dirasa belum mencukupi, DS tidak ragu untuk mengumpulkan botol kemasan air mineral yang nantinya akan dijual. DS juga tidak pernah menghiraukan pandangan orang lain yang negatif tentang pekerjaannya selagi dirinya tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain. DS juga sangat menyadari apa resiko yang harus ditanggungnya ketika bekerja sebagai juru parkir. Akan tetapi, DS memiliki cara tersendiri untuk Universitas Sumatera Utara mengatasi resiko tersebut, dengan ramah dan tidak menimbulkan masalah dengan orang lain. Ramah menjadi salah satu senjatanya, setiap orang akan merasakan perasaan nyaman jika berinteraksi dengan orang yang ramah. Selain itu ketika ada masalah DS juga tidak tertutup dengan keluarganya, DS selalu menceritakan apapun masalah yang sedang dihadapinya. Hal tersebut dilakukan bukan berarti DS tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri namun itu dilakukannya untuk mencari solusi bersama keluarganya atas permasalahn dihadapinya. DS juga tidak merasa malu ketika ada pujian yang diterimanya dan tidak pula memberikan reaksi yang berlebih terhadap pujian tersebut. DS menganggap pujian tersebut sebagai salah satu penilaian orang terhadapnya. INFORMAN 2 Nama : Rahma Sri Harahap RS Umur : 45 Tahun Lama Bekerja : 2 Tahun 2014 Status : Menikah KETERBUKAAN DIRI Keterbukaan diri RS dapat terlihat ketika RS menjalin komunikasi dengan keluarganya. Dengan kondisi yang jauh dari keempat anaknya yang terdahulu serta keluarga intinya. RS menjadikan suaminya sebagai tempat mencurahkan apapun permasalahan yang dirasakannya. sama suami ibu nak. Kek mana nak, anak ibu yang besar dikampung, yang disini yang kecil. Ya ceritanya sama suami ibulah. RS menilai keterbukaan dalam keluarga khususnya dalam hubungan pernikahan menjadi satu hal yang penting. Seperti yang diterapkan RS dalam keluarganya, memiliki komitmen untuk saling terbuka membuat RS menceritakan apapun yang di rasakan kepada suaminya. tidak ada yang di tutupi kepada suaminya, baik urusan keluarga dan tanpa terkecuali mengenai pekerjaan yang dilakukannya. Sebelum menerima dan memutuskan untuk memilih pekerjaan ini sebagai mata pencahariannya RS juga berdiskusi dengan suaminya. Universitas Sumatera Utara tentang keluargalah, cemana keluarga awak. Tentang ekonomi juga tentang anak, nanyak kerjaan suami juga. Pokoknya saling terbuka dikeluarga nak.terbuka sama saling percaya itu penting dalam berkeluarga itulah nomor satu kalau rasaku ya. Gadak yang ibu tutupi kayak kerjaan ini berapapun ibu dapat ya ibu kasih tahu. iya diskusilah, saya tanyak juga sama suami ibu. Ya katanya kalau kau mau kerja disitu ya kerjalah. Ibu gak asal terima aja kerjaan ini. Untuk keterbukaan diri dengan orang lain seperti tetangga dan orang disekelilingnya yang tidak memiliki hubungan dekat dengannya. RS merasa tidak memiliki keharusan untuk terlalu menceritakan permasalahan khususnya masalah pribadianya serta terlalu membuka dirinya dengan orang lain karena memang kebiasaan RS yang sangat jarang keluar rumah. Tapi bukan berarti RS tidak menjalin hubungan dengan orang disekitarnya, RS tetap berinteraksi dengan tetangga dan orang-orang di sekitarnya RS tetap menjalin hubungan dengan baik. Ibu gak terlalu suka cerita-cerita gitu, ya abis kerja ibu langsung pulang. Ibu aja keluar rumah pun jarang, gadak banyak cerita sama siapa-siapa sama tetangga sekalipun gak pernah cerita yang pribadi, kalau pribadi gitu paling sama keluarga aja nak. kalau sama orang lain paling sekedarnya aja nak. Tidak hanya dilingkungan rumah, RS juga tidak terlalu terbuka di lingkungan tempat kerjanya. Setelah jam kerjanya sebagai juru parkir berakhir, RS pun kembali pulang kerumahnya. RS tidak pernah menceritakan masalah pribadinya dengan orang-orang ditempat kerjanya. Walaupun begitu RS tetap berusaha bersikap ramah dengan orang-orang disekeliling tempat kerjanya.. ya kita baiklah sama orang-orang yang ada di tempat kerja ini, sama karyawan-karyawan yang ada disini, ramah sama pengunjung juga itu perlu. Ya nanti kalau dia datang, sini aja nakku kalau dia anak-anak. Sini aja pak kalau dia bapak-bapak. Kita arahkan nak. STEREOTIP BERBASIS GENDER Selama menjadi seorang juru parkir, Stereotip berbasis gender tidak terlalu mempengaruhi pekerjaannya sebagai juru parkir. RS memang tidak pernah mengalami peristiwa yang cukup serius yang berkaitan dengan stereotip gendernya sebagai wanita dan pekerjaannya sebagai seorang juru parkir, seperti mengalami aksi premanisme dan sebagainya. Walaupun begitu RS pernah mengalami beberapa peristiwa yang tidak terlalu serius berkaitan dengan stereotip Universitas Sumatera Utara gender, akan hal tersebut cukup mempengaruhi pekerjaannya, seperti pengguna jasa yang memarkirkan kendaraannya sedikit jauh darinya. Gak pernah nakku. Paling ada nanti yang parkirnya agak jauh Tidak hanya itu saja, banyak kejadian yang merupakan pengaruh dari stereotip gender dengan pekerjaannya sebagai juru parkir, seperti adanya ketidakyakinan dengan kemampuan RS dalam melakukan tugasnya. Tidak jarang juga pengguna jasa tidak membayar iuran parkirnya karena perasaan tidak yakin dengan kemampuan RS dalam melakukan tugasnya. Walaupun begitu RS tidak mempermasalahkan hal tersebut, RS tidak ingin memaksakan pengguna jasanya untuk membayar iuran parkir. Ada juga nak, ibu bukan jaga katanya, Ibu kan disana. Ya gak mungkinlah kita jaga cuma satu aja nak. sementara yang kita jaga dari situ sampek situ. Tapi yauda kalau orang itu gak mau bayar ibu gak masalah ibu lepaskan aja nak. Akan tetapi sikap sabar RS dalam menghadapi masalah ketidakyakinan yang datang padanya terkait pekerjaannya sebagai juru parkir membuatnya tetap merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya. Bagi RS rezeki sudah ada yang mengaturnya, RS percaya jika ada orang yang tidak mau bayar pasti akan ada orang yang memberikan bayaran lebih untuk jasanya sebagai juru parkir. Ya yang gak mau bayar tadi itulah nak, dikiranya gak bisa ibu jaga, tapi ya prinsip ibu kalau pun dia gak mau bayar nanti adanya itu yang datang kalau rezeki akan ada yang kasih lebih. Selain menghadapi masalah di tempat kerjannya stereotip gender juga sering mempengaruhi pandangan orang lain terkait pekerjaannya, mengikapi hal tersebut RS merasa bahwa dirinya tidak terlalu memperdulikan pandangan orang lain terkait pekerjaan yang dilakukannya, dengan niat yang kuat untuk membantu ekonomi keluarkan serta memperjuangkan hidup yang lebih layak, RS tetap melaksanakan pekerjaannya sebagai juru parkir wanita. Gak masalah saya ikhlas bantu suami, ibu gak mikirin pandangan orang, terserahlah orang mau ngomong apa. Memang kita pun datang dari orang susah daripada gadak kerja awak ya biarpun kayak gini seadanya bisa makan awak. Universitas Sumatera Utara KONSEP DIRI Bekerja menjadi seorang juru parkir bukan suatu hal yang mudah, terlebih dengan kondisi RS yang merupakan seorang wanita dan seorang ibu rumah tangga. Keraguan sempat menghampiri RS, akan tetapi RS menyadari jika hanya mengandalkan pemasukan dari hasil kerja keras suaminya saja pasti tidak akan cukup. Melihat kondisi ekonomi keluarganya yang masih kurang dan kebutuhan yang terus meningkat termasuk membiayai anaknya yang sudah bersekolah. RS meneguhkan niatnya untuk bekerja walaupun hanya menjadi seorang juru parkir. Awalnya sempat ragu juga nak, tapi ya memang ingin bantu keluarga. Tambah lagi anak ibu sekolah nak. suami ibu pun nakku ya namanya supir angkot, gajinya gak tentu belum lagi setoran orang itu kan. Ekonomi kita sekarang sama yang dulu beda nak, kalau dulu banyak anak banyak rezeki tapi sekarang rasaku kalau gak dibantu suami payah sekarang hidup. Keraguan yang awalnya dirasakan RS lama kelamaan menghilang, RS mulai nyaman dengan pekerjaan yang dipilihnya sekarang. Kenyamanan tersebut tidak lepas dari motivasinya bekerja dan peran suaminya yang selalu memantau pekerjaannya. Insha allah nyaman nak, untuk bantu ekonomi keluarga. lagian suami ibu juga kadang lewat-lewat sini juga nya. Supir angkot 120 dianya. RS tidak merasa malu ataupun minder dengan pekerjaan yang dipilihnya ini. RS sangat menyadari bagaimana kondisi ekomoni keluarganya yang sangat membutuhkan penghasilan tambahan, baginya selagi pekerjaan yang dipilihnya tidak merugikan orang lain dan hasil yang didapatnya merupakan hasil keringatnya sendiri. RS tidak akan malu dengan pekerjaan yang dipilihnya. enggak ada nakku, karena kita susah ibu gadak malu gadak gengsi gitu yang penting kita gak nyuri dan yang kita cari halal hasil keringat kita. RS Merasa sangat tertolong dengan adanya pekerjaan ini, perbedaan yang cukup besar dirasakannya setelah RS bekerja menjadi juru parkir, Dulu sebelum RS bekerja menjadi juru parkir kesulitan ekonomi sangat terasa, akan tetapi setelah RS bekerja menjadi juru parkir, kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak hanya itu saja alasan kenapa RS memilih pekerjaan ini sebagai profesinya, RS mengenal betul siapa dirinya. RS adalah tipe orang yang tidak suka diatur-atur dalam hal bekerja, sehingga RS tidak ingin memilih pekerjaan yang terlalu mengikatnya dengan orang lain, Baginya bekerja sebagai juru parkir tidak terlalu Universitas Sumatera Utara terikat dengan orang lain sehingga RS merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan ini. Dulu waktu ibu gak kerja, maaf cakap ya dek mau sarapan aja pun gak tau apa yang mau dimakan. Jadi ibu ambilah profesi ini, juga orang tapanuli kek ibu ini kadang gak suka diatur-atur, jadi kalau kerja nyuci atau jaga anak kan harus terikat kali sama orangnya, bagi ibu biarlah dapatnya dikit yang penting ibu gak terikat sama orang. Keinginan yang besar untuk membantu ekonomi keluarganya membuat RS tidak akan menyia-nyiakan kesempatan apapun yang datang terkait dengan pekerjaannya, walaupun RS bekerja sebagai juru parkir dari jam 7 malam sampai ke jam 11 malam akan tetapi tidak jarang RS mengambil kesempatan dipagi hari setelah melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan mengantarkan anaknya pergi kesekolah RS terkadang mempir ketempat kerja demi untuk mendapatkan pemasukan lebih menambah penghasilannya. Ibu kerja biasanya dari jam 7 malam sampai tutuplah toko-toko ini nak, paling jam setengah 11 an lah. Tapi kadang ibu kalau pagi abis nganter anak sekolah, suka singgah kemari. Biasalah mamak-mamak nak, sepuluh ribu pun diusahakannya untuk dicari. Pekerjaan menjadi seorang juru parkir yang dijalani RS cukup menyita banyak waktunya. Walaupun begitu RS tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Sebelum melaksanakan tugasnya menjadi seorang juru parkir, RS terlebih dahulu mempersiapkan pekerjaan rumah yang merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Iya kerja dirumah nak, disiapkan dulu anak ibu, masak makan suami ibu biar dia gak kelaparan nanti. Biar kalaupun ibu pergi kerja tenang nakku. Dua tahun menjadi seorang juru parkir bukanlah waktu yang singkat. Selama menjadi juru parkir, RS tidak pernah mengalami masalah yang serius dalam hal pekerjaannya sebagai juru parkir. Masalah yang pernah dihadapinya ketika menjadi seorang juru parkir adalah ketika pengguna jasanya kehilangan sebuah handphone, dikarenakan kelalaian pengguna jasanya sendiri. Akan tetapi RS menyadari itu bukanlah tanggung jawabnya sebagai seorang juru parkir. Dari kejadian tersebut RS mulai mengerti apa yang menjadi tanggung jawabnya dan mana yang bukan tanggung jawabnya sebagai juru parkir. Universitas Sumatera Utara Itu juga belum pernah nakku, ada sih kemarin pernah kehilangan handphone. Pengunjung disini, diletakkannya handphonenya di kereta, lupa dia. Hilang handphone itu, tapi ya itukan bukan tanggung jawab ibu. Untung dapat orangnya tau dari cctv sini, langsung dipenjarakan katanya. Masalah yang pernah dialami RS bukanlah masalah yang serius baginya, untuk masalah yang serius menurutnya dalam pekerjaannya RS belum pernah mengalaminya. Menurutnya walaupun nantinya RS mengalami masalah yang serius dalam pekerjaannya, RS akan tetap merasa nyaman dan akan terus melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang juru parkir. Pikiran positif dalam dirinya menganggap bahwa masalah yang nantinya kalaupun dialami adalah suatu ketidakberuntungan yang menghampirinya. Insha Allah belum pernah nak, gak pernah ada masalah sama preman- preman ataupun belum pernah sampek terjadi kecelakaan jangan sampeklah nakku. Belum pernah ngalami nak, jangan sampeklah nak. kalaupun ada ya ibu tetap kerja, untuk bantu keluarga anggap itu belum rezeki ibu. RS sangat menyadari bagaimana pandangan orang terhadap pekerjaannya sebagai juru parkir, akan tetapi padangan miring tersebut tidak menjadi halangan bagi RS untuk terus bekerja menjadi juru parkir. Menurutnya orang-orang yang berpandangan miring terkait pekerjaannya juga akan mengerti apa tujuannya menjadi seorang juru parkir, demi membantu ekonomi keluarganya. Enggak ada nak, orang itu tau jugalah niat ibu buat bantu keluarga tadi. Walaupun banyak orang yang berpandangan miring terhadap pekerjaannya. Tidak sedikit pula orang yang memberikan pujian dengan pekerjaan yang dipilihnya. Seorang pengguna jasanya yang melihat pekerjaannya memberikan pujian untuk RS dan pekerjaan yang dipilihnya sebagai seorang juru parkir. Akan tetapi pujian tersebut tidak membuat RS lantas malu dengan pekerjaannya. RS menganggap pujian tersebut sebagai perhatian yang ditujukan oleh orang lain untuknya. Ada juga nak kemarin, pengunjung disini juga dia. Dibilangnya salut aku liat ibu ini, mau kerja kayak gini bantu suaminya. Katanya dia dari persatuan perempuan apa gitu. Ada pujian gitu ibu gak merasa malulah nak, bangga sedikitlah berarti ada yang perhatian sama kita. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN KASUS Demi membantu ekonomi keluarganya RS rela melakukan pekerjaan menjadi seorang juru parkir. RS telah memiliki keluarganya sendiri. RS memiliki lima orang anak, keempat anaknya adalah hasil pernikahannya dengan suaminya terdahulu, sedangkan satu anaknya yang paling kecil adalah hasil pernikah dengan suaminya sekarang. Suami RS hanya bekerja sebagai seorang supir angkutan umum, yang penghasilannya dapat dikatakan masih belum bisa membantu ekonomi keluarganya. Dalam menerima pekerjaan ini RS juga tidak memutuskannya sendiri. RS terlebih dahulu berdiskusi dengan suaminya sebelum menerima pekerjaan ini, bagi RS saling terbuka dalam keluarga adalah hal yang utama. RS sangat mengerti bagaimana dirinya, sebagai tipe wanita yang tidak suka diatur-atur dalam bekerja menjadi alasan RS dalam memilih pekerjaan ini. RS tidak mempermasalahkan berapapun hasil yang didapatnya ketika bekerja, yang tertepenting baginya dirinya merasakan kenyamanan dalam bekerja dan dapet membantu ekonomi keluarganya. Bekerja hampir dua tahun sebagai juru parkir, RS belum pernah mengalami masalah yang serius dalam pekerjaannya. Bagi RS masalah dalam bekerja adalah hal yang biasa, kalaupun nantinya aka nada masalah yang dihadapinya tidak akan mempengaruhi pekerjaan RS. Dirinya akan terus bekerja. Tidak hanya masalah, pandangan miring orang terhadap pekerjaannya yang merupakan pekerjaan untuk kaum pria juga tidak akan melunturkan semangatnya untuk terus bekerja, RS akan terus bekerja menjadi juru parkir walaupun ada pandangan miring orang tentang pekerjaan yang dipilihnya, selagi dirinya tidak melakukan hal yang merugikan orang lain. Walaupun RS bekerja namun RS tidak pernah melalaikan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu rumah tangga, RS tetap mengutamakan tugasnya sebagai istri dan ibu sebelum RS melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir. Bekerja dirumah dan ditempat kerja adalah dua hal yang berbeda. Menjadi seorang juru parkir RS setiap harinya akan bertemu dengan orang baru yang Universitas Sumatera Utara menggunakan jasanya, RS mengerti harus melakukan apa untuk membuat pengguna jasanya dan orang-orang disekitar tempat kerjanya merasa nyaman. sikap ramah menjadi cara RS untuk membuat pengguna jasanya nyaman terhadapnya. INFORMAN 3 Nama : Rosmawati br Siahaan R Umur : 50 Tahun Lama Bekerja : 1 Tahun 8 Bulan Sejak November 2014 Status : Menikah KETERBUKAAN DIRI Jauh dengan suami membuat R lebih memilih menceritakan segala masalah yang tengah dihadapinya kepada ke tiga anaknya yang tinggal bersamanya. Anak-anaknya menjadi tempat R mencurahkan apapun yang dirasakannya. Tidak ada yang disembunyikan R dari anak-anaknya, R lebih memilih menceritakan semua dengan anak-anaknya karena R tidak ingin menambah beban pikiran suaminya yang sedang bekerja dijakarta. Sama anaklah dek, suami ibu jauh di Jakarta. Suami ibu jauh dek, biar dia urusin anak ibu yang disana. Gak mau tambah beban dia ibu. Tidak terkecuali masalah pekerjaan, dalam memilih pekerjaan menjadi seorang juru parkir, R tidak lupa menanyakan kepada anak-anaknya perihal pilihannya itu. R sempat mendapatkan tentangan dari anak-anaknya terkait dengan pilihannya untuk menjadi juru parkir, karena anak-anak R menilai menjadi seornag juru parkir bukanlah pekerjaan seorang perempuan dan mereka melarang ibunya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Akan tetapi tentangan dari pihak keluarganya tidak mempengaruhi pilihan R untuk menjadi seorang juru parkir. Keluarga ibu gak malu dek, Cuma anak ibu yang paling besar awalnya marah kalau ibu kerja jadi juru parkir ini dek. katanya ibu perempuan tapi kerjanya gitu. Tapi sekarang udah terima-terima aja mamaknya kerja gini. Dalam menjalankan profesinya sebagai juru parkir, R pernah mengalami masalah dengan beberapa oknum yang ingin mengambil alih pekerjaannya Universitas Sumatera Utara sebagai juru parkir. Seperti masalah dengan preman-preman jalanan yang mencoba mendapatkan keuntungan dari R berupa meminta setoran sejumlah uang, beruntung R banyak mendapatkan pembelaan dari para kostumer yang sedang berada di kafe tersebut. preman-preman itu dek minta setoran dia sama ibu, ya gak ibu kasihlah. Hampir ribut juga dek, tapi ibu diam aja yang belain ibu orang-orang di Cafe ini. Bukan yang punya cafe tapi costumer-nya belain ibu. Kalau kita baik dan kerja kek mana mestinya ya jangan takut dek. Sempat mendapatkan tentangan dari anak-anaknya terkait pekerjaan yang dipilihnya, lantas tidak membuat R menjadi tertutup dengan anak-anaknya. R tetap menceritakan dan terbuka kepada anak-anaknya tentang masalah apapun yang tengah dihadapinya. Seperti pengalamannya yang sempat mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari beberapa oknum preman, dan pembelaan yang diberikan kostumer kafe kepadanya juga tidak ditutupi R dari anak-anaknya. Cerita juga sama keluarga dek, ya dipujinya ibu dek. mama hebat bisa ngelawan preman. Begitu terbukanya R dengan anak-anaknya perihal pekerjaannya dan apa yang dirasakannya, hal tersebut dilakukan R agar anak-anaknya lebih mengerti tentang dirinya dan anak-anaknya dapat mengetahui bagaimana kerja kerasnya menjadi seorang juru parkir untuk tetap menghidupi mereka bisa mendapatkan apresiasi dari mereka. Cerita nak, biar tahu aja orang itu. kerjaan mamanya kek mana. Mayungi orang kalau hujan, panas-panasan kerja jadi tukang parkir ini. Keterbukaan R dengan keluarganya berbanding terbalik dengan yang R lakukan kepada orang-orang yang ada ditempat kerjanya, R tidak terlalu terbuka dengan orang-orang yang ada disekitar tempat kerjanya. R tidak ingin mengumbar masalahnya yang terkesan pribadi kepada orang dilingkungan kerjanya, masalah pribadi hanya dibagi kepada keluarganya saja, walaupun begitu bukan berarti R menutup rapat-rapat dirinya dari lingkungan tempat kerjanya, R tetap mencoba untuk berbaur dengan orang-orang ditempat kerjanya. R memilih dan memilah Universitas Sumatera Utara perihal apa saja yang dapat diceritakan dan dibagi untuk orang-orang ditempat kerjanya dan perihal mana yang harus disimpan sendiri. Cerita tentang apa dulu ini, kalau masalah pribadi enggaklah dek. tapi kalau masalah kerjaan disini ibu sering cerita, udah ibu anggap kayak anak ibu sendiri orang ini. Ibu orang Kristen tapi ibu berusaha untuk bisa gabung sama orang-orang ini dek. STEREOTIP BERBASIS GENDER Ketika memutuskan untuk mengambil tawaran pekerjaan yang diberikan seorang teman kepadanya untuk menjadi seorang juru parkir tidak ada keraguan di hati R. dengan yakin R memilih pekerjaan sebagai juru parkir untuk menambah penghasilan ekonomi keluarganya. R sangat mengerti pekerjaan yang dipilihnya ini bukanlah pekerjaan yang sering dilakukan oleh wanita seperti dirinya. Akan tetapi adanya desakan ekonomi membuat R meyakinkan dirinya untuk menerima pekerjaan sebagai juru parkir ini. Yakin aja dek, kita butuh uang, dikasih kerjaan ngapain mesti ragu. Dalam melaksanakan pekerjaannya R tidak terlepas dari masalah, Stereotip gender yang mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang lemah ternyata mempengaruhi pekerjaan yang dipilih R. Banyak oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari pekerjaan R, salah satunya adalah oknum preman yang mencoba untuk meminta setoran berupa uang kepada R. Beruntung ketika hal tersebut terjadi banyak konsumen yang berkunjung ke kafe dimana tempat R bekerja memberikan pembelaan kepadanya. Paling ya preman-preman itu, dikiranya ibu perempuan bisa suka hatinya tapi untung kostumer disini baik mau belain ibu dari preman-preman itu. Perlakukan yang tidak menyenangkan tidak hanya datang dari oknum diluar tempat kerjanya, Pemilik kafe tempat R melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir pun merasa keberatan dengan R yang menjadi juru parkir di kafenya, menurut pemilik kafe R tidak pantas untuk menjadi juru parkir berniat untuk mengganti R dengan juru parkir yang lain. Akan tetapi adik dari pemilik toko memberikan pandangan positif dengan ada R sebagai juru parkir di Kafe mereka, adik pemilik toko menganggap R adalah orang yang rajin, selain menjadi seorang Universitas Sumatera Utara juru parkir, R juga tidak malu untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan sekitar Kafe mereka. Kalau pengunjung gak ada dek, Cuma ada ibu ada masalah sama yang punya café. Mau digantinya ibu katanya gak cocok aja ibu jadi tukang parkir, tapi adek yang punya café gak kasih. Dibilangnya ke abangnya bagus si ros itu, mana ada tukang pakir yang mau nyapu-nyapu disini. Sebaliknya, perlakuan yang positif didapat R dari konsumen Kafe tersebut, walaupun R adalah seorang perempuan tidak pernah terjadi tindakan yang kurang menyenangkan terhadapnya. Keramahan yang selalu diberikan R kepada pengguna jasanya berdampak positif, tidak jarang juga konsumen yang menggunakan jasa R sebagai seorang juru parkir memberikan uang parkir tambahan untuknya. Enggak dek, kostumer disini juga baik-baik kok. Kadang mau ngasih uang parkir lebih, untuk ibu katanya. R menyadari masih banyak orang yang beranggapan miring mengenai pekerjaannya dan juga kondisinya yang merupakan seorang wanita yang semestinya menjadi seorang ibu rumah tangga saja, akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi semangat dan keyakinan R untuk terus bekerja. Selain ingin membuktikan kepada orang lain kalau pekerjaannya ini halal dan tidak merugikan orang lain, R juga ingin membuktikan bahwa walaupun dirinya bekerja diluar rumah untuk mencari penghasilan tambahan demi membantu ekonomi keluarganya, R tidak melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan tanggung jawabnya untuk mengurus anak-anaknya. Gak ada dek, yang pentingkan asal ditengok orang itu rumah kita bersih, anak kita terurus, Mau bilang apa orang itu. yang penting juga kerjaan kita ini halal dek, gadak urusan sama orang itu juga. KONSEP DIRI Diusia R yang dapat dikatakan sudah tidak muda lagi bukanlah hal yang mudah ketika harus memutuskan diri untuk bekerja. Jauh dari suami dan harus menghidupi ketiga anak yang tinggal bersamanya, mengharuskan R untuk bekerja. Dengan keterbatasan tenaga yang dimiliki R dengan yakin memilih pekerjaan yang masih dipandang tabuh untuk dikerjakan oleh wanita. Universitas Sumatera Utara Mau gimana lagi dek, karena dorongan ekonomi dan kebutuhan sehari- hari. Ibu harus kerja. Walaupun suami ibu kerja di Jakarta bukanya bagus kali kerjanya dek. dia biayain anak ibu yang dijakarta, udah 4 tahun dia gak pulang dek. ngirim uang pun jarang dia dek, ya mau gak mau ibu cari tambahan disini. Dalam memilih pekerjaan R tidak sembarangan, R memilih pekerjaan sesuai dengan karakter dirinya. R adalah wanita yang memiliki prinsip hidup kuat dan tipe orang yang tidak suka disuruh dan diatur dalam bekerja, baginya menjadi juru parkir lebih menyenangkan dan tidak terhina ketimbang mengerjakan pekerjaan lain seperti menjadi asisten rumah tangga. Menjadi juru parkir menurut R sedikit lebih mudah dan bebas tidak berada dibawah kendali orang lain. Inilah yang gampang dikerjakan dan gak terhina kalilah dek, kalau jadi tukang cuci atau jadi pembantu rasa gimana gitu. Yakin akan pilihannya membuat R tidak merasa malu dengan pekerjaan yang dilakukannya, tidak ada alasan baginya untuk malu dengan pekerjaan sebagai juru parkir. Menurutnya, dengan keadaan ekonomi keluarganya yang membutuhkan tambahan penghasilan untuk menambah biaya hidup pekerjaan yang dipilihnya ini bukanlah pekerjaan yang dilarang dan merugikan orang lain. Hal tersebut juga dirasakan keluarganya, Keluarga R tidak merasa malu dengan pilihannya untuk menjadi seorang juru parkir, walaupun di masa awal bekerja R mendapatkan tentangan dari anaknya sendiri terkait dengan pekerjaannya sebagai juru parkir, anak sulung R merasa bahwa pekerjaan yang dipilih oleh ibunya kurang cocok dengan ibunya yang merupakan seorang wanita. Akan tetapi tentangan tersebut semakin hari semakin hilang dan anak-anak R sekarang sudah dapat menerima pilihannya sebagai seorang juru parkir. Keluarga ibu gak malu dek, Cuma anak ibu yang paling besar awalnya marah kalau ibu kerja jadi juru parkir ini dek. katanya ibu perempuan tapi kerjanya gitu. Tapi sekarang udah terima-terima aja mamaknya kerja gini. Saat menjalani pekerjaannya, banyak masalah yang harus di hadapi R. setelah permasalahannya dengan pemilik kafe yang ingin menggantikannya dengan juru parkir pria yang dianggap lebih cocok daripada dirinya. R juga mengalami masalah dengan beberapa oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari pekerjaannya sebagai juru parkir. Dalam menyelesaikan Universitas Sumatera Utara masalahnya R tidak sendiri, R dibantu oleh beberapa pengunjung kafe yang melihat kejadian tersebut. R tidak merasa takut menghadapi masalah tersebut, merasa bahwa dirinya tidak melakukan hal yang buruk dan merasa telah bekerja sebagaimana mestinya menjadi keyakinan R untuk menghadapi oknum tersebut. Preman-preman itu dek minta setoran dia sama ibu, ya gak ibu kasihlah. Hampir ribut juga dek, tapi ibu diam aja yang belain ibu orang-orang dicafe ini. Bukan yang punya cafe tapi costumernya belain ibu. Kalau kita baik dan kerja kek mana mestinya ya jangan takut dek. Masalah dalam pekerjaannya menjadi juru parkir sering di hadapi R, akan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi kenyamanannya terhadap pekerjaan yang dipilihnya. R yakin akan banyak orang yang membelanya ketika ada masalah selama R melakukan sesuatu yang benar dan pekerjaan yang dilakukannya tidak merugikan orang lain. Tetap nyamanlah dek, orang kita gak salah kok, lagian banyak yang belain kita. Kalau kita benar dan pekerjaan kita baik ngapain takut ngelawan mereka. Pandangan miring orang terhadap pekerjaannya sebagai juru parkir juga menjadi resiko yang harus ditanggung R dalam menjalankan pekerjaannya. Pasalnya sebagian masyarakat masih menganggap pekerjaan menjadi seorang juru parkir adalah pekerjaan yang cocok untuk kaum laki-laki. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan bagi R untuk terus bekerja menjadi juru parkir. R tidak menghiraukan apapun yang dikatakan orang lain terkait dengan pekerjaannya. Anjing menggonggong kafila berlalu dek, biarkan aja nanti juga dia capek sendiri. Gak peduli ibu dek, biarkanlah orang itu mau ngomong apa. Tidak hanya pendangan negatif yang diterima R ketika memilih juru parkir sebagai pekerjaannya. R juga sering mendapatkan pujian terkait dengan pilihannya itu, kebanyakan pujian tersebut berasal dari pengunjung kafe tempat R bekerja. Mereka merasa puas melihat cara kerja R yang tanpa rasa malu melakukan pekerjaannya, walaupun pekerjaan yang dilakukaannya bukanlah pekerjaan yang cocok untuknya. R merasa bangga dengan pujian yang ditujukan kepadanya, R merasa pujian tersebut merupakan sebuah penilaian positif dari orang lain terhadap pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara Yang muji banyak dek, apalagi kostumer cafe ini, sering kali itu. dibilangnya inang hebat, inang jempol kalau kerja. Kalau ibu gaklah malu dek, berarti kita bagus dipandang dia makanya dipujinya kita kan. Bukan hanya berupa pujian yang sering diberikan kepada R, selama melakukan wawancara dengan R, peneliti banyak melihat perlakuan positif yang diberikan pengunjug kafe tersebut serta orang-orang yang bekerja di kafe tersebut kepada R. tidak jarang orang yang kebetulan lewat langsung menyapa R dengan sapaan hangat seperti “Sehat inang”, “Horas inang”. KESIMPULAN KASUS Keadaan yang jauh dari suami dan ekonomi keluarga yang membutuhkan bantuan membuat R yakin untuk menerima pekerjaan menjadi seorang juru parkir sejak tahun 2014. Bekerja selama kurang lebih sepuluh jam tidak membuat R melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Pekerjaannya sebagai juru parkir sempat mendapat tentangan dari anaknya yang menganggap bahwa pekerjaan tersebut kurang pantas denganya yang merupakan seorang wanita. Akan tetapi semakin lama R dapat membuktikan kepada anak-anaknya bahwa dirinya mampu dan sanggup untuk menlakukan pekerjaan yang terlah dipilihnya itu. Tidak hanya keluarganya yang meragukan kemampuannya untuk bekerja sebagai juru parkir. Di awal masa kerjanya keraguan tersebut sempat muncul dari pemilik kafe tempat R bekerja menjadi juru parkir. Sama seperti anaknya, pemilik kafe tersebut merasa pekerjaan menjadi juru parkir kurang pantas untuk R. walaupun begitu R terus memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya untuk menjawab keraguan tersebut. Walaupun pekerjaannya masih banyak yang memandang sebagai pekerjaan rendah, tidak sedikitpun R merasa malu atau minder untuk tetap melaksanakan tugasnya sebagai juru parkir. R menganggap pekerjaannya ini bukanlah pekerjaan yang merugikan orang lain dan rezeki yang didapatnya adalah rezeki yang halal. Resiko bekerja menjadi juru parkir pun sempat dirasakan R, berurusan dengan preman jalanan yang ingin mengambil keuntungan darinya pun sempat dirasakan R. akan tetapi permasalah tersebut dapat diatasi R dengan baik dan hal Universitas Sumatera Utara tersebut tidak mempengaruhi kenyamanan R dalam bekerja. R yakin kalau kita bekerja dengan sebaik mungkin dan etika kita baik tidak ada orang yang bisa mengganggu kita karena akan banyak orang yang membela kita. INFORMAN 4 Nama : Teoningsih br Tinambunan TT Umur : 46 Tahun Lama Bekerja : 1 Tahun 5 Bulan Februari 2015 Status : Menikah KETERBUKAAN DIRI Sama seperti informan sebelumnya, TT sangat mengutamakan keterbukaan dalam keluarga daripada orang lain diluar keluarga yang telah dikenalnya. Ketika TT memilih untuk menerima pekerjaan menjadi seorang juru parkir, TT tidak lupa berdiskusi dengan keluarganya. Bagi TT keluarganya berhak untuk mengetahui apa pekerjaannya dan TT tidak ingin mengambil ketupusan sepihak, karena TT mengetahui benar resiko dari pekerjaannya ini selain akan mengurangi waktunya bersama keluarga. Diskusilah dek, biar keluarga ibu juga tahu apa kerjaan ibu. Di lingkungan keluarganya TT lebih memilih menceritakan segala masalah yang sedang dihadapinya kepada suaminya. Selain karena anak-anaknya yang masih kecil sehingga membuat TT merasa enggan untuk melibatkan mereka ke setiap masalah yang dihadapinya, TT juga menganggap suaminya sebagai kepala keluarga yang berhak mengetahui segala hal yang terjadi didalam keluarganya. TT juga berhadap dengan membagi segala permasalahan yang sedang di hadapinya kepada suaminya, mereka dapat sama-sama mencari solusi dari permasalahan tersebut. Anak ibu masih kecil-kecil dek, jadi ibu sering cerita sama suami ibu dek. cerita tentang keuangan keluarga, cerita tentang anak-anak, kalau ibu lagi ada masalah ya ibu cerita, saling tukar pikiranlah sama-sama cari jalan keluarnya gimana. Universitas Sumatera Utara Seperti saat keluarga mereka mengalami kondisi ekonomi yang sedang terpuruk dan mengharuskan TT untuk bekerja, dalam memilih pekerjaannya tidak lupa untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan suaminya. Walalupun suaminya melarang TT untuk bekerja menjad seorang juru parkir dan meminta TT untuk menerima keadaan ekonomi keluarga mereka sekarang, menurut suami TT pekerjaan yang dipilihnya ini bukanlah pekerjaan yang layak untuk seorang perempuan. Akan tetapi TT tetap yakin untuk bekerja menjadi juru parkir. Suami ibu sebenarnya ngelarang ibu kerja jadi juru parkir. Janganlah apa adanya itu aja yang kita buat, saya yang gak mau dek. saya bilang gaklah ibu mau perjuangkan untuk anak-anak ibu. Dia ngelarang karena ini bukan tugas perempuan dan dia malu kenapa mesti istrinya yang kerja kayak gini. Walalupun TT mendapatkan larangan dari suaminya untuk bekerja menjadi seorang juru parkir, akan tetapi hal tersebut tidak membuat TT tertutup dengan suami khusunya terhadap masalah yang dihadapinya di tempat kerjanya. Masalah-masalah yang dihadapi TT ditempat kerja, selalu diceritakan kepada suaminya. Mulai dari masalah dengan para preman yang pernah dihadapinya dan masalah kecelakaan kecil yang dialaminya ketika bekerja sampai penghasilan yang didapatkannya ketika bekerja menjadi juru parkir pun tidak ada yang ditutupi kepada suaminya. Selalu ibu cerita dek, kayak ibu didatangi preman, ibu kenak serempat kereta semua ibu ceritakan gak ada yang ibu tutupi dek. sampek berapapun yang ibu dapat disini ya ibu ceritakan sama keluarga ibu. Keterbukaan diri TT di lingkungan keluarga sangat jauh berbeda dengan keterbukaan diri TT di lingkungan tempat TT bekerja. Di tempat kerja TT adalah orang yang lebih tertutup, TT bukanlah orang yang suka menceritakan apapun hal yang terkait dengan dirinya secara mendalam kepada orang lain. Akan tetapi bukan berarti hal tersebut membuat TT tidak peduli dengan orang-orang tempat TT bekerja, TT tetap berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang- orang yang ada ditempat kerjanya. Gak dek, ibu gak suka cerita-cerita gitu. Paling seadanya aja sekedarnya kalau ngomong sama orang yang ada disini. STEREOTIP BERBASIS GENDER Universitas Sumatera Utara TT sangat mengerti seperti apa pekerjaan yang dipilihnya ini, TT juga menyadari seberapa besar resiko yang akan dihadapinya ketika bekerja sebagai juru parkir dan TT juga menyadari bahwa pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang banyak dikerjaan oleh perempuan, sebab di masa awal bekerja sebagai juru parkir TT sudah mendapat larangan dari suaminya dengan alasan bahwa pekerjaan ini bukanlah pekerjaan untuk seorang wanita. Hal tersebut yang membuatnya merasa tidak yakin untuk melakukan pekerjaan ini pada mulanya, Walalupun begitu semakin lama menjalani pekerjaan ini serta semakin banyak pengalaman yang TT dapat ketika menjalani pekerjaan ini membuat TT semakin yakin degan pekerjaan yang dipilihnya ini. Pertamanya gak yakin karena ibu tau dek ini kerjaan laki-laki tapi ya setelah ibu jalani makin kemari makin yakinlah. TT yang bekerja menjadi seorang juru parkir sampai jam 10 malam harus merelakan waktunya bersama keluarga. Hal tersbut yang membuat keluarganya mengeluh ketika TT bekerja menjadi seorang juru parkir. Sebagai seorang ibu waktunya untuk memperhatikan anak-anaknya semakin berkurang, melihat dan membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah yang merupakan tugas seorang ibu rumah tangga pun harus terabaikan, digantikan oleh sang suami yang harus rela mengambil peran sorang ibu untuk anak-anaknya ketika TT bekerja menjadi seorang juru parkir. Motivasinya yang besar untuk memperjuangkan masa depan anak-anaknya dan membantu ekonomi keluarganya membuat TT tetap yakin bekerja menjadi seorang juru parkir. Ada dek, keluarga ngeluhlah gak bisa kita lagi ngelihat anak belajar. Bantuin anak belajar gak sempat lagi, tapi ya mau gimana lagi dek. ibu harus kerja untuk tambah penghasilan keluarga. Tidak hanya dari lingkungan keluarga TT mendapatkan keluhan mengenai pekerjaannya, dari pengguna jasanya sebagai juru parkir TT juga mendapatkan kritikan terkait dengan pekerjaan yang dipilihnya. Pengguna jasa tersebut meragukan kesanggupan TT untuk menjadi seorang juru parkir karena TT adalah seorang wanita. Serta pengguna jasa tersebut menyarankan kepada TT untuk mencari pekerjaan yang lain selain menjadi juru parkir. Pengunjung sih yang langsung bilang ke ibu dek, katanya sanggupkah ibu parkir kayak gini, inikan kerjaan laki-laki. Bagus ibu kerja yang lain aja dari pada jadi tukang parkir. Universitas Sumatera Utara Di masa awal bekerja sebagai menjadi juru parkir, kritikan banyak yang dating kepadanya terkait dengan pekerjaannya sebagai juru parkir. Kritikan tersebut juga datang dari tetangga TT sama seperti kritikan sebelumnya mereka menganggap pekerjaan TT bukanlah pekerjaan yang tepat untuk dikerjakan oleh seorang wanita. Menurut mereka semestinya suami TT lah yang bekerja menjadi seorang juru parkir bukan dirinya. Hal tersebut terkadang membuat TT merasa malu dengan pekerjaan yang dilakukannya ini, akan tetapi TT lebih memilih tidak memberikan respon untuk hal semacam itu, karena baginya pekerjaan yang dipilihnya ini bukanlah pekerjaan yang merugikan orang lain. Tetangga ibu dek, namanya juga tetangga dek ada yang baik ada yang jelek sifatnya, ya kadang ada yang mau ngomong kok mau kau kerja jadi tukang parkir itukan kerjaan laki-laki harusnya suamimulah yang kerja. Kadang ibu malu juga dek tapi ya kita biarkan ajalah, yang penting halal kerjaan kita gak ngerugikan orang itu. Kritikan dan masalah sering dihadapi TT dalam pekerjaannya, Akan tetapi hal tersebut tidak mengubah keyakinannya dan mempengaruhi kenyamanannya dalam bekerja menjadi seorang juru parkir. Walaupun begitu TT tidak dapat memastikan kedepannya apakah dirinya akan terus nyaman seperti sekarang, atau akan berbeda. Ibu kira sejauh ini masih nyaman, dan masih ibu jalani. Kedepannya hanya tuhan yang tahu dek. KONSEP DIRI Menjadi juru parkir bukanlah pekerjaan satu-satunya TT. TT juga bekerja menjadi seorang buruh pabrik di PT Jigo Agung, akan tetapi karena kebutuhan rumah tangga semakin malah dan ekonomi keluarganya membutuhkan tambahan. TT menilai upah yang didapatnya sebagai buruh pabrik masih kurang mencukupi untuk keluarganya. Begitu pula dengan penghasilan yang didapat oleh suaminya yang bekerja sebagai seorang supir angkutan umum yang dianggapnya masih belum dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, hal tersebut yang menjadi alasan TT untuk mencari pekerjaan lain diluar pekerjaannya sebagai seorang buruh pabrik. Universitas Sumatera Utara Sebenarnya ibu juga ada pekerjaan lain dek, ibu kalau pagi itu kerjaannya buruh pabrik di PT Jigo Agung, tapi karena biaya hidup makin mahal dan penghasilan suami ibu gak memadai, ibu ambil kerjaan ini. Memutuskan sendiri memilih pekerjaan juru parkir sebagai pekerjaan untuk menambah penghasilan keluarganya. Hal tersebut dilakukan TT karena harus membantu ekonomi keluarganya dan pekerjaan inilah yang sesuai dengan TT yang juga bekerja sebagai buruh pabrik. Alasan TT tidak memilih pekerjaan lain sebagai pekerjaan sampingannya adalah menurutnya pekerjaan lain akan sangat terikat sehingga akan mengganggu pekerjaannya sebagai buruh pabrik sedangkan Waktu bekerja menjadi juru parkir tidak mengganggu waktunya ketika bekerja menjadi seorang buruh pabrik. Dengan itu TT dapat menikmati penghasilan dari kedua pekerjaannya itu. Ibu sendiri yang pilih kerjaan ini dek, karena ekonomi keluarga ibu harus dibantu ya ibu harus cari kerja tambahan mau gak mau ibu harus mampu kerja jadi tukang parkir ini. Kalau kerjaan yang lainkan terikat kali dek, ibu juga kerja di pabrik kalau pagi. Jadi kerjaan inilah yang pas menurut ibu. Kalau disini mau kita masuk ya masuk, kalau enggak ya gak masalah. Di masa awal bekerja sebagai juru parkir, TT merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam pekerjaan ini. Itu karena TT menganggap bahwa pekerjaan yang pilihnya ini adalah pekerjaan seorang laki-laki, sedangkan dirinya adalah seorang wanita yang jauh memiliki keterbatasan daripada seorang laki-laki. Akan tetapi semakin lama TT menjalani pekerjaan sebagai juru parkir TT mulai merasa yakin dengan kemampuannya untuk melakukan pekerjaan ini. Pertamanya gak yakin karena ibu tau dek ini kerjaan laki-laki tapi ya setelah ibu jalani makin kemari makin yakinlah. Berbeda dengan beberapa informan sebelumnya, TT merasa malu dengan pekerjaan yang dipilihnya ini. Akan tetapi niat TT untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan memperjuangkan masa depan anak-anaknya membuat TT berusaha untuk menghilangkan perasaan malu yang ada didirinya. Perasaan malu tersebut hadir tidak terlepas dari penilaian orang disekitarnya, terlebih ketika ada pelanggan yang mengkritik kelayakaan pekerjaan yang dipilih TT, tidak sedikit pelanggan atau pengguna jasanya yang mempertanyakan alasan TT memilih pekerjaan ini dan lebih menyarankan suaminya yang bekerja menjadi seorang juru parkir ini. Universitas Sumatera Utara Memang iya, tapi kita harus perjuangkanlah untuk menghilangkan malu ini. Kadang ada pelanggan yang bilang inikan kerjaan laki-laki kenapa ibu mau kerja kayak gini. Harusnya bapak yang kerja disini buk, kadang itu yang buat ibu malu. Dalam melaksanakan pekerjaannya menjadi seorang juru parkir, TT pernah mengalami beberapa masalah terkait dengan pekerjaannya itu. Berurusan dengan oknum preman yang ingin mengambil keuntungan dari pekerjaannya sebagai seorang juru parkir adalah salah satu masalah yang pernah dialami TT, akan tetapi masalah tersebut dapat diatasinya dengan bantuan dari pimpinan tempat TT bekerja menjadi juru parkir. Paling masalah preman dek, waktu itu ada preman yang datangi ibu. Dia mau minta setoran, katanya ibu gak boleh kerja jadi tukang parkir disini, ini lahan dia. Ya ibu panggil aja bos ibu, biar bos ibu aja yang ngatasi. Masalah tersebut lantas membuat TT merasa semakin tidak nyaman bekerja sebagai juru parkir. TT semakin meyakini bahwa pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Akan tetapi setelah permasalahan tersebut dapat teratasi dengan bantuan pimpinan tempat TT bekerja, dirinya sudah tidak menghiraukan hal tersebut lagi. Sebenarnya memang gak nyaman dek, tapi karena bos ibu yang turun tangan ya gak jadi masalah dek. Tidak hanya oknum preman menjadi permasalahan yang pernah dialami TT selama bekerja menjadi seorang juru parkir. TT juga sempat mengalami masalah yang datang dari pengguna jasanya sebagai juru parkir. Pengguna jasa tersebut merasa tidak yakin dengan kemampuan TT untuk bekerja menjadi seorang juru parkir, menurut pengguna jasa tersebut pekerjaan yang dipilih TT kurang cocok dengan dirinya yang merupakan seorang wanita. Pekerjaan sebagai juru parkir lebih cocok dikerjaan oleh suami TT. Walaupun begitu semangat kuat yang dimiliki TT untuk membantu ekonomi keluarga dan berjuang untuk anak- anaknya membuatnya tidak menghiraukan kritikan yang menurutnya negatif tentang pekerjaannya. Paling kenak kritik dari pelanggan tadi itu dek, ibu biarkan ajalah orang itu mau ngomong apa, ibu Cuma mau bantu ekonomi keluarga dan perjuangkan untuk anak ibu. Universitas Sumatera Utara Tidak hanya kritikan yang datang dari orang-orang disekitar TT, pujian juga pernah diutarakan tetangga TT terkait dengan pekerjaan yang dipilihnya. Orang-orang dilingkunga tempat tinggal TT memberikan apresiasi dengan pekerjaan yang dipilihnya, mereka menganggap TT adalah wanita yang hebat karena dapat mengerjakan pekerjaan yang banyak dikerjakan oleh kaum laki-laki. Menanggapi pujian yang ditujukan kepadanya TT merasa sedikit malu dan bangga, malu karena memang menurutnya ini bukanlah pekerjaan untuk seorang wanita dan bangga dengan dirinya yang dapat bertanggung jawab dengan kewajibannya sebagai seorang ibu walaupun TT bekerja siang dan malam. Ada juga dek, dari tetangga juga. Dibilangnya salut aku samamu bisa kau kerjakan kerjaan laki-laki. Ada rasa malu dan bangga juga dek, malu karena juru parkir inikan memang bukan kerjaan perempuan, ya bangganya walalupu ibu kerja siang malam tapi anak ibu tetap sekolah dan terurus dek. KESIMPULAN KASUS Bekerja menjadi seorang juru parkir bukanlah menjadi satu-satunya pekerjaan yang dilakukan TT. TT juga bekerja menjadi seorang buruh parbrik, hal tersebut dilakukan TT untuk membantu ekonomi keluarganya dan memperjuangkan masa depan anak-anaknya yang masih duduk dibangku sekolah. Dimasa awal menjadi juru parkir TT merasa tidak yakin dengan kemampuannya untuk bekerja menjadi seorang juru parkir, akan tetapi seiring dengan semakin lamanya TT bekerja menjadi seorang juru parkir serta pengalaman yang semakin bertambah membuat TT mulai terbiasa dengan pekerjaan yang dipilihnya. Dalam memilih pekerjaan sebagai juru parkir, TT tidak melewatkan untuk meminta pendapat keluarganya terkait dengan pekerjaan juru parkir tersebut. TT tidak selalu menceritakan apapun yang dialaminya kepada keluarganya tanpa terkecuali dalam memilih pekerjaan. Mendapatkan tentangan dari suami lantas tidak membuat keyakinan TT untuk bekerja menurun, TT tetap memilih untuk bekerja dan menjatuhkan pilihannya menjadi seorang juru parkir. Mendapatkan kritikan dan pandangan miring dari orang-orang disekitarnya membuat TT merasa malu dengan pekerjaannya, akan tetapi niat yang kuat untuk membantu ekonomi keluarga dan memperjuangkan masa depan anak-anaknya membuat TT mencoba untuk menghilangkan rasa malu terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara Resiko menjadi seorang juru parkir sempat dirasakan TT, mulai dari menghadapi oknum preman dan kritikan dari pengunjung yang merasa tidak yakin akan kemampuan TT untuk bekerja menjadi juru parkir sampai kecelakaan kecil yang pernah dialami TT ketika ingin membantu pengguna jasanya mengeluarkan kendaraannya. Hal tersebut sempat membuat TT semakin merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya, akan tetapi karena permasalahan tersebut dapat diselesaikannya dengan baik ketidaknyamanan tersebut menjadi sedikit berkurang. Bekerja menjadi juru parkir dan menjadi seorang buruh tidak membuat TT melupakan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu dan istri. TT tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.

4.2 Pembahasan