Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Resiko menjadi seorang juru parkir sempat dirasakan TT, mulai dari menghadapi oknum preman dan kritikan dari pengunjung yang merasa tidak yakin akan kemampuan TT untuk bekerja menjadi juru parkir sampai kecelakaan kecil yang pernah dialami TT ketika ingin membantu pengguna jasanya mengeluarkan kendaraannya. Hal tersebut sempat membuat TT semakin merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya, akan tetapi karena permasalahan tersebut dapat diselesaikannya dengan baik ketidaknyamanan tersebut menjadi sedikit berkurang. Bekerja menjadi juru parkir dan menjadi seorang buruh tidak membuat TT melupakan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu dan istri. TT tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.

4.2 Pembahasan

Kebutuhan ekomoni yang semakin meningkat saat sekarang ini membuat seluruh masayarakat harus lebih bekerja keras demi untuk memenuhi kebutuhannya. Tanpa terkecuali untuk kaum wanita, akibat dari hal tersebut tidak sedikit kaum wanita yang dituntut untuk ikut bekerja membantu ekonomi keluarganya. Pekerjaan sebagai juru parkir saat sekarang ini menjadi salah satu pilihan pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarga, selain itu pekerjaan ini menjadi primadona ditengah semakin meningkatnya jumlah halan parkir di kota- kota besar salah satunya adalah kota medan. Saat sekarang ini tidak hanya kaum pria yang memilih pekerjaan ini sebagai lahan mencari rezeki, kaum wanita mulai banyak yang menjadikan pekerjaan ini sebagai salah satu cara untuk membantu ekomoni keluarga walaupun pekerjaan ini memiliki resiko yang cukup besar. Pengalaman-pengalaman dalam bekerja baik pengalaman positif ataupun pengalamana negatif dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Peneliti telah berhasil mewawancarai empat informan yang sesuai dengan penelitian ini, keempatnya adalah wanita yang bekerja sebagai juru parkir di Kota Medan. Wawancara telah selesai dilakukan dan peneliti telah mendapatkan jawaban dari masing-masing informan. Setelah melakukan wawancara dengan informan pertama, kedua, ketiga dan keempat peneliti merasa data yang didapat sudah jenuh, karena peneliti tidak menemukan lagi hal baru dari keempat Universitas Sumatera Utara informan tersebut. Hasil wawancara dengan informan telah peneliti paparkan, dalam wawanacar tersebut peneliti melihat bagaimana mereka menanggapi pandangan lingkungan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan dan alasan mereka memilih pekerjaan sebagai juru parkir yang nantinya hal tersebut dapat menentukan konsep diri seperti apa yang dimiliki mereka dan seperti apa mereka memaknai diri sendiri, lingkungannya serta pekerjaannya. Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan keempat informan dalam penelitian “Konsep Diri Wanita Berprofesi Sebagai Juru Parkir di Kota Medan”, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : Kempat informan adalah wanita yang bekerja menjadi juru parkir lebih dari setahun hal tersebut sesuai dengan kriteria informan yang telah ditetapkan yaitu masa kerja minimal informan harus lebih dari tiga bulan, bahkan ada informan yang telah melakukan pekerjaan sebagai juru parkir hampir sepuluh tahun lamanya. Dapat dikatakan seluruh informan dalam penelitian ini telah memiliki pengalaman yang cukup sebagai juru parkir. Pekerjaan sebagai juru parkir bukanlah pekerjaan yang mudah, resiko dan tanggung jawab untuk pekerjaan ini sangatlah besar, resiko mengalami kecelakaan ketika bekerja dan adanya tindakan kriminalitas yang dapat sewaktu-waktu dialami serta tanggung jawab yang besar terhadap kendaraan pengguna jasa yang harus dijaga. Hal tersebut membuat pekerjaan ini banyak dilakukan oleh kaum laki-laki dan dianggap hanya pantas dilakukan oleh kaum laki-laki. Akan tetapi tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor yang semakin tinggi di kota-kota besar seperti Kota Medan mengakibatkan banyaknya lahan parkir yang dibutuhkan, hal tersebut juga mengakibatkan semakin banyaknya juru parkir yang ada di Kota Medan. Selain itu kondisi kebutuhan hidup yang semakin meningkat mengakibatkan perkembangan pada profesi juru parkir ini, pekerjaan sebagai juru parkir awalnya adalah pekerjaan yang lazim dilakukan oleh kaum pria, akan tetapi desakan ekonomi tersebut membuat tidak sedikit wanita yang telah memilih pekerjaan ini sebagai profesi mereka. Keadaan ini menarik tidak hanya karena jenis pekerjaan yang masih belum banyak di lakoni oleh kaum wanita, masalah paradigma pembagian kerja keluarga dalam masyarakat menjadi sebuah hambatan bagi wanita yang bekerja, dalam Universitas Sumatera Utara paradigma tersebut pria atau suamilah yang berada di area pekerjaan publik atau yang bertanggung jawab memenuhi nafkah keluarga. Sedangkan wanita atau seorang istri berada di area domestik atau yang bertanggung jawab mengatur rumah tangga dan anak-anak. Hal tersebut membuat wanita yang lebih banyak beraktivitas di luar rumah terutama yang bertujuan untuk mencari nafkah seringkali dianggap kurang pantas dan tabuh dalam masyarakat atau dengan mudah mendapatkan stereotip negatif dari masyarakat. Tidak dapat dipungkiri terkadang wanita yang bekerja sebagai juru parkir ini sering mendapatkan anggapan negatif terkait pekerjaannya. Untuk menghadapi hal itu seorang wanita yang memilih untuk menjadi seorang juru parkir haruslah memiliki konsep diri yang kuat agar dapat bertahan menjalankan profesinya dan terus membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang disekitarnya Dari jawaban seluruh informan peneliti dapat melihat bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh seluruh informan dan kecenderungan konsep diri yang mereka punya. William H Fitts Agustiani 2009 :138-139 mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang merupakan acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts mengatakan bahwa ketika individu mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan terhadap dunia luar dirinya. Fitts juga mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Maka dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri yang kuat adalah orang yang mengerti mengenai dirinya sendiri dan dapat memberikan penilaian terhadap dirinya dengan baik. Konsep diri yang kuat haruslah yang memiliki nilai yang positif agak nantinya seseorang tersebut juga dapat memberikan efek positif ke masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang yang telah peneliti jelaskan di BAB II sub bab Konsep diri. Salah satu faktor tersebut adalah orang lain, seperti yang dikatakan Harry Stack Sullvian Rakhmat, 2007: 10 bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, disenangi karena diri kita maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima Universitas Sumatera Utara diri kita. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang meremehkan dan menolak diri kita, kita juga akan cenderung tidak menerima dan menyenangi diri kita. Keterbukaan diri menjadi salah satu jalan kita untuk mengenal diri kita dan memahami diri kita melalui orang lain. Dengan kata lain konsep diri seseorang bukanlah sesuatu yang langsung terbentuk, melainkan dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, dari pengalaman hidup seseorang serta lingkungannya. Menurut William D.Brooks dan Philip Emmert dalam Rakhmat,2007 : 105 ada 5 aspek yang menjadi tanda bahwa seseorang memiliki konsep diri positif. Peneliti akan menghubungkan dengan jawaban-jawaban yang diutarakan oleh informan dalam penelitian ini : 1. Yakin dengan kemampuannya dalam menghadapi masalah Menjadi seorang juru parkir bukanlah hal yang mudah, pekerjaan ini memiliki resiko yang cukup besar khususnya untuk kaum wanita. DS, R dan TT adalah informan yang penah mengalami masalah ketika bekerja menjadi juru parkir, masalah yang sering mereka hadapi adalah oknum preman yang mencoba melakukan pemerasan dan mencoba untuk mengambil keuntungan dari pekerjaan mereka sebagai juru parkir. Berbeda dengan RS yang tidak pernah mengalami masalah seperti yang dialami oleh ketiga informan lainnya. Akan tetapi ketiga informan tersebut yakin dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan cara mereka masing-masing. Seperti DS yang berusaha menjalin hubungan baik dengan oknum preman tersebut, atau R yang selalu bersikap baik dengan oknum preman dan TT yang langsung melaporkan masalahnya dengan oknum preman kepada pimpinannya agar masalah tersebut dapat diselesaikan. Walaupun RS belum pernah mengalami masalah seperti ini, dirinya yakin jikalau hal ini terjadi kepadanya, ia dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. 2. Merasa setara dengan orang lain Pandangan miring terhadap pekerjaan juru parkir wanita tidak membuat ketiga informan yaitu DS, RS dan R minder atau malu Universitas Sumatera Utara karena mereka merasa bahwa pekerjaan yang mereka pilih bukanlah pekerjaan yang negate atau pekerjaan yang merugikan orang lain, hal inilah yang membuat mereka merasa bahwa pekerjaan mereka sama dengan pekerjaan yang lainnya. Lain dengan TT yang masih merasa malu dengan pekerjaannya sebagai juru parkir, TT merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya ini bukanlah pekerjaan yang sesuai dengan dirinya yang merupakan seorang wanita. Walaupun begitu niat kuat TT untuk membantu ekonomi keluarga dan memperjuangkan masa depan anak-anaknya membuat TT mulai melawan rasa malu yang ada didirinya. 3. Menerima pujian tanpa rasa malu Walaupun masih banyak pandangan miring terkait dengan pekerjaan yang mereka pilih akan tetapi tidak sedikit pula yang memberikan pujian untuk keberanian dan keyakinan mereka memilih pekerjaan sebagai juru parkir yang dipandang masyarakat sebagai pekerjaan kaum pria. Menaggapi pujian tersebut DS, RS dan R merasa bangga atas pujian yang ditujukan kepada mereka, DS tidak menyangka akan mendapatkan pujian tersebut, RS merasa mendapatkan perhatian lebih dari orang lain terkait dengan pekerjaannya, sedangkan R dengan adanya pujian tersebut sebagai tanda penilaian positif yang diberikan orang lain kepada kita. Akan tetapi lain pula dengan TT, TT merasa sedikit malu dengan pujian yang didapatnya. TT merasa sedikit malu dengan pujian yang ditujukan kepadanya, bagi TT pujian tersebut semakin menguatkan pendapat bahwa pekerjaan yang dipilihnya bukanlah pekerjaan yang sesuai untuk dirinya yang merupakan seorang wanita. 4. Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat. DS, RS,R dan TT sadar bahwa keputusan mereka untuk bekerja dan memilih menjadi juru parkir akan mendapatkan respon yang berbeda dari masyarakat di lingkungan mereka. tidak semua orang yang dapat meneriman keputusan mereka untuk bekerja sebagai juru parkir. Universitas Sumatera Utara Menanggapi hal itu mereka lebih memilih untuk tidak memperdulikan pandangan miring tersebut, keempat informan lebih memilih untuk focus kepada tujuan mereka bekerja menjadi seorang juru parkir yaitu untuk membantu ekonomi keluarga mereka. 5. Mampu memperbaiki dirinya sendiri karena ia sanggup mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak ia senangi dan berusaha mengubahnya. keempat informan memenuhi kriteria seperti yang dijelaskan di poin kelima ini. Akan tetapi TT lah informan yang paling memenuhi kriteria ini, rasa malu dan minder serta tidak yakin yang dirasakan TT pada masa awal bekerja menjadi juru parkir tidak membuat TT menyerah dengan pekerjaannya sebagai juru parkir. TT berusaha memperbaiki dirinya untuk menghilangkan rasa malu dan ketidak yakinan akan kemampuan dia untuk bekerja sebagai juru parkir dengan menjalankan pekerjaannya dengan ikhlas untuk keluarga dan tidak terlalu menanggapi pandangan miring orang terhadap pekerjaannya . Sedangkan untuk DS, RS dan R dari awal masa bekerja menjadi seorang juru parkir, mereka sudah merasa yakin dengan pilihannya. Mereka juga tidak merasa malu ataupun minder dengan pekerjaan yang mereka pilih ini. Orang yang memiliki konsep diri negatif memiliki lima tanda. Peneliti akan menghubungkan keempat tanda tersebut dengan jawaban dari keempat informan yang telah di wawancarai. 1. Peka terhadap kritikan, dalam arti orang ini sangat tidak tahan dengan kritikan yang diterimanya, dan mudah marah. Dari jawaban yang telah diberikan oleh keempat informan tersebut, terlihat bahwa TT lah informan yang paling peka terhadap kritikan dibandingkan ketiga informan lainnya. Kritikan yang datang dari orang disekitarnya mengenai pekerjaan yang dipilihnya sempat membuat TT merasa sedih dan malu akan hal itu. Di masa awal bekerja kritikan tersebut juga membuat TT merasa tidak nyaman dengan pekerjaan Universitas Sumatera Utara yang dipilihnya. Akan tetapi TT tidak merespon kritikan tersebut dengan rasa kesal atau emosi berlebih. Berbeda dengan TT, ketiga informan lainnya yaitu DS, RS dan R terkesan tidak peduli dengan kritikan yang ditujukan kepada mereka. ketiga informan tersebut memilih untuk tidak merespon kritikan tersebut. 2. Responsif terhadap Pujian, Walaupun berpura-pura menghindari pujian, orang seperti ini tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi perhatiannya. Dari jawaban yang diberikan oleh keempat informan dalam penelitian, terlihat bagaimana mereka merespon pujian yang datang kepada mereka, pujian yang mereka terima perihal tentang pekerjaan yang mereka pilih. Tidak sedikit orang yang memberikan pujian terhadap keyakinan dan keberanian mereka untuk bekerja menjadi seorang juru parkir. Walaupun begitu keempat informan tidak merespon pujian tersebut dengan berlebihan. Mereka merasa senang dengan pujian yang mereka terima, seperti yang diungkapkan RS bahwa pujian yang diterimanya merupakan pandangan positif orang terhadap dirinya dan hal tersebut juga menjelaskan bahwa masih ada orang yang memberikan perhatian kepadanya. 3. Bersikap hiperkritis, Selalu mengeluh, mencela, atau meremehkan apapun dan siapa pun. Mereka tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan pada kelebihan orang lain. Untuk poin ketiga ini, peneliti tidak menemukan kecocokan dengan jawaban yang diberikan oleh keempat informan. Peneliti melihat walaupun keempat informan memiliki kesamaan yaitu tujuan bekerja menjadi juru parkir adalah untuk membantu ekonomi keluarganya tidak ada jawaban dari mereka yang mengeluhkan pekerjaan yang mereka pilih. Keempat informan merasa cukup senang dengan pekerjaan yang mereka pilih. Speerti yang diungkapkan RS walaupun penghasilan yang didapatnya dari bekerja tidak terlalu besar, dirinya tetap bersyukur berapapun penghasilan yang didapatnya, yang Universitas Sumatera Utara terpenting baginya penghasilan tersebut setidaknya sudah dapat membantu ekonomi keluarganya. 4. Merasa tidak disenangi dan merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi kepada orang lain sebagai musuh. Sama seperti poin ketiga sebelumnya, pada poin keempat ini juga peneliti tidak menemukan kecocokan cirri poin keempat ini dengan jawaban yang disampaikan informan kepada peneliti. Memutuskan untuk bekerja dan memilih pekerjaan sebagai juru parkir tidak terlepas dari omongan miring masyarakat disekitar mereka. akan tetapi hal tersbut tidak membuat keempat informan menilai bahwa diri mereka tidak disenangi atau merasa tidak diperhatikan. Pada umunya mereka menganggap bahwa pendapat orang lain yang negatif terhadap mereka adalah hak masyarakat, bagi mereka yang terpenting adalah mereka meyakini bahwa pekerjaan mereka bukanlah pekerjaan yang merugikan orang lain dan mereka juga menyakini tidak semua orang yang akan berpandangan negatif mengenai pekerjaan yang merekan pilih. 5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi, menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Untuk poin ke lima peneliti juga tidak menemukannya pada jawaban yang diberikan oleh informan, Walaupun mereka bekerja menjadi juru parkir yang terkadang masih banyak dipandang miring oleh orang- orang, akan tetapi meraka masih memiliki kepercayaan diri utuk bersaing ditengah masayarakat. Berdasarkan analisis dan uraian di atas dapat ditentukan bahwa konsep diri yang dimiliki keempat informan adalah konsep diri positif. Ada satu informan yang memiliki ciri konsep diri negatif, namun ciri konsep diri positifnya lebih dominan. Keempat informan memiliki konsep diri positif karena memenuhi hampir seluruh ciri-ciri konsep diri positif. Tabel di bawah ini menunjukkan poin- poin ciri konsep diri yang dimiliki setiap informan Data Display : Universitas Sumatera Utara INFORMAN KETERBUKAAN DIRI STEREOTIP GENDER KONSEP DIRI Informan 1 DS Lama bekerja 10 tahun sejak 2006. Keterbukaan diri yang dimiliki DS, terbilang cukup baik. DS sering menceritakan segala permasalahan yang dihadapinya terkait pekerjaan ataupu diluar pekerjaannya dan apapun yang dirasakannya kepada keluarga. tidak hanya keluarganya, tanpa rasa malu DS juga sering menceritakan permasalahan yang dihadapinya dengan orang lain yang bukan keluarganya yaitu ijal salah seorang supir dokter tempat DS bekerja, tanpa rasa malu DS menceritakan segala permasalahannya kepada ijal, DS menilai ijal adalah orang yang baik dan menyenangkan untuk berbagi cerita. Stereotip gender tidak mempengaruhi DS dalam bekerja, dirinya tidak pernah merasakan efek yang luar biasa dari stereotip gender tersebut walaupu dirinya sempat merasakan tindakan diskriminatif dari oknum preman yang mencoba untuk mengambil keuntungan dari pekerjaannya, akan tetapi DS dapat mengatasi permasalahan tersebut. Untuk padangan miring masyarakat terdapat dirinya dan pekerjaanya DS tidak menghiraukan apapun penilaian orang terhadap dirinya dan pekerjaannya. Hal tersebut termotivasi dari niat DS yang bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Konsep diri yang dimiliki DS adalah konsep diri Positif. DS merasa setara dengan orang lain, terbukti karena DS tidak merasa malu dengan pekerjaan yang dipilihnya. DS tidak menghiraukan apapun pandangan masyarakat disekitarnya tentang pekerjaan dan dirinya. Tidak hanya pandangan miring, DS juga sering menerima pujian tentang pekerjaannya, akan tetapi pujian tersebut tidak membuat DS merasa malu dengan pekerjaannya. DS adalah orang yang mampu memperbaiki diri terbukti dengan ekonomi keluarganya memerlukan bantuan dirinya tidak hanya diam saja, akan tetapi DS juga ikut membantu ekonomi keluarganya, walaupun DS sadar dirinya memiliki banyak kekurangan tetapi dirinya tetap ingin bekerja dan memilih pekerjaan Universitas Sumatera Utara sesuai kemampuanya utuk membantu keluarganya Informan 2 RS Lama bekerja 2 Tahun sejak 2014. Dari segi keterbukaan diri, RS bukanlah orang yang mau terbuka dengan orang diluar keluarganya, dengan kata lain RS dalah orang yang hanya mau menceritakan masalahnya yang terkesan pribadi dan terkait pekerjaannya kepada keluarganya saja. Dengan orang disekitarnya baik ditempat kerja ataupun lingkungan sekitar tempat tinggalnya yang tidak memiliki hubungan keluarga RS hanya membuka diri untuk hal-hal yang umum saja dan tidak untuk hal yang pribadi. RS bukanlah pribadi yang suka membagi cerita dengan orang lain, ia hanya percaya kepada keluarganya saja untuk menceritakan hal- hal yang pribadi Sama halnya dengan DS, stereotip gender sama sekali tidak terlalu mempangaruhi pekeraan RS. Stereotip gender yang melekat pada dirinya dan pekerjaannya tidak membuat RS malu akan pekerjaannya. Keinginannya untuk membantu ekonomi keluarganya yang membuat RS tidak merasa malu sedikitpun dengan pekerjaan yang dipilihya. Konsep diri yang dimiliki RS adalah konsep diri positif. Dari hsil pengamatan dan jawaban-jawaban yang diberikan RS, mengarah kepada konsep diri positif, dari hasil pengamatan RS tidak malu untuk mengahmpiri pengguna jasa dan memberikan senyuman sebelum meminta uang parkir. RS tidak merasa malu dengan pekerjaan yang dipilihnya, RS merasa pekerjaannya bukanlah hal yang negatif dan merugikan orang lain, RS merasa pekerjaannya sama seperti pekerjaan lainnya. Beberapa kali RS menerima pujian atas pekerjaan yang dipilihnya ini, walaupun begitu RS tidak merasa malu dan minder terhadap pekerjaannya. RS menganggap pujian tersebut merupakan pertanda bahwa masih ada orang yang Universitas Sumatera Utara memperhatikan dirinya. Sebelum memilih untuk bekerja sebagai juru parkir, DS telah mempertimbangkan apapun resiko yang nantinya ia alami, termasuk pandangan miring dari masyarakat, ia menilai hal tersebut merupakan suatu kewajaran, ada yang suka dan ada yang tidak suka. Informan 3 R Lama bekerja 1 tahun 8 bulan Sejak November 2014 Sama seperti DS dan RS, R juga sangat terbuka dengan keluarganya. Dengan kondisi yang jauh dari suami R menceritakan segala permasalahanya kepada anak- anaknya baik permasalahan yang terkait pekerjaannya ataupun permasalahan diluar pekerjaan. Walaupun begitu R masih bersedia untuk terbuka dengan orang- orang yang berada disekitar lingkungan pekerjaannya dan orang-orang disekitar lingkungan tempat Untuk R stereotip gender tidak mempengaruhi pekerjaannya, walaupun R sempat mengalami beberapa kali tindakan diskriminatif dari oknum preman yang ingin mendapatkan keuntungan dari pekerjaannya dan pemilik kafe tempatnya bekerja yang merasa R tidak pantas untuk bekerja menjadi juru parkir tidak membuat rasa nyaman R pada pekerjaannya menghilang, R tetap nyaman dengan pekerjaannya dan tidak merasa malu dengan Untuk konsep diri, R memiliki konsep diri positif. Tidak hanya perlakukan diskriminatif dan pandangan miring yang sempat didapatkan R dalam pekerjaannya, pujian pun sering didapat R terkait pekerjaannya. Menanggapi pujian tersebut R tidak merasa malu, pujian tersebut dianggapnya sebagai salah satu penilaian positif orang lain terhadap dirinya. Rasa malu atau pun minder terhadap pekerjaannya tidak dirasakan R, dirinya merasa percaya diri dengan pekerjaan yang dipilihya. Pandangan miring Universitas Sumatera Utara tinggalnya perihal untuk masalah pekerjaan, utuk masalah yang dianggap R pribadi dirinya hanya memilih untuk menceritakannya kepada anggota keluarganya saja yaitu anak- anaknya, anak- anak R sendiri terbilang sudah cukup dewasa anak bungsunya sedang duduk dibangku sekolah menengah atas. pekerjaannya. orang terkait pekerjaannya hanya dianggap sebagai angin lalu saja dan R tidak pernah menghiraukannya. Mendapatkan perlakuan yang diskriminatif dari pemilik kafe tempatnya bekerja tidak membuat R patah semangat, dirinya tetap melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya, hal tersebut dapat dikatakan bahwa R mampu memperbaiki dirinya untuk lebih baik lagi Informan 4 TT Lama Bekerja 1 Tahun 5 Bulan Sejak Februari 2015 Untuk keterbukaan diri TT hanya menceritakan masalahnya kepada keluarganya saja, karena anak-anak masih dianggap belum cukup dewasa, TT sering menceritakan apapun permasalahan yang dihadapinya kepada suaminya. Untuk orang-orang disekitarnya baik lingkungan pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal TT benar- benar tertutup untuk masalah yang dialaminya dan hanya terbuka untuk hal-hal yang Untuk TT stereotip gender sangat berpengaruh dengan pekerjaannya, tidak hanya datang dari orang lain saja. Stereotip gender tersebut juga datang dari suaminya sendiri, suami TT merasa malu jika istrinya bekerja menjadi seorang juru parkir. Suami TT merasa malu karena pekerjaan yang dikerjaan TT adalah bukan pekerjaan yang pantas untuk seorang wanita. Bukan hanya dari Konsep diri yang dimiliki TT adalah konsep diri cenderung positif, TT masih merasa malu dengan pekerjaannya, TT merasa minder dengan pekerjaannya karena ia menganggap bahwa pekerjaan yang dipilihnya bukanlah pekerjaan yang pantas untuk seorang wanita. Akan tetapi dalam menjalankan pekerjaannya TT berusaha untuk menekan perasaan malu tersebut, TT mencoba untuk fokus pada Universitas Sumatera Utara bersifat umum saja seperti tempat tinggalnya, keadaan anak- ananaknya dsb. suaminya pandangan miring dari orang-orang disekitarnya juga juga mempengaruhi sikap TT terhadap pekerjaanya, pandangan miring tersebut membuat TT merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang dipilihnya dan sedikit peka terhadap kritikan yang ditujukan kepadanya terkait pekerjaannya. TT tetap bertahan menjalankan pekerjaannnya karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan memperjuangkan anak-anaknya. tujuannya untuk bekerja yaitu untuk memperjuangkan anak-anaknya hal tersebut membuktikan bahwa TT berusaha untuk memperbaiki dirinya. Dalam hal menghadapi masalah yang menimpa dirinya terkait pekerjaannya TT juga sudah mengerti bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Satu cirri konsep diri negatif yang ada pada diri TT, dengan perasaan malu yang cukup besar terkait dengan pekerjaannya TT sedikit peka terhadao kritikan, TT langsung merasa malu dan minder apabila ada kritikan yang ditujukan kepadanya, walaupun tidak dibalas dengan emosi yang meluap hal tersebut juga sudah memperlihatkan salah satu ciri konsep diri negatif yang ada pada diri TT Tabel 4.1: Keterbukaan, Stereotip dan Konsep diri disetiap informan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti paparkan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsep diri yang dimiliki oleh keempat informan tersebut adalah cenderung positif. Selain itu, keterbukaan dari keempat informan juga cukup baik, ketiga informan yaitu DS, RS dan R sangat terbuka dengan keluarganya walaupun begitu mereka tidak menutup diri dengan orang lain diluar keluarganya. Ketiga informan masih terbuka kepada orang-orang yang ada disekitarnya baik di tempat kerjanya ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Akan tetapi hal tersebut berbeda dengan salah satu informan yaitu informan keempat TT yang hanya terbuka untuk keluarganya saja dan kurang terbuka untuk orang-orang disekitarnya. Informan keempat hanya mau terbuka dengan orang- orang disekitarnya yang tidak memiliki hubungan keluarga untuk hal-hal yang dianggapnya umum saja. Dalam hal stereotip gender peneliti hanya menemukan pengaruhnya pada satu informan saja yaitu informan keempat TT. Ketiga informan lainnya yaitu DS, RS dan R tidak terpengaruh dengan adanya stereotip gender tersebut. Informan ke empat TT sangat terpengaruh dengan stereotip tersebut, yang mengakibatkan dirinya masih merasa malu dengan pekerjaan yang dipilihnya, dirinya masih menganggap bahwa pekerjaan yang dipilihnya kurang pantas untuk seorang wanita. Dari seluruh jawaban yang di berikan oleh keempat informan tersebut sesuai dengan tanda atau kriteria orang yang memiliki konsep diri positif. Untuk konsep diri negatif, dari jawaban yang diberikan tidak semua informan yang memenuhi kriteria tersebut. Bahkan tiga dari empat informan sama sekali tidak memenuhi kriteria konsep diri negatif tersebut. TT adalah informan yang masih memiliki salah satu kriteria dalam konsep diri negatif. TT masih merasa peka terhadap kritikan yang ditujukan kepadanya, walaupun kritikan tersebut tidak di respon TT dengan kemarahan atau emosi yang tinggi tetapi kritikan tersebut membuat TT merasa malu dan minder dengan pekerjaannya sebagai juru parkir. Hal tersbut juga mempengaruhi keyakinan TT terhadap pekerjaannya. Tetapi pada dasarnya keempat informan pada penelitian ini memiliki konsep diri yang cenderung positif ditengah pandangan miring orang Universitas Sumatera Utara terhadap pilihan mereka untuk bekerja dan pekerjaan yang mereka pilih. Jawaban yang mereka berikan kepada peneliti secara keseluruhan hampir memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut terjadi karena ketika memilih untuk bekerja dan bekerja menjadi juru parkir keempat informan memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin membantu ekonomi keluarga dan memperjuangkan masa depan anak-anak mereka. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat diungkapkan oleh peneliti berdasarkan data yang ditemukan dari landasan teori Konsep Diri Wanita Juru Berprofesi sebagai Juru Parkir beserta hasil dari wawancara oleh empat informan wanita yang bekerja sebagai juru parkir di Kota Medan adalah sebagai berikut : Konsep diri yang dimiliki oleh keempat informan wanita yang bekerja sebagai juru parkir di Kota Medan ini merupakan konsep diri positif, hal ini berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan keempat informan tersebut. Jawaban-jawaban yang di ungkapkan keempat informan dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik konsep diri positif menurut William D.Brooks dan Philip Emmert dalam Rakhmat,2007 : 105 . Konsep diri yang mereka miliki tidak terbentuk secara instan, konsep diri tersebut terbentu dari perjalanan hidup dan proses komunikasi yang mereka lakukan dengan orang lain. Salah satu cirri konsep diri yang mereka miliki adalah menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat Memutuskan untuk bekerja ditengah masih banyaknya masyarakat yang memandang tabuh wanita bekerja bukanlah satu hal yang mudah terlebih lagi keempat informan dalam penelitian ini adalah wanita yang telah memiliki kelaurganya sendiri atau yang telah menikah. Pandangan miring masyarakat menjadi salah satu resiko yang harus mereka tanggung. Pandangan miringtersebut semakin besar terkait dengan pekerjaan yang mereka pilih yaitu sebagai juru parkir. Pekerjaan menjadi seorang juru parkir bukanlah pekerjaan yang mudah, selain resiko pekerjaan yang cukup besar, pekerjaan ini juga masih dianggap bukan pekerjaan yang layak untuk seorang wanita. Akan tetapi pandangan miring dari masyarakat bukanlah masalah yang besar untuk keempat informan dalam penelitian ini. Mereka menyadari tidak semua orang dapat menerima keputusan yang mereka ambil untuk menjadi seorang juru parkir. Mereka lebih memilih untuk tidak menghiraukan pandangan miring tersebut dan mereka lebih memilih Universitas Sumatera Utara