Perkembangan murbei biasanya melalui biji dan stek. Biji berkecambah selama 9-14 hari tergantung pada musim. Perbanyakan vegetatif pada tanaman
murbei lebih banyak dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman murbei. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan stek. Stek diambil dari tanaman induk yang
unggul dan berumur sekitar 12-20 bulan dengan pertumbuhan yang bagus, bebas hama penyakit, batang tegak, produksi daun tinggi, serta ukuran daun lebar-lebar.
Tanam murbei paling ideal ditaman pada ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut. Dengan daerah yang mempunyai temperature rata-rata 21-23°C sangat cocok
untuk murbei. Tanah sebaiknya memiliki pH di atas 6, teksturnya gembur, ketebalan lapisan paling tidak 50 cm. tanah yang subur tentu akan memberikan
dukungan pertumbuhan yang baik. Walaupun begitu, tanah yang kurang subur bisa dibantu dengan dosis pemupukan yang tepat Subandy, 2008.
Berdasarkan penelitian Samsijah dan Kusumaputra 1975, mengenai pengaruh pemberian pakan pada ulat kecil dan ulat besar dengan jenis daun yang
berbeda M. multicaulis, M. alba, dan M. cathayana terhadap pemeliharaan daun dan mutu kokon, diperoleh hasil bahwa M. alba memiliki kadar protein tertinggi
pada daun muda 18,66 dan tua 17,59. Daun yang memilki kandungan karbohidrat tertinggi sebanyak 56,18 pada daun muda dan 63,14 pada daun
tua dimiliki oleh M. cathayana. Pemberian pakan M .alba pada ulat kecil dan M. multicaulis pada ulat besar dapat meningkatkan mutu kokon yang cukup baik.
2.4. Pemupukan
Unsur hara merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan fungsinya tidak dapat digantikan unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi,
terlalu lambat tersedia akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu dengan ditandai gejala seperti tanaman kurus, daun menguning, dan tidak mau
berbuah. Oleh sebab itu kita harus menambahkan unsur hara ke dalam tanah, agar tanaman tidak kekurangan unsur hara Tjitrosoepomo, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu setelah tanaman murbei dipangkas. Saat yang tepat adalah 2 minggu setelah pemangkasan. Jenis pupuk
yang sering diberikan pada tanaman murbei adalah Urea, KCl dan SP-36 serta pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang. Adapun banyaknya pupuk
yang diberikan adalah Urea 350 kgha, KCl 150 kgha dan SP-36 sebanyak 50 kgha. Sedangkan pupuk organik berupa pupuk kandang diberikan sebanyak 15
tonha. Ada dua cara pemberian pupuk pada tanaman murbei yaitu pupuk ditabur diantara baris tanaman kemudian ditimbun dengan tanah, atau dengan cara ditugal
pada jarak 30 cm dari tanaman. Perlu diperhatikan bahwa pemupukan, terutama pupuk buatan harus dilakukan 3 bulan sebelum pemanenan daun, hal ini untuk
menghindari terjadinya keracunan Sutanto, 2002.
Menurut Rauf et al., 2000 dan Balai Persuteraan Alam 2007, beberapa peranan pupuk anorganik adalah:
a. Nitrogen N merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah merangsang pertumbuhan vegetatif
batang dan daun, meningkatkan jumlah anakan serta sebagai bahan dasar protein, asam amino dan klorofil. Kekurangan unsur N pada tanaman murbei
dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun kekuning-kuningan. Kelebihan unsur N pada tanaman murbei menyebabkan pertumbuhan vegetatif
memanjang lambat panen dan respon terhadap serangan hama atau penyakit. b. Posfor P berperan penting terhadap proses pertumbuhan dan pembelahan sel,
serta perkembangan jaringan meristematik baik yang ada di batang maupun dalam cabang. Ulat yang memakan daun murbei yang kekurangan fosfor maka
mengalami keterlambatan dalam mengokon dan tubuh ulat kecil. c. Kalium K Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial
bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Daun murbei yang mengandung K maka tanaman mubei lebih
tahan terhadap hama dan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan November 2012 di depan Hutan Tridarma Universitas Sumatera Utara, Laboratorium Tanah
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Laboratorium Fisiologi Hewan, Laboratorium Genetika dan Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan kebun, cawan petri, kuas, keranjang plastik, timbangan digital, oven, botol selai dan botol aquadest.
Bahan yang digunakan adalah daun murbei Morus cathayana, telur ulat sutera, kertas karbon, kertas pembungkus makanan kertas alas, kertas HVS,
pupuk anorganik Urea, TSP dan NPK, alumunium Foil dan aquadest.
3.3. Metodologi Penelitian
Model Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental Experimental Research dengan Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri
dari dua perlakuan dengan 20 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari tanaman murbei Morus cathayana yang diberi pupuk dan tanpa diberi pupuk dengan simbol
sebagai berikut: P
= Tanpa pupuk dan P
1
= Diberi pupuk
Universitas Sumatera Utara
3.4. Prosedur Kerja 3.4.1. Di lapangan
a. Persiapan Lahan Pembersihan dan Pengolahan Lahan
Sebelum lahan diolah terlebih dahulu dilakukan analisis kandungan unsur hara di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Lampiran 6. Lahan penanaman murbei
Morus cathayana seluas 10x3 m yang berada di depan Hutan Tridarma Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu dibersihkan dari rerumputan. Lahan
yang telah dibersihkan dibagi menjadi 2 yaitu lahan yang dipupuk dan lahan tanpa pupuk masing- masing seluas 5x3 m. Dari masing-masing lahan tersebut
diolah menggunakan cangkul sedalam 30-50 cm dan kemudian dibuat bedengan setinggi 5-10 cm. Setiap perlakuan yang dipupuk dan tanpa pupuk dibuat masing-
masing 5 bedengan. Fungsi bedengan adalah agar pertumbuhan murbei lebih merata, mempermudah pemeliharaan dan pemanenan daun. Setiap bedengan
dibuat parit-parit sedalam ±30 cm. Fungsi parit-parit adalah tempat menampung genangan air karena perakaran murbei tidak tahan terhadap genangan air Balai
Persuteraan Alam, 2007.
b. Penanaman murbei Morus cathayana
Stek murbei yang digunakan diperoleh dari Desa Kacinambung, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Stek yang
didapatkan dipotong menggunakan parang yang tajam agar tidak melukai stek yang didapat. Panjang stek murbei adalah 20-25 cm dengan mata tunas 4-5 buah.
Salah satu ujung stek dipotong sedikit meruncing ±1,5 cm dan ujung lainnya mendatar, kemudian diletakkan ke dalam plastik dan di basahi dengan sedikit air.
Kemudian esok harinya stek yang didapat ditanam pada setiap bedengan dimana masing-masing bedengan ditanam 5 stek dengan jarak tanam 0,5 m Balai
Persuteraan Alam, 2007.
Universitas Sumatera Utara
c. Pemeliharaan Tanaman murbei Morus cathayana
Stek tanaman murbei telah ditanam, dipelihara dan dirawat. Apabila ada stek yang mati, maka segera diganti dengan stek yang baru. Selain itu stek di
bersihkan dari gulma-gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman murbei dan dilakukan penyiraman tiga minggu sekali. Tanah selalu digemburkan untuk
menjaga aerasi tanah.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk disekeliling tanaman murbei sebanyak. Dosis pemupukan untuk tanaman murbei dapat dilihat pada
Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Dosis Pemupukan Tanaman Murbei Jenis
Pupuk Kandungan
Unsur Hara Kadar
Unsur Hara Dosis
Pemupukan kgha
Konversi Dosis Pemupukan
kgm
2
Urea N
46 N 210
0,32 TSP
P 36 P
100 0,15
N,P,K N,P,K
16 N, 16 P, 16 K
260 0,39
Balai Persuteraan Alam, 2007
3.4.2. Di laboratorium a. Penetasan telur ulat Sutera