19
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Definisi Pariwisata
Kata pariwisata baru popular pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan kata turisme, serapan dari Bahasa Belanda “tourisme”. Sejak 1958 resmilah kata
pariwisata sebagai padanan tourisme Bld atau tourism Ing. Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah darmawisata, karyawisata,
widyawisata, yang semuanya mengandung unsure “wisata”. Menurut KBIK 1992 dalam Warpani, 2007 : 5 kata wisata vi Skr berarti: bepergian bersama-
sama untuk bersenang-senang dan sebagainya; bertamasya; piknik; wisatawan n adalah orang yang berdarmawisata; pelancong; turis. Yoeti mengartikan wisata
adalah perjalanan sebagai padanan kata ‘travel’ sehingga wisatawan adalah ‘traveller’, orang yang melakukan perjalanan.
Yoeti 1988 dalam Warpani, 2007 : 5-6 mengutip berbagai pengertian pariwisata menurut para ahli seperti di bawah ini, yaitu:
1. Wahab 1992 dalam Warpani, 2007 : 6, memandangnya sebagai
suatu kegiatan kemanusiaan berupa hubungan antarorang baik dari negara yang sama atau antarnegara atau hanya dari daerah geografis
yang terbatas. Di dalamnya termasuk tinggal untuk sementara waktu di daerah lain atau negara lain atau benua lain untuk memenuhi berbagai
Universitas Sumatera Utara
20
kebutuhan kecuali kegiatan untuk memperoleh penghasilan, meskipun pada perkembangan selanjutnya batasan “memperoleh penghasilan”
menjadi kabur. 2.
Hans Buchli dalam Warpani, 2007 : 6, mendefinisikan bahwa pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari
seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga
yang digunakan untuk maksud tetentu. 3.
Menurut Prof. Kurt Morgenroth dalam Warpani, 2007 : 6, pariwisata dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan
tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan
kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
4. Gluckmann dalam Warpani, 2007 : 6, pariwisata diartikan
keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada untuk sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan
dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu. 5.
Menurut Dr. Hubbert Gulden dalam Yoeti, 1996 : 117, “Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu
tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-
Universitas Sumatera Utara
21
lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.
Berbagai definisi yang dikutip menunjukkan beragam aspek yang menjadi titik tolak pandangan masing-masing ahli dalam mendefinisikan pengertian
pariwisata. Kemudian ada kesamaan yang dapat ditangkap dari definisi-definisi tersebut, yakni meninggalkan tempat kediamannya sehari-hari pergi ke tempat
lain untuk tinggal sementara waktu dan bukan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. Selain itu pariwisata juga dapat dikatakan sebagai sebuah industri jasa
dalam bentuk pelayanan yang diberikan pada wisatawan sehingga pariwisata dikenal dengan industri tanpa asap.
Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt dalam Yoeti, 1996 : 115 memberikan batasan yang bersifat teknis yaitu sebagai berikut : “Pariwisata adalah keseluruhan
dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak
tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang sifatnya sementara tersebut”.
Dalam buku Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah, kata ‘wisata’ dan ‘pariwisata’ digunakan secara bergantian sesuai dengan istilah baku; wisata dan
pariwisata hanya mengandung arti yang berkaitan dengan tourism. Untuk padanan travel akan digunakan kata ‘kelana’ menurut KBIK 1991 dalam Warpani,
2007:8, kata yang sudah cukup dikenal dalam Bahasa Indonesia kini maupun
Universitas Sumatera Utara
22
kuno. Dengan demikian tidak ada lagi kerancuan. Wisatawan adalah tourist, pengelana atau kelana adalah traveler.
Dalam memandang kompleksitas kepariwisataan, menurut Leiper dalam Marpaung, 2002:28 mengemukakan 3 elemen kepariwisataan, yaitu kegiatan
wisatawan, sektor-sektor industri dan letak geografis dari daerah tujuan wisata yang diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Wisatawan, merupakan pelaku utama dalam sistem ini. Pariwisata
merupakan suatu pengalaman manusia yang menyenangkan dan membantu membuang rasa jenuh dari kehidupan sehari-hari yang
bersifat rutin dan membosankan. 2.
Letak Geografis, dalam sistem ini terdapat 3 daerah utama, yaitu: a.
Daerah Asal Wisatawan DAW, yaitu daerah yang membangkitkan kunjungan wisatawan menuju daerah atau negara
tertentu. Di daerah ini wisatawan dirangsang dan dimotivasi untuk pergi ke suatu objek dan daya tarik wisata tempat wisatawan
memperoleh segala informasi yang dibutuhkan menyangkut kepergiannya dalam melakukan perjalanan wisata.
b. Daerah Tujuan Wisata DTW, dalam banyak hal merupakan akhir
dari perjalanan wisata, di tempat wisata pengaruh yang kuat dari kepariwisataan akan banyak dirasakan. Di tempat inilah wisatawan
mengimplementasikan rencana dan tujuan utama perjalanan wisatanya.
Universitas Sumatera Utara
23
c. Daerah rute transit, daerah ini merupakan daerah antara tempat
persinggahan sementara bagi wisatawan yang sedang melakukan perjalanan. Tidak menutup kemungkinan bahwa daerah ini menjadi
tujuan akhir dari perjalanan wisatawan dikarenakan beberapa alasan sehingga wisatawan tidak melanjutkan perjalanannya ke
daerah wisata yang dituju. 3.
Industri Pariwisata, bagian ini dipandang sebagai kegiatan perusahaan dari organisasi yang menyangkut pengantar produk kepariwisataan.
Adapun yang termasuk dalam industri pariwisata adalah industri yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan wisata untuk melayani
wisatawan sejak keberangkatan dari tempat asal hingga tiba di tempat tujuan, seperti: biro perjalanan wisata, transportasi, hotel, toko,
cinderamata, dll. Ketiga elemen yang disebutkan di atas saling berinteraksi satu dengan
yang lain, tidak hanya sebagai pengantar produk pariwisata tetapi juga dalam hal transaksi dan daya tarik dari pariwisata itu sendiri.
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan dijelaskan bahwa: 1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
Universitas Sumatera Utara
24
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang danatau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata. 7.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang danatau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut WTO 1999:5, dikutip dari http:konsepblackbook.blogspot.com201304konsep-dasar-pariwisata.html
, diakses 18 november 2013 yang dimaksud dengan pariwisata adalah sebagai
berikut: a.
Tourism-activities of person traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for
leisure, business and other purpose; Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini berlangsung dalam jangka waktu
tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang- senang, bisnis dan lainnya.
b. Visitor-any person traveling to a place other than that of hisher usual
environment for less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay in the place visited;
Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari lingkungan kesehariannya dalam
jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.
c. Tourist-overnight visitor, visitor staying at least one night in a
collection or private accommodation in the place visited;
Universitas Sumatera Utara
26
Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi
umum ataupun pribadi. d.
Same day visitor-excursionists, visitor who does not spend the night in a collective or private accommodation in place visited;
Pengunjung harian adalah ekskursionis, pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.
Definisi-definisi itu menjabarkan unsur-unsur penting dalam kepariwisataan seperti berikut ini:
1. Jenis kegiatan yang dilakukan dan tujuan kunjungan
2. Lokasi kegiatan wisata
3. Lama tinggal di daerah tujuan wisata
4. Fasilitas dan pelayanan yang dimanfaatkan yang disediakan oleh usaha
pariwisata.
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata