Pendahuluan POTENSI BANGUNAN BERSEJARAH ISTANA MAIMON SEBAGAI

47

BAB IV POTENSI BANGUNAN BERSEJARAH ISTANA MAIMON SEBAGAI

ASET PARIWISATA DI KOTA MEDAN

4.1 Pendahuluan

Membicarakan sebuah potensi berarti adanya suatu objek yang memiliki kekuatan dan dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Contohnya potensi bangunan bersejarah yaitu sebuah bangunan atau kelompok bangunan yang memiliki nilai sejarah baik dari fisik maupun fungsi dari bangunan tersebut. Kemudian adanya kekayaan budaya yang mempunyai nilai jual yang mampu merangsang minat wisatawan untuk mengetahui dan mengembangkannya. Misalnya potensi budaya dapat dilihat dari kekayaan budaya daerahnya, busana daerah, kesenian daerahnya, begitu juga dengan potensi sejarah dapat dilihat dari sejarah berdirinya bangunan tersebut. Oleh karena hal-hal tersebut, maka muncullah suatu daya tarik bagi wisatawan itu sendiri. Membicarakan potensi bangunan bersejarah Istana Maimon, yaitu adanya sejarah singkat Kesultanan Deli, sejarah berdirinya Istana Maimon, pengenalan budaya melayu-deli, contohnya tradisional musik melayu dan tarian tradisional melayu. Kemudian adanya sumberdaya budayanya yang dapat dilihat dari bentuk arsitektur bangunannya dilihat dari ornamen-ornamen dari bentuk bangunannya, juga termasuk ilmu pengetahuan arkeologisnya dan berbagai macam peninggalan Universitas Sumatera Utara 48 dari Kerajaan Istana Maimon, seperti peralatan makan kesultanan, perlengkapan musik deli, pakaian kebesaran sultan deli, lampu-lampu kristal dari Eropa zaman dahulu, dan foto-foto pemangku jabatan kesultanan sejak dahulu kala. Selain itu bangunan bersejarah Istana Maimon ini termasuk dalam kriteria umum dari beberapa objek wisata yang perlu dilestarikan, seperti termasuk dalam kriteria peranan sejarah yaitu bangunan-bangunan dan lingkungan perkotaan yang merupakan lokasi dari peristiwa penting yang bersejarah, dilestarikan sebagai ikatan simbolis antara peristiwa yang lampau dengan kondisi pada saat ini. Kemudian termasuk dalam kriteria kejamakan yaitu bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan, karena mewakili satu jenis khusus bangunan yang cukup berperan. Juga kriteria kejamakan ditekankan pada seberapa jauh karya arsitektur tersebut mewakili suatu ragam atau jenis khusus yang spesifik. Kemudian yang terakhir termasuk dalam kriteria keistimewaan, karena keistimewaannya adanya peradaban yang sampai sekarang dikenal masyarakat. Oleh karena itu, potensi bangunan bersejarah Istana Maimon perlu dikembangkan dan dilestarikan karena adanya keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan masyarakat sekitarnya. 4.2 Bangunan Bersejarah Istana Maimon sebagai Salah Satu Objek dan Daya Tarik Wisata terfavorit di Kota Medan Istana Maimon termasuk salah satu objek dan daya tarik wisata terfavorit di kota Medan, karena memiliki keunikan tersendiri juga adanya nilai sejarah dan Universitas Sumatera Utara 49 budaya sehingga menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sejarah Istana Maimon berhubungan erat dengan perkembangan tembakau Deli di kota Medan pada masa penjajahan Belanda. Pada masa pemerintahan Sultan Deli ke- VIII, beliau mulai menjalin hubungan kerjasama dengan pemerintah Belanda yaitu melakukan pembukaan lahan tembakau di daerah Kerajaan Deli. Awal perkembangannya dimulai dari percobaan penanaman tembakau secara besar- besaran di Indonesia dilakukan bangsa Belanda pada tahun 1830 oleh van den bosch melalui “cultuurstelsel” yaitu sekitar Semarang, Jawa Tengah, namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, Belanda mencoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki, Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian, yaitu besoekisch profstation pada tahun 1910 dengan adanya balai penelitian tersebut maka usaha-usaha guna mendapatkan alur yang cocok dan diinginkan terbuka dengan cara seleksihibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada di datangkan dari luar, jenis tembakau besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di Besuki tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis kedu dengan jenis deli djojosudiro, 1967, sumber dari http:aa5735sc.blogspot.com201106sejarah-tembakau-indonesia.html diakses 20 oktober 2014. Dua tahun kemudian , yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta- Surakarta, tepatnnya di daerah klaten. Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopor oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Dan pada tahun 1906 didirikan deli proefstation. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman Universitas Sumatera Utara 50 tembakau untuk wilayah deli sekitar sungai ular dan anak sungai wampulah merupakan daerah yang baik untuk tembakau Deli, jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik guna keperluan pembungkusan cerutu. Ketiga daerah yang disebutkan diatas besuki di Jawa Timur, Klaten di Jawa Tengah dan Deli di Sumatera Utara, sekarang merupakan daerah penghasil tembakau jenis cerutu yang sangat potensial bagi Indonesia. Dalam perdagangan internasional khususnnya Eropa. Indonesia masih merupakan pensuplay komoditas tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Dalam pasaran internasional tembakau Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan tembakau Jawa dan tembakau Deli lebih dikenal dengan tembakau Sumatera. Sejarah awal berkembangnya perkebunan di Deli, yaitu pemerintah Belanda tercatat pertama kali masuk di Deli tahun 1841, ketika sebuah kapal, Arent Patter, merapat untuk mengambil budak. Selanjutnya, hubungan Deli dengan Belanda semakin mulus. Tahun 1863 Kapal Josephine yang membawa orang perkebunan tembakau dari Jawa Timur, salah satunya adalah Jacobus Nienhuijs, dari Firma Van Den Arend Surabaya mendarat di Kesultanan Deli yang selanjutnya dikenal sebagai peletak dasar budaya perkebunan di Sumatra Utara. Oleh Sultan Deli, ia diberi tanah untuk Perkebunan Tembakau Tabaks Plantations dan mendapat konsesi tanah selama 20 tahun. Sejarah perkebunan Deli dimulai ketika langkah kerja Jacobus Nienhuys dan para pionir pengusaha perkebunan pertama kali menggarap atau membuka Universitas Sumatera Utara 51 wilayah perkebunan di Sumatera Utara. Sejak awal dimulainya perkebunan, menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat dimana pada tahun 1864 produksi tembakau telah meledak di pasaran Eropa. Pada saat itu, dengan meminjam istilah Karl J. Pelzer 1976, Deli dikenal sebagai ’Dollar Land’ dengan predikat sebagai penghasil daun pembungkus cerutu terbaik dunia mengalahkan tembakau dari Brazil dan Cuba. Usaha Jacobus Nienhuys terus berkembang dan pada tahun 1869, Nienhuys mendirikan Deli Matschapaij, suatu badan usaha yang membawahi sekitar 75 daerah perkebunan di Sumatra Timur yang berasal dari usahawan mancanegara seperti Jerman, Inggris, Swiss, Belgia dan Amerika. Pada tahun 1870 Deli Matschapaij memindahkan kantornya dari Labuhan ke Medan tepatnya di Jalan Tembakau Deli Sekarang. Selanjutnya, Tahun 1871, Jacobus Nienhuys meninggalkan Medan. Empat tahun setelah kepulangan Nienhuys itu, telah terdapat sebanyak 40 saham kesertaan orang Eropa di perkebunan Deli seperti perkebunan Maryland Marelan, Arhemia, Helvetica Helvetia, Poland Polonia, Mariendal dan lain- lain serta terdapat 15 proposal yang telah menyatakan ikut bergabung. Komoditas yang mereka tanam tidak hanya Tembakau tetapi telah merembes ke sektor lain seperti Karet, Kopi, Lada, Pala, Kelapa Sawit dan Teh. Lain dari pada itu, wilayah perkebunan tidak lagi terkonsentrasi di Deli tetapi telah pula menjalar ke kawasan lain seperti Langkat, Binjai, Serdang, Padang Tebing Tinggi, Siantar dan Simalungun. Universitas Sumatera Utara 52 Kesimpulannya, perdagangan tembakau Deli di kota Medan semakin maju sejak pemerintahan Raja Sultan Deli IX dan menjadi bagian dari sejarah berdirinya Istana Maimon juga, karena berkat izinnya Nienhuys, seorang pengusaha asal Belanda mendirikan usaha tembakau. Pendirian usaha tembakau ini adalah cikal bakal berkembangnya kota Medan dan menjadi faktor penyebab kedatangan bangsa-bangsa asing Cina, India Tamil, Belanda ke wilayah Medan. Sehingga, bangunan bersejarah Istana Maimon termasuk salah satu objek dan daya tarik wisata terfavorit di kota Medan, juga menjadi bukti bahwa Istana Maimon merupakan sejarah dari awal berkembangnya perkebunan tembakau Deli yaitu dapat dilihat adanya ornament-ornamen daun tembakau di bagian bangunan Istana Maimon. Oleh karena hal itulah masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara banyak ingin tahu akan kaitannya sejarah berdirinya Istana Maimon dengan kota Medan.

4.3 Potensi Bangunan Bersejarah Istana Maimon Sebagai Aset Pariwisata di Kota Medan