Objek Penelitian Subjek Penelitian Kerangka Analisis Teknik Analisis Data

2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan 3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan latar penelitian dan mampu melakukan panajaman pola-pola nilai yang dihadapi peneliti Ghony dan Almanshur, 2012:34. Penelitian kulitatif adalah: “realitas jamak”. Oleh karena itu, tidak menggunakan sampel dari populasi. Sampelnya betul-betul mandiri-tiga orang, Sembilan orang, atau berapa saja , sesuai dengan kebutuhan. Yang penting dapat memenuhi tujuan penelitian Ardial 2014 : 249. Bogdan dan Taylor Moleong 2007 : 3 dalam Ardial 2014 : 249 mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana mendeskripsikan kenyataan secara jelas yang melibatkan subjek penelitian terkait dengan penelitian ini, yaitu Wanita yang berprofesi sebagai juru parkir. Penelitian ini bermaksud untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana konsep diri wanita yang berprofesi sebagai juru parkir.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah Bungin, 2008:76. Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian ini adalah Konsep diri pada wanita yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Medan.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah informan yang dimintai informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek penelitian ini adalah Wanita yang berprofesi sebagai juru parkir atau penjaga parkir di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

3.4 Kerangka Analisis

Sumber : Hasil Penelitian Gambar 3.1 Kerangka Analisis Penelitian 3.5 Unit Analisis Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umunya dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian.Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut spardly dalam Sugiyono, 2007 : 68 yaitu : 1. Place, tempat dimana interaksi dalam penelitian ini akan berlangsung, penelitian ini akan berlangsung di Kota Medan 2. Actor, pelaku atau orang yang sesuai dengan objek penelitian tersebut, Dalam hal ini adalah Wanita yang telah menikah atau memiliki keluarga berprofesi sebagai penjaga parkir atau juru parkir.yang telah bekerja minimal 3 tiga bulan dan masih bekerja. 3. Activity, Kegiatan yang dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. kegiatan yang akan diteliti adalah Konsep diri wanita yang berprofesi sebagai juru parkir atau pejaga parkir dalam konteks psikologi komunikasi. JURU PARKIR WANITA STEREOTIP GENDER SELF DISCLOSURE • KONSEP DIRI POSITIF • KONSEP DIRI NEGATIF Universitas Sumatera Utara

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Defenisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi Bungin, 2005:119 dalam Ardial 2014:356. Dalam penelitian komunikasi ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian Ardial 2014:359. a. Wawancara Mendalam In-depth Interview Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksaannya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai maupun tidak langsung. Dalam wawancara, responden dapat memengaruhi hasil wawancara. Hal ini disebabkan, mutu jawaban yang diberikan tergantung kepada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat serta bersedia menjawabnya dengan baikArdial 2004:372-373. Tipe wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian keabsahan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Metode wawancara mendalam in-dept interview adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyamaran dan terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota Universitas Sumatera Utara masyarakat pada umumnya dan hidup dan beraktivitas dengan wajar dengan orang yang diwawancarai. Namun apabila wawancara dilakukan secara terbuka, maka wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian Bungin, 2008 :108-109. b. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti: telinga, penciuman, mulut dan kulit. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan panca indera mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh panca indera lainnya Bungin, 2008: 115-117. Menurut Ardial 2014:467 Observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Menurut Rakhmat Ardial 2014:369 observasi sering dilakukan untuk memperoleh data yang dapat diperoleh dengan teknik-teknik penelitian lainnya. c. Studi kepustakaan Dalam melakukan penelitian, peneliti juga melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mencari, mengumpulkan dan membaca literatur yang berkaitan dengan masalah yang di teliti, literatur yang digunakan peneliti adalah literature yang berkaitan dengan Konsep Diri, Komunikasi Verbal dan Non verbal, Komunikasi antarpribadi, Psikologi Komunikasi. 2. Data Sekunder Data sekunder berasal dari data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik, diagram, gambar dan Universitas Sumatera Utara sebagainya. Data sekunder dilakukan peneliti untuk dip roses lebih lanjut, peneliti harus benar-benar dalam menggunakan data sekunder, karena dapat saja data tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan Ardial 20014:360.

3.6.1 Keabsahan Data

1. Triangulasi data Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan triangluasi sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh malalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Moleong, 2007 : 29 Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan apa yang dikatakan informan didepan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, serta suatu dokumen yang terkait. Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik, begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat, sehingga substansi kebenaran apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak. Kebenaran bukan hanya muncul wacana etnik dari masyarakat yang diteliti. Bungin:2008:253. 2. Ketekunan Mengamati Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun justru menggunakan semua pancaindra termasuk pendengaran, perasaan dan insting peneliti. dengan melakukan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

3.6.2 Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Purposive Samplingatau Sample bertujuan adalah penentuan Universitas Sumatera Utara sampel berdasarkan tujuan tertentu dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi Arikunto 2010:183. Inti dari teknik purposive sampling adalah peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan dan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga sampel yang diambil tidak dipilih secara acak. Penentuan informan dengan menggunakan key person maksudnya adalah apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal atau tokoh informal. Kalau disebuah perusahaan, tokoh formalnya bisa kepala kantor, kepala bagian, kepala unit pemasaran dan sebagainya. Sedangkan tokoh informal bisa tokoh masyarakat disekitar kantor atau perusahaan ini yang memahami tentang objek penelitian itu Bungin, 2008: 77. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah : 1. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai Juru parkir yang berdomisili tinggal di Kota Medan. 2. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai juru parkir minimal 3 bulan dan masih bekerja ini karena peneliti ingin mengetahui pengalaman informan selama menjadi juru parkir. 3. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai juru parkir yang telah menikah atau memiliki keluarga karena peneliti ingin mengetahui pandangan keluarga informan terkait pekerjaan yang dilakukan informan.

3.7 Teknik Analisis Data

Berdasarkan teknik analisis data dilapangan model Miles dan Hubeman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagi berikut Sugiyono, 2007 :92 :

1. Melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam hal ini, mereduksi artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal Universitas Sumatera Utara yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gmabaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data Data Display . Dalam melakukan penyajian data,

selain dengan teks yang naratif, juga dapat grafik, matriks, networks jaringan, dan chart grafik.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibilitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi secara singkat sesuai dengan judul penelitian yang mau diangkat yaitu Konsep Diri Wanita Berprofesi Sebagai Juru Parkir di Kota Medan, dimana peneliti mulai mencari wanita yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Medan. Kota Medan sendiri merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahandi akses pada 27 Mei 2016. Kota Medan sendiri berbatasan dengan beberapa Kabupaten dan Kota yang ada di Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara